Terbaik 17 di Sumbar, SMAN 1 Sawahlunto Masih Sulit Menjadi yang Terdepan

SAWAHLUNTO - SMA Negeri 1 Sawahlunto sulit untuk tampil menjadi yang terdepan, dalam pengelolaan pendidikan terbaik di Sumatera Barat. Tampil mewakili ‘Kota Arang’, SMA Negeri 1 Sawahlunto, harus puas berada di posisi ke 17, dari deretan sekolah-sekolah unggulan terbaik di Sumatera Barat, dalam penilaian yang dititikberatkan pada jumlah lulusan yang berhasil masuk ke perguruan tinggi.

Wajar saja, penilaian pengelolaan pendidikan terbaik di Sumatera Barat itu, dilakukan dengan mengedepankan penskoran jumlah lulusan yang masuk perguruan tinggi, yang dijumlahkan menurut skor sesuai dengan level perguruan tinggi se Indonesia.

Di level satu misalnya, terdapat Institut Teknonologi Bandung, Universitas Indonesia, dan Universitas Gajah Mada, yang dinilai dengan skor 4 poin. Selanjutnya di level tiga terdapat IPB, Unibraw, Undip, UPI Bandung, ITS, dengan skor 3 poin.

Sedangkan sisanya, perguruan tinggi negeri lainnya berada di level dua dengan skor 2 poin. Sementara perguruan tinggi swasta sendiri berada di level empat dengan skor masing-masing 1 poin.

Semakin banyak lulusan sekolah unggulan yang berhasil masuk ke perguruan tinggi dengan level satu, akan semakin tinggi bobot skor yang diberikan kepada sekolah unggulan yang didaulat mewakili setiap daerah kabupaten dan kota tersebut.

Sekolah yang kini dipimpin Sri Sumarni tersebut, pada tahun 2015 lalu, dengan 190 lulusan, berhasil masuk perguruan tinggi negeri sebanyak 126 siswa atau 66,32 persen. Sedangkan untuk perguruan tinggi swasta sebanyak 17 lulusan atau 8,95 persen.

“Total lulusan sekolah di tahun 2015 yang melanjutkan pendidikan, baik negeri maupun swasta mencapai 143 siswa atau 75,26 persen,” ungkap Sri Sumarni.

Lulusan SMA Negeri 1 Sawahlunto tahun 2015, juga ada yang berhasil menembus perguruan tinggi negeri yang diposisikan di level satu dengan skor 4 poin, yakni 4 lulusan di Universitas Indonesia, dan 3 lulusan di Universitas Gajah Mada.

Sedangkan di perguruan tinggi negeri yang berada di level dua dengan skor 3 poin, terdapat 6 lulusan di Institut Pertanian Bogor, 4 di Unibraw, 1 lulusan di Undip, 2 di UPI Bandung, dan 1 lulusan di ITS.

Dan seratusan lulusan lainnya berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri di level tiga dengan skor 2 poin, serta 17 lulusan di perguruan tinggi swasta di level empat skor 1 poin.

“Dengan sistem pembobotan level perguruan tinggi dan yang skor poin yang berbeda di setiap level, sebagai wakil Sawahlunto, kami membutuhkan jumlah lulusan yang lebih banyak lagi,” ungkap Sri.

Angka lulusan SMA Negeri 1 Sawahlunto yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tahun 2015 itu, cenderung meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 sebelumnya.

Dimana tahun 2014, jumlah lulusan SMA Negeri 1 Sawahlunto mencapai 163 orang, 97 atau 59,51 persen diantaranya berhasil masuk perguruan tinggi negeri, sedangkan yang masuk swasta 13 orang atau 7,98 persen, dengan total 110 lulusan atau 67,49%.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sawahlunto, Marwan mengatakan, jumlah lulusan SMA Negeri 1 Sawahlunto kalah banyak dengan jumlah lulusan sekolah unggulan di kabupaten dan kota lain.

“Jumlah lulusan SMA Negeri 1 Sawahlunto angkanya masih di bawah dua ratusan. Sedangkan kabupaten atau kota lain, jumlah lulusan sekolah sudah berada di atas tiga ratus,” terang Marwan didampingi Supar, Kepala Bidang Dikmenti.

Jika tolak ukurnya persentase lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi, terang Marwan, SMA Negeri 1 Sawahlunto tentu akan teratas. Namun, tolak ukurnya angka atau jumlah lulusan yang masuk perguruan tinggi, kemudian dikalikan dengan bobot skor di setiap level perguruan tinggi se Indonesia.

Menanggapi posisi SMA Negeri 1 Sawahlunto yang berada di urutan ke 17 dalam perengkingan sekolah-sekolah unggul di Sumatera Barat, Marwan mengatakan, pihaknya ke depan akan lebih fokus pada persiapan masuk perguruan tinggi bagi lulusan.

“Di samping persiapan untuk ujian akhir, tentu instansi akan juga lebih meningkatkan fokus siswa tahun akhir untuk persiapan masuk perguruan tinggi,” pungkasnya. (humas)