Home  /  Berita  /  Peristiwa

50 Rumah Nyaris Runtuh Diterjang Abrasi di Ampiang Parak, Pessel

50 Rumah Nyaris Runtuh Diterjang Abrasi di Ampiang Parak, Pessel
Abrasi di Pantai Ampiang Parak, Pessel. (Foto: valora.co.id)
Senin, 02 November 2015 11:28 WIB
Penulis: Calva
PAINAN - Setidaknya 50 rumah di Kawasan Pantai Ujung Air, Nagari Ampiang Parak, Kecamatan Sutera Pessel nyaris runtuh diterjang air laut atau abrasi. Sedangkan satu unit rumah dan ratusan tanaman kelapa milik warga dipastikan sudah tumbang dikikis oleh air laut. Untuk mengurangi meluasnya dampak abrasi, Kelompok Siaga Bencana (KSB) Amping Parak berupaya membuat penahan ombak dengan bambu dan tumpukan karung berisikan pasir.

Abrasi di Ujung Air membentang sepanjang 150 meter dari batas Nagari Kambang Kecamatan Lengayang hingga ke bagian utara dan membentuk tebing setinggi satu setengah meter lebih. Kepala Bagian Humas Pemkab Pessel, Sabrul Bayang dihubungi Senin, 02 Novemvber 2015, menyebutkan, Pemkab. Pessel sedang melakukan berbagai upaya dalam mengatasi musibah ini bersama dengan BPBD Pessel.

Sementara itu, untuk memperlambat kerusakan Kelompok Siaga Bencana (KSB) Ampiang Parak membuat benteng dari bambu dan memasang tumpykan karung berisi pasir. Irwan Ketua KSB Amping Parak, menyebutkan, ratusan karung diisi pasir bantuan swadaya masyarakat dipasang di sepanjang lokasi abrasi. Menurutnya, untuk mengamankan seluruh kawasan dari abrasi, dibutuhkan setidaknya 50.000 karung berisi pasir. Pihaknya selain menggelar aksi pembuatan penahan abrasi juga melakukan validasi data kerusakan lahan dan tanaman.

Di lokasi kejadian, aktivitas pengikisan oleh air laut terus berlangsung. Maka setelah rumah Marsijon menunggu 50 unit rumah lagi yang bakal rusak. Marsijon (50), korban abrasi menyebutkan, kikisan tahun ini menimbulkan dampak hebat. Keberadaan batu grib hanya sedikit saja membantu untuk mengamankan kawasan itu dari abrasi.

Selanjutnya Ketua LSM Swara Pesisir Rizal Mala menyebutkan, ketika pembangunan batu grib yang tidak tuntas beberapa tahun lalu, warga sebenarnya sudah merasa khawatir, soalnya dengan pemasangan seperti itu akan menimbulkan dampak dimana akan ada bagian bagian yang lowong akan dikikis air laut dengan kekuatan justeru lebih besar.

“Kami sudah mendapatkan analisa dampak pembangunan batu grib dari masyarakat. Lalu ketika itu melalui media massa kami mendesak pemerintah pembangunan batu grib itu perlu menambah bangunan pada titik titik yang bakal muncul menjadi tempat bencana baru,” katanya.

Kepala BPBD Pessel Prinurdin menyebutkan, selain pasir di Ujung Air, abrasi juga terjadi di tempat lain, misalnya di Sumedang, Muaro Jambu, Pantai Selayang Pandang Bayang, Pantai Api Api. Semuanya memang perlu pengamanan. Namun akibat keterbatasan anggaran pemerintah belumlah semuanya bisa teratasi dengan baik. (***)

Sumber:Harianhaluan.com
Kategori:Pesisir Selatan, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/