Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Sepakbola
21 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
Olahraga
22 jam yang lalu
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
3
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
Sepakbola
22 jam yang lalu
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
4
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
Olahraga
21 jam yang lalu
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
5
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
16 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
21 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Sumatera Barat

BKSDA Sumbar Pastikan Dua Gajah yang Berkeliaran di Sijunjung Sudah Pulang ke Riau

BKSDA Sumbar Pastikan Dua Gajah yang Berkeliaran di Sijunjung Sudah Pulang ke Riau
Tim Gabungan saat memeriksa jejak Gajah di Sijunjung. (Foto: Istimewa)
Senin, 20 Februari 2023 17:03 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

PADANG - Balai Konservasi Sumber Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) menyebutkan dua ekor gajah yang muncul di Nagari Durian Gadang Kabupaten Sijunjung, provinsi Sumater Barat pada Selasa (14/2/2023), telah kembali ke Provinsi Riau.

Demikian diungkapkan Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono kepada GoNews.co, Senin (20/2/2023) "Kami berkesimpulan, dua gajah tersebut telah kembali ke Riau," ujarnya.

"Penelusuran jejak dilakukan ke hulu sungai Batang lisun hingga hari Minggu tgl 19 February 2023 dengan jarak terjauh 8 km dari titik terakhir dilihat warga. Dengan kesimpulan akhir gajah kembali ke Riau," tegasnya.

Sebelumnya, Wali Nagari Durian Gadang, Yusri mengatakan, penampakan gajah tersebut diabadikan oleh salah seorang warga dengan ponsel pintarnya pada Selasa (14/2/2023) sekira pukul 06.00 WIB. "Kami bersama tim telah mendatangi lokasi tempat gajah tersebut terlihat," ungkapnya, Kamis (16/2/2023).

Dikatakannya, tim tersebut terdiri dari BKSDA Sumbar, Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Sijunjung, Kapolsek Sijunjung, Babinsa Durian Gadang, pihak BP Geopark Ranah Minang Silokek. "Hasil dari observasi di lapangan, kami tidak mendapati adanya gajah tersebut, tetapi ditemukan jejak dan kotorannya," ujar Yusri.

Ia menjelaskan, jejak kaki gajah tersebut memiliki diameter 40 centimeter (Cm). "Jadi menurut tim ahli, gajah tersebut diperkirakan sudah berusia di atas belasan tahun," terangnya.

Kata Yusri, tim menyusuri mulai dari lokasi awal terlihatnya gajah tersebut hingga masuk kedalam hutan. "Saat jejak gajah sudah masuk ke dalam hutan belantara, kami kembali ke Nagari Durian Gadang," ucapnya.

Kata Yusri, gajah tersebut terpantau sudah bergerak menuju hutan daerah Riau. "Tetapi kami tidak bisa memastikan, sejauh mana gajah tersebut masuk ke dalam hutan," terangnya.

Adapun jarak tempat terlihatnya gajah tersebut berjarak kurang lebih lima kilometer dari pemukiman warga. "Kami bersama tim telah memberikan himbauan kepada masyarakat, jika menemukan gajah tersebut tidak mengganggunya," himbau Wali Nagari Durian Gadang itu.

Menurut Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono, kemunculan dua gajah ini merupakan fenomena baru. Karena yang terakhir kali terjadi pada 43 tahun silam. "Kemarin (Selasa) terpantau ada dua ekor gajah di daerah Sijunjung, pemandangan ini terjadi terakhir kalinya 43 tahun silam," katanya.

Ia mengatakan fenomena tersebut harus disambut dengan suka cita sebab mengartikan bahwa Sumbar kini memiliki aset satwa gajah. Menurutnya penampakan gajah di Sumbar sudah lama tidak terjadi, terakhir kali dilaporkan pada 1980 di Kabupaten Solok Selatan.

Ia menjelaskan keberadaan gajah di Sumbar karena memang merupakan bagian dari perlintasan satwa berbelalai tersebut. "Sumbar adalah perlintasan bagi gajah, dimana perlintasannya mulai dari Bungo (Jambi), Dharmasraya, Sijunjung dan terakhir di Provinsi Riau," jelasnya.

Ardi menenggarai beberapa kemungkinan dari penampakan gajah di Sijunjung itu, di antaranya karena kelompok gajah tersebut sudah tidak ada lagi atau mengikuti kelompok lain.

Atas fenomena tersebut BKSDA Sumbar telah menurunkan tim untuk melakukan koordinasi dengan pihak Muspika, KPH Sijunjung, hingga kepolisian. Koordinasi juga dilakukan dengan pengelola Geopark Silokek sebab lokasi penampakan gajah pada Selasa masuk dalam wilayah Geopark Silokek. "Tim dari BKSDA Sumbar telah diturunkan untuk memantau serta mencatat kemana saja gajah ini pergi, serta mengupayakan perlindungan," katanya.

BKSDA mengajak masyarakat Sumbar merespon kemunculan gajah tersebut dengan suka cita dan menjaga keberadaannya secara bersama-sama, tidak melakukan perburuan atau berbondong-bondong mendekati gajah. "Ini adalah aset bagi Sumbar yang menyatakan bahwa daerah kita punya gajah, mari sama-sama kita lindungi keberadaan dan keselamatannya," ajaknya.

BKSDA menegaskan pelaku yang memburu gajah bisa dijerat dengan pidana sebagaimana termuat dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam. Tim BKSDA Sumbar juga memberikan pemahaman kepada warga nagari durian gadang bahwa gajah adalah anugerah kekayaan alam Sumbar dan harus dijaga dari perburuan dan diracun.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/