Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Olahraga
23 jam yang lalu
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
2
Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
Olahraga
23 jam yang lalu
Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
3
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Olahraga
20 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
4
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
2 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
5
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
2 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
6
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Sepakbola
2 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

DPR RI Ingatkan Pentingnya Pembinaan Olahraga Melalui Grand Design

DPR RI Ingatkan Pentingnya Pembinaan Olahraga Melalui Grand Design
Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira. (Dok. Kemenpora)
Rabu, 11 Agustus 2021 15:01 WIB
Penulis: Azhari Nasution

JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira memahami beratnya perjuangan atlet Indonesia di Olimpiade 2020 Tokyo yang digelar 23 Juli hingga 8 Agustus lalu. Makanya, dia mengapresiasi Kontingen Indonesia yang membawa pulang 1 medali emas, 1 perak dan 3 perunggu pada pesta akbar olahraga dunia empat tahunan tersebut.

“Kita bersyukur bahwa atlet-atlet Indonesia telah bertarung mati-matian dan telah mengeluarkan segala kemampuannya untuk meraih prestasi setinggi-tingginya. Kita juga patut bersyukur bahwa atlet-atlet Indonesia mampu bertanding dalam situasi pandemi yang tentu menjadi tantangan tersendiri,” kata Andreas Hugo dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Selasa (10/8/2021).

Menurut politisi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, adalah sejumlah tantangan yang harus dijalani para atlet Tanah Air dalam kompetisi tersebut. Pertama, berdisiplin menjaga kesehatan tidak tertular oleh COVID-19. Kedua, mampu bertanding dan mengeluarkan seluruh kemampuannya.

“Dan yang paling spektakuler adalah kita sebagai bangsa bangga menyaksikan semangat juang yang luar biasa dari dua srikandi Bulutangkis Indonesia, Gresya Polii dan Aprilia Rahayu yang meraih medali emas,” pungkasnya.

Selain itu, Andreas juga mengaku bangga dengan prestasi atlet belia angkat besi, Windy Cantika Aisah yang membuka perolehan medali untuk Indonesia dengan medali perunggunya.

“Juga tentu kita ucapkan terimakasih kepada semua atlet yang telah menyumbangkan medali untuk Indonesia,” ujarnya.

Andreas menilai dari segi perolehan medali, apa yang dicapai di Olimpiade Tokyo tersebut mengalami peningkatan dari perolehan Olimpiade sebelumnya di Rio de Jeneiro. Namun demikian, dari segi peringkat raihan medali, Indonesia justru merosot dari peringkat 46 ke peringkat 54 atau keluar dari 50 besar.

Menurutnya, berdasarkan catatan, sejak pertama kali mengikuti olimpiade, Indonesia baru meraih medali perak pada olympiade Seoul tahun 1988. Sementara medali emas pertama kali diraih di olimpiade Barcelona 1992. Kemudian sejak itu hanya Bulutangkis yang berhasil menyumbang emas di olImpiade rata-rata 1 emas dengan puncaknya pada 1992 dengan 2 emas.

“Dari segi cabor, sejak keikutsertaan kita di olmpiade hanya baru 3 cabor yang menyumbang medali, Bulutangkis, 8 emas, 7 perak, 6 perunggu. Angkat Besi, 7 perak, 8 perunggu. Dan Panahan, 1 perak. Cabor selebihnya masih hanya sebatas sebagai partisipan dari olImpiade ke olmpiade,” pungkasnya.

Padahal, Indonesia memiliki jumlah penduduk nomor 4 terbanyak di dunia. Namun, dalam hal prestasi olahraga, harus diakui Indonesia masih jauh tertinggal dari banyak Negara-negara lain di dunia.

Dengan demikian, menurut Andreas, pertama, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap olahraga prestasi di negara ini untuk berprestasi pada tahun-tahun yang akan datang.

Kedua, menurutnya, negara harus mempunyai grand design pembinaan olahraga prestasi yang terstruktur. Dan, negara harus terlibat sejak rekrutmen, pembinaan dan penyelenggaraan kompetisi. Hal inilah yang tengah disusun Kemenpora dibawah pimpinan Menpora Amali bersama stakeholder olahraga.

Sebab, selama ini negara tidak banyak berbuat untuk olahraga. Negara baru bangga dan mengelu-elukan ketika ada atlet berprestasi. Sementara dalam proses dari rekrutmen sampai dengan prestasi kehadiran negara minim.

“Ketiga, sebagaimana yang telah digembar-gemborkan oleh Menpora, negara harus membuat dan secara konsisten melaksanakan sebuah grand design olahraga prestasi untuk Indonesia. Dan dalam grand design tersebut harus ada pilihan berdasarkan latar belakang prestasi, cabor-cabor mana yang akan menjadi unggulan untuk target prestasi dunia, yakni olympiade,” pungkasnya.

Dengan demikian, lanjut dia, pemilihan cabor-cabor ini harus didasari oleh metode sport scientific sehingga dalam rekrutmen, pembinaan, kompetisi sampai dengan event-event pertandingan pun terukur dan bisa dievalusi secara ilmiah.

“Hanya, dengan pendekatan ilmiah, dunia olahraga kita baru akan terdongkrak maju dalam prestasi internasional, prestasi olympiade. Belajarlah dari negara-negara yang prestasi olahraganya menjulang. Kitapun bisa, kalau kita mau,” tegasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/