Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
18 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
15 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
3
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Nasional
15 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
4
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
14 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Ini Kata Kemenkes Soal Sistem Data Covid-19

Ini Kata Kemenkes Soal Sistem Data Covid-19
Data Covid-19 per 22 Juli 2021. (gambar: tangkapan layar situs kemkes.go.id)
Kamis, 22 Juli 2021 20:00 WIB
JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes RI sekaligus Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi dalam lansiran BBC Indonesia mengklaim, data kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan pemerintah pusat sudah diverifikasi dan tidak ada yang dihilangkan.

Nadia menjelaskan, beberapa pemerintah daerah memasukkan jumlah orang yang diduga kuat meninggal karena Covid-19 namun hasil tesnya belum keluar, disebut probable ke dalam data kematian. Sedangkan pemerintah pusat hanya mencatat kematian yang sudah dikonfirmasi positif Covid.

Setelah ada konfirmasi positif dari tes di laboratorium barulah kematian tersebut masuk data pemerintah.

Nadia menjelaskan kepada GoNEWS.co, sistem pelaporan menggunakan national all record. Setiap daerah melaporkan perubahan data secara berjenjang ke pemerintah pusat.

"Menggunakan sistim informasi yang secara elektronik dilaporkan berjenjang," terang Nadia, Kamis (22/7/2021).

Sebelumnya, sekelompok relawan pemantau Covid-19 yang disebut dengan nama Lapor Covid-19 mengkritisi kesahihan data Covid-19 di Indonesia termasuk perbedaan data antara pusat dan daerah.

Ko-inisiator dan anggota tim data Lapor Covid-19, Ahmad Arif dalam lansiran BBC Indonesia mengungkapkan, sampai tanggal 16 Juli 2021 ada selisih 18.747 kasus antara data yang dilaporkan Kementerian Kesehatan dengan akumulasi data dari pemerintah daerah.

Ini baru data kabupaten/kota ke pusat. Belum lagi data yang under-reported dari komunitas ke kabupaten/kota.

Misalnya, tanggal 18 Juli lalu, data Pemprov Jawa Timur menunjukkan tidak ada orang yang meninggal karena Covid-19 di Surabaya dan Malang.

"Itu tidak mungkin. Laporan yang kami terima dari salah satu rumah sakit di Surabaya ada 62 orang yang meninggal, 30 diantaranya di IGD. Ini baru dari satu RS," kata Arif.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:GoNews Group, Kesehatan, Nasional, Pemerintahan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/