Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
19 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
19 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
18 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
4
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Sepakbola
18 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
5
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
18 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
15 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Olahraga

Dua Medali Pembuka Jadi Modal Positif Tim Indonesia di ISG

Dua Medali Pembuka Jadi Modal Positif Tim Indonesia di ISG
Pebalap sepeda putri Indonesia, Ayustina Priatna raih medali perak di Islamic Solidarity Games (ISG0 2022 Konya/ (Foto: NOC Indonesia)
Selasa, 09 Agustus 2022 17:41 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Tim Indonesia mengawali perjalanan manis di Islamic Solidarity Games (ISG) 2021 Konya. Menjelang opening ceremony dini hari nanti, Merah Putih mampu meraih modal positif dengan mengamankan dua raihan medali pembuka, yaitu perak dan perunggu.

Perak dipersembahkan Ayustina Priatna di nomor omnium elite putri. Sedangkan perunggu didapat dari Eki Febri Ekawati yang turun di nomor tolak peluru putri. Torehan prestasi yang diukir Eki sekaligus menjadi medali pertama bagi Indonesia di ISG.

Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia untuk ISG Rafiq Hakim Radinal mengatakan bangga akan prestasi yang ditunjukkan atlet-atlet Merah Putih di ISG. Ia berharap sukses yang didapatkan Ayustina dan Eki dapat menjadi pelecut motivasi para atlet lain yang akan tampil di ISG.

“Saya bangga sekaligus gembira karena Tim Indonesia berhasil meraih dua medali, perak dan perunggu, di ISG sebelum opening ceremony dimulai. Semoga ini bisa menjadi pembangkit semangat bagi atlet-atlet lain yang akan tampil di ISG,” kata Rafiq.

Lelaki yang menjabat sebagai Komite Eksekutif (KE) Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) ini menambahkan persiapan Tim Indonesia menjelang upacara pembukaan. Menurutnya parade defile Tim Indonesia akan beranggotakan 40 orang yang tampil mengenakan baju kontingen benuansa hitam dan merah.

Pembawa bendera, lanjut Rafiq, adalah atlet taekwondo putra Osanando Naufal Khairudin yang akan berjalan berdampingan bersama atlet tolak peluru Eki. Pemilihan atlet putra dan putri untuk flag carrier ini merupakan ketentuan wajib yang ditetapkan oleh panitia penyelenggara.

“Memang tidak semua atlet hadir di opening ceremony karena kami juga harus mengatur kebugaran mereka, terutama bagi mereka yang bertanding esok harinya. Eki sudah selesai bertanding, sedangkan Osanando baru berlaga 11 Agustus jadi masih bisa beristirahat,” kata Rafiq.

GoSumbar.com Atlet toloak peluru Indonesia,
Atlet toloak peluru Indonesia, Eki Febri Ekawati meraih perugggu di Islamic Solidarity Games (ISG0 2022 Konya. (Foto: NOC Indonesia)

Sebagai informasi, opening ceremony berlangsung 21.30 waktu setempat atau Rabu (10/08) dini hari WIB. Acara ini rencananya akan dihadiri langsung President Turki Recep Tayyip Erdogan.

Dihubungi terpisah, pembalap sepeda putri Ayustina Priatna gembira atas raihan perak yang didapatkannya. Meski demikian, Ayu mengaku tak begitu puas karena sebenarnya ia mampu tampil di urutan teratas pada game kedua dan ketiga.

Sebagai informasi, Ayustina berhak atas perak usai mengumpulkan 115 poin. Ia terpaut 5 poin dari pembalap Kazakhtan Rinata Sultanova yang berhak atas medali emas dengan koleksi 120 poin. Perunggu diamankan pembalap Malaysia Nur Aisyah Mohamad Zubir dengan raihan 107 poin.

“Medali perak ini ibaratnya perjuangan tumpah darah karena sudah lama saya tak turun di nomor track dan baru mencoba lagi. Ini turnamen ketiga saya di nomor track setelah India dan Kolombia, tetapi ibaratnya di sini saya benar-benar bermain,” kata Ayu.

“Secara strategi saya tidak begitu maksimal karena negara lain menurunkan dua pembalap, sedangkan saya turun sendiri. Ketika saya tampil bagus di tiga game awal, lawan langsung menandai agar saya ditempel ketat dan karena saya turun sendiri jadi tidak ada yang menjaga saya.”

Meski demikian, Ayu mengatakan mendapat pelajaran berharga dari nomor omnium yang bisa dipetik sebagai modal positif baginya sebelum tampil di nomor ITT dan Road Race. “Sekarang fokus recovery dulu. Alhamdulillah dari NOC Indonesia menyediakan masseur dan pelatih juga bawa protein shake. Insya Allah bisa lebih cepat,” ujar Ayu.

Terpisah, Eki mengaku gembira bisa mempersembahkan medali bagi Indonesia. Eki mengamankan peringkat ketiga di nomor tolak peluru usai membukukan lemparan 14,93m. Medali emas dan perak diamankan tuan rumah, yaitu Emel Dareli (17,25m) dan Pinar Akyol (16,87m).

“Secara persaingan memang mereka di atas kita karena Dareli ini tampil di Olimpiade. Tapi saya tampil tak ada beban, terpenting bisa mendapat lemparan yang bagus saja. Saya bangga bisa memberikan medali perunggu karena otot paha dalam kanan saya sempat agak tegang, beruntung tidak apa-apa hingga akhirnya bisa mendapatkan medali perunggu ini,” ujar Eki. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/