Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Sepakbola
23 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
2
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Sepakbola
23 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
3
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Sumatera Barat
20 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
23 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
22 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
6
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Hukum

Masih Sering Terjadi Konflik Agraria, Komnas HAM Minta Pemda Buat Mekanisme Penyelesaian

Masih Sering Terjadi Konflik Agraria, Komnas HAM Minta Pemda Buat Mekanisme Penyelesaian
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufik Damanik. (antara/ikhwan wahyudi)
Jum'at, 13 Mei 2022 15:19 WIB
PADANG - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta pemerintah daerah membuat mekanisme penyelesaian konflik agraria melalui pendekatan musyawarah mufakat mengingat tingginya konflik pertanahan di daerah.

"Di Sumatera Barat kami mendapatkan laporan pada 2021 ada 80 kasus konflik agraria yang dilaporkan ke Komnas HAM, di daerah Indonesia timur jauh lebih besar, kalau ini tidak diselesaikan dengan baik kekerasan akan semakin meningkat," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufik Damanik di Padang, Jumat (13/5/2022).

Ia menyampaikan hal itu pada pidato dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Padang dengan tema Situasi HAM di Indonesia dan Kondisi Perpolitikan dan HAM Daerah.

Ahmad berharap pemerintah provinsi, kabupaten dan kota bersedia bekerja sama dengan Komnas HAM untuk merumuskan mekanisme penyelesaian konflik agraria.

Ia menilai selain penyelesaian secara hukum cara terbaik adalah mengaktifkan mekanisme mediasi di tingkat kabupaten dan kota namun difasilitasi oleh provinsi.

"Diharapkan dengan pendekatan mediasi tersebut konflik pertanahan tidak menjurus kepada kekerasan dan penyelesaian dapat dilakukan dengan cara damai," ujarnya.

Terkait dengan kekerasan ia menyampaikan yang terjadi saat ini bukan hanya berasal dari aparat namun juga masyarakat.

"Tugas besar Komnas HAM adalah mencegah munculnya kekerasan karena mengancam sendi persatuan bangsa dan kemanusiaan," katanya.

Ia mengajak semua pihak tetap menegakkan nilai keadilan dan kemanusiaan di Indonesia, selaku negara yang amat kaya dari segi alam hingga kekayaan budaya.

"Saya sudah kemana-mana dan harus diakui Indonesia adalah negeri yang diberkahi," katanya.

"Indonesia juga kaya akan keberagaman yang merupakan takdir dan kekayaan kita," ujarnya lagi. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:sumbar.antaranews.com
Kategori:Hukum, Sumatera Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/