Home  /  Berita  /  Umum
NASIONAL

Astaga... Luas Lahan yang Terbakar Sejak Juli Hingga Oktober 2015 Lebih dari 2 Juta Hektar

Astaga... Luas Lahan yang Terbakar Sejak Juli Hingga Oktober 2015 Lebih dari 2 Juta Hektar
Minggu, 01 November 2015 07:33 WIB
Penulis: .
JAKARTA - Luas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi selama beberapa bulan ini ternyata sangat fantastis. Hasil pengamatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dengan teknologi berbasis teknologi antariksa, luas lahan yang terbakar mencapai lebih dar 2 juta hektar.

Situs resmi LAPAN, lapan.go.id, Sabtu (30/10/2015) merilis data hasil pemantauan data penginderaan jauh LAPAN selama periode 21 Juni hingga 20 Oktober 2015, diperkirakan sebanyak 2.089.911 hektar luas wilayah Indonesia yang mengalami kebakaran hutan atau lahan.

Perincian perkiraan tersebut yaitu sebanyak 618.574 hektar merupakan lahan gambut dan 1.471.337 hektar merupakan lahan nongambut. Kebakaran terjadi di Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Jawa, dan Maluku.

Di wilayah Sumatera, sebanyak 832.999 hektar daerah yang terbakar dengan rincian 267.974 hektar merupakan lahan gambut dan 565.025 hektar merupakan lahan nongambut.

Di wilayah Kalimantan, seluas 806.817 hektar daerah yang terbakar dengan rincian 319.386 lahan gambut dan 487.431 lahan nongambut. Di wilayah Papua, sebanyak 353.191 hektar lahan terbakar dengan rincian 31.214 hektar lahan gambut dan 321.977 hektar lahan nongambut.

Sementara itu di wilayah Sulawesi sebanyak 30.912 hektar, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 30.162 hektar, Jawa sebanyak 18.768 hektar, dan Maluku sebanyak 17.063 hektar. Daerah yang terbakar di keempat wilayah tersebut merupakan lahan nongambut.

Estimasi luas dan sebaran burned area (daerah terbakar) tersebut diperoleh berdasarkan data satelit penginderaan jauh selama Juni dan Oktober 2015.

Data satelit yang digunakan berasal dari Terra Modis, Terra-Aqua-Modis, SNPP-VIIRS, Landsat-8, SPOT-5, SPOT-6, dan SPOT-7. Kemudian, estimasi ini juga diperoleh berdasarkan integrasi analisis peta lahan gambut dari Kementerian Pertanian, peta batas administrasi kabupaten/kota dan provinsi dari BIG. Hasil pemantauan tersebut bersifat perkiraan atau estimasi.

Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, Dr Rokhis Komarudin mengatakan, akurasi metode yang dibangun LAPAN tersebut mencapai 75 persen.

Pemantauan daerah terbakar yang paling kecil dapat dideteksi oleh satelit Aqua/Terra MODIS yaitu 6,22 hektar. Metode estimasi ini tidak dapat mendeteksi area terbakar pada lokasi yang selalu tertutup awan dan asap tebal.***

Sumber:lapan.go.id
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/