Home  /  Berita  /  Lingkungan

100an RT di Jakarta Terdampak Banjir, Justin PSI Desak Pembenahan Tata Ruang

100an RT di Jakarta Terdampak Banjir, Justin PSI Desak Pembenahan Tata Ruang
Air banjir menggenangi rumah warga di Pancoran, Jakarta Selatan pada Senin, 27 Februari 2023. (foto: ist./tempoco)
Selasa, 28 Februari 2023 13:58 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI (Partai Solidaritas Indonesia) Justin Adrian Untayana dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/2/2023), mendesak agar pembenahan tata ruang segera dilakukan untuk mengatasi banjir di Jakarta. Hal itu disampaikan merespon banjir yang melanda Jakarta pada Minggu (26/2/2023) lalu.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, genangan banjir terjadi di lima ruas jalan dan 104 RT terdampak. Adapun data wilayah paling parah yakni Di Jakarta Timur sebanyak 57 RT. Bahkan di kawasan pemukiman Kampung Melayu, dan Bidara Cina banjir mencapai ketinggian satu meter.

"Hampir seluruh permasalahan yang ada di Jakarta termasuk banjir, macet, timbunan sampah, ruang terbuka hijau, air bersih, dan lain sebagainya disebabkan oleh tata ruang buruk yang telah diwariskan sekian lama," kata Justin sebagaimana dikutip GoNEWS.co.

Penataan pemukiman, kata dia, dilakukan agar lebih terintegrasi dengan jaringan jalan, transportasi umum, serta utilitas seperti jaringan air dan listrik. Hal itu dinilai sangat penting untuk menciptakan pemukiman yang manusiawi dan berkecukupan fasilitas.

Justin menambahkan, dengan penataan tersebut, daerah aliran air dapat diperlebar melalui program normalisasi sungai. Serapan tanah juga dapat ditingkatkan dengan ruang terbuka hijau serta pembangunan jaringan tampung-alir air atau mikro drainase untuk mengalirkan air dari pemukiman ke sungai-sungai utama dapat dilakukan.

"Selama ini banyak daerah pemukiman yang seringkali tergenang, karena jaringan pembuangannya ke sungai utama terhambat, atau bahkan tertutup sehingga genangan air terkurung tanpa dapat dialirkan, sementara daya resap tanah sangat terbatas sehingga terjadi genangan yang membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat surut," kata Justin.

Selain itu, Justin menilai ada banyak pemukiman padat yang kontur tanahnya adalah cekungan yang membuat air tidak dapat dialirkan ke tempat yang tinggi. Sementara ketika akan dibuat rumah pompa, tidak tersedia lahan yang cukup akibat padatnya pemukiman.

"Hal ini adalah bukti nyata bahwa tata ruang kita sangat buruk sehingga harus dibenahi," tegas Justin.

Justin menjelaskan setidaknya ada tiga jenis penyebab banjir di Jakarta. Pertama ialah banjir kiriman dari Jawa Barat yang mengalir ke Jakarta sebagai areal aluvial atau dataran rendah. Banjir ini mengancam areal pemukiman sepanjang sungai Ciliwung, Sunter dan lainnya.

Kedua, kata Justin, adalah banjir lokal yang disebabkan oleh intensitas air hujan yang dapat mengancam daerah pemukiman dengan kontur tanah cekung. Kondisi itu ditambah dengan jaringan tampung-alir air yang tidak memadai. Ketiga ialah banjir rob yang mengancam pemukiman di kawasan pesisir.

"Oleh karena itu penataan pemukiman juga harus menjadi prioritas pembenahan bilamana kita ingin melindungi warga Jakarta dari musibah yang akan terus mengintai," jelasnya.

Menurut Justin, target kerja normalisasi Sungai Ciliwung yang merupakan salah satu prioritas Pejabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono merupakan langkah yang tepat. Akan tetapi, langkah tersebut adalah satu dari sekian banyak hal yang harus dibenahi dalam rangka menghindarkan warga DKI dari ancaman banjir.

"Saya harap normalisasi sungai dapat berjalan secara paralel dengan pembenahan pemukiman dan tata ruang, serta pemanfaatan lahan-lahan tidur Pemprov DKI untuk ruang terbuka hijau yang dapat difungsikan sebagai areal serapan air," tutupnya.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Lingkungan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/