Daftar Pemukiman Terkumuh di Dunia
Berikut beberapa daerah kumuh terburuk di dunia, sebagaimana dikutip dari naijaquest.com:
Baca Juga: Wali Kota Solo Jamin Solo Siap Jadi Tuan Rumah ASEAN Para Games 2022
Baca Juga: Sumbar Luncurkan Inovasi Samsat Wisata di Kota Bukittinggi
1. Kota Orangi, Karachi, Pakistan
Kota Orangi, Pakistan diperkiran memiliki populasi sekitar 2,4 juta jiwa. Pada tahun 1965, Masalah utama di Kota Orangi adalah kurangnya sanitasi atau fasilitas tempat pembuangan kotoran. Namun setelah menunggu campur tangan pemerintah, sebagian besar warga sudah mulai membangun WC sendiri dan sekarang diperkirakan 96 persen rumah tangga memiliki jamban.
Baca Juga: Saat akan Tangkap Pelaku Penyalahgunaan Narkoba, Dua Polisi di Limapuluh Kota Ditusuk Pelaku
Baca Juga: Hingga Akhir Mei, Tercatat 114 Kali Kebakaran di Kota Padang
2. Ciudad Neza, Kota Meksiko
Ciudad Neza memiliki populasi 1,2 juta orang, menjadikan tempat tersebut sebagai daerah terkumuh di bagian Kota Meksiko. Permukiman kumuh tersebut dibangun pada tahun 40 an sebagai tempat bagi orang-orang yang tidak mampu membeli rumah.
Baca Juga: Harga Daging Sapi di Kota Solok Melejit Hingga Rp160 Ribu per Kilogram
Baca Juga: Kasus PMK Sapi di Sumbar tidak Pengaruhi Harga Daging di Kota Bukittinggi
Meskipun pemukiman tersebut direncanakan akan dikembangkan, dan dibangun secara ilegal, ada rasa kebersamaan yang kuat, karena penduduk berkumpul untuk menyediakan hal-hal yang mereka butuhkan.
3. Dharavi, Mumbai India
Baca Juga: Lebihi Jumlah Penduduk, Lebih 1,3 Juta Orang Kunjungi Sejumlah Objek Wisata Kota Padang
Baca Juga: Pengunjung Meningkat, Kota Wisata Bukittinggi Antisipasi Lonjakan Sampah
Daerah Dharavi, memiliki populasi sekitar 1 juta jiwa dan luas daratan sekitar 2,1 kilometer persegi. Tempat tersebut merupakan salah satu tempat terpadat di dunia. Ini adalah salah satu daerah kumuh terbesar di dunia dan salah satu tempat pertama yang disebutkan ketika membahas kondisi kehidupan yang tidak sehat.
Permukiman kumuh Dharavi didirikan pada tahun 1884 selama era kolonial Inggris. Kebanyakan orang-orang yang berada di Dharavi merupakan pekerja pabrik dan para pengungsi dari kota lain. Sejak itu terus meningkat populasi yang mengejutkan karena banyak orang pedesaan India datang ke daerah kumuh itu, mencari pekerjaan di Mumbai.
Baca Juga: Minyak Goreng dari Sawit Mahal, Warga Kota Pariaman Kembali Produksi Minyak dari Kelapa
Baca Juga: Banyak Rumah Warga di 3 Kelurahan Kota Padang Rusak Berat Diterjang Angin Puting Beliung
4. Kibera, Nairobi Kenya
Kibera sebenarnya berarti hutan atau rimba dalam bahasa Kinubi. Ini merupakan perkampungan kumuh di Nairobi dan memiliki populasi sekitar 700.000 jiwa. Kenya yang dapat digambarkan sebagai hutan rumah-rumah usang. Kibera terletak sekitar 6,6 kilometer dari pusat kota, dan merupakan kawasan kumuh terbesar di Afrika.
Kibera terdiri dari struktur kecil yang dibangun berdekatan satu sama lain. Sebagian besar tidak memiliki saluran pembuangan, air, dan listrik. Sebagian besar penduduk daerah kumuh Kibera hidup dalam kemiskinan ekstrem, berpenghasilan kurang. Selain kemiskinan, prevalensi HIV dan AIDS juga tinggi. Selain itu, pemukiman tersebut terbilang sangat tidak aman, kasus pemerkosaan terbilang sangat biasa.
Baca Juga: Sabung Ayam di Kota Padang Bikin Resah Warga
Baca Juga: Bantu Pembangunan Kota Padang, Pemprov Sumbar Gelontorkan Rp185 Miliar
5. Rocinha, Rio de Janeiro Brasil
Rocinha merupakan daerah kumuh paling besar di Brasil. Rocinha memiliki populasi sekitar 200.000 orang, namun sangat disayangkan bahwa secara historis ia telah diabaikan oleh pemerintah. Tempat tersebut yang sangat menarik, sebagian besar bangunan dibangun dengan balok padat, bahkan beberapa rumah memiliki empat lantai.
Baca Juga: Kota Sunset Gelar Lomba Foto Matahari Terbenam Tiap Bulan
Baca Juga: Ibu Kota Negara Pindah, Kantor Pemerintah di Jakarta Akan Disewakan ke Swasta
Pemukiman kumuh di daerah Rocinha, para rumah dibangun diatas tanah yang sangat tidak rata. pemerintah setempat sedang bekerja untuk meningkatkan keamanan. Selain itu pemerintah juga sudah berusaha untuk mendatangkan investasi swasta sehingga menciptakan lapangan kerja.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Umum, Lingkungan, Internasional |