Home  /  Berita  /  Olahraga
In memoriam Azwar Anas

Kompetisi Liga-1 Buah Tangan Azwar

Kompetisi Liga-1 Buah Tangan Azwar
M Nigara. (Istimewa)
Minggu, 05 Maret 2023 22:21 WIB
Penulis: Azhari Nasution
PULUHAN JUTA pasang mata, tiap tahun lekat menyaksikan pagelaran Liga-1, 2, dan 3 di tanah air. Puluhan juta pekik-sorak menggelegar memenuhi relung sepakbola kita. Itulah legacy yang dihasilkan oleh Azwar Anas, Ketua Umum PSSI ke-11, 1991-1999. Ya, di tangan Azwarlah, kompetisi nasional Perserikatan dan Galatama disatukan. Harapan dan kepercayaan orang terhadap kompetisi nasional secara perlahan namun pasti, mulai kembali.

Kompetisi sepakbola nasional dilahirkan di era Bang Ali (Ali Sadikin, Ketum PSSI ke-8). Meski menyadari bahwa kompetisi adalah puncak pembinaan, tapi secara faktual baru di tahun 1977-78 kompetisi nasional dilahirkan.

Bang Ali bersama para wartawan sepakbola yang tergabung di SIWO-Jaya, sebut saja: Ardi Syarif (Pos Kota), Zuhri Husen (Merdeka), Lukman Setiawan, Herry Komar (Tempo), Valens Doi, Sumohadi Marsis (Kompas), Tabrin Tahar (Majalah Olympic), dan lain-lain, melahirkan kompetisi nasional yang mereka beri nama Liga Sepakbola Utama atau Galatama. Sebelumnya PSSI punya Kompetisi Peserikatan yang sesungguhnya adalah turnamen.

Sontak Galatama telah menjadi pemikat para penggila sepakbola. Bintang-bintang nasional berpindah ke klub-klub Galatama. Namun di ujung Kardono, Ketum PSSI ke-10 dan di awal periode pertama Azwar, Galatama kehilangan kepercayaan. Stadion yang tadinya dijejali penonton, berubah menjadi sunyi.

Kasus suap telah menghancurkan apa yang dibangun Bang Ali. Azwar, Sekertaris Umum PSSI saat itu, Soemaryoto, Nirwan Bakrie, dan beberapa personal lagi, mencoba membangkitkan kembali kepercayaan. Mereka memadukan Perserikatan dan Galatama menjadi Ligina, Liga Indonesia.

Nah, Ligina inilah yang saat ini menjelma menjadi Liga-1 dan pengembangannya menjadi Liga-2 dan 3. Liga yang kemudian melahirkan ratu ribu bahkan jutaan suporter. Liga yang kemudian menimbulkan keekonomian yang baik bagi banyak pihak. Liga yang bukan tidak mungkin satu hari akan menjadi liga yang baik.

Sungguh, jika Azwar Anas, mantan Gubernur Sumatera Barat, Menteri Perhubungan, dan Menko Kesra itu tak menerima usulan Nirwan Bakrie dan kawan-kawan. Azwar yang jika karena kerja kerasnya gagal terpilih di periode kedua, mungkin liga kita tidak akan sesemarak ini.

Ahad (5/3/2023), tepat pukul 11.40, setelah sakit yang berkepanjangan, akhirnya berpulang ke rahmatullah. Azwar, orang yang bersuara lembut, orang yang penuh senyum itu kini telah terbaring. Orang baik itu telah pergi dari muka bumi untuk selamanya.

Selamat jalan Pak Azwar Anas, semoga Allah ampuni seluruh khilafmu, semoga Allah jadikan perjalanan Liga di Indonesia menjadi ibadahmu, dan semoga engkau husnul khotimah, aamiin ya Rabb.

M. Nigara, Wartawan Sepakbola Senior. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/