Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Sepakbola
22 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
Olahraga
22 jam yang lalu
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
3
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
Sepakbola
23 jam yang lalu
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
4
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
Olahraga
22 jam yang lalu
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
5
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
17 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
22 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Nasional

Evaluasi PSBB dan PPKM, PKB Sebut 3 Kunci Sukseskan PPKM Darurat

Evaluasi PSBB dan PPKM, PKB Sebut 3 Kunci Sukseskan PPKM Darurat
Wakil Ketua MPR RI yang juga Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid Alia Gus Jazil. (foto: dok. ist./mpr ri)
Selasa, 06 Juli 2021 15:45 WIB
JAKARTA -Wakil Ketua MPR RI yang juga Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid menyatakan, dilanjutkannya PSBB dan PPKM Mikro dengan PPKM Darurat mengindikasikan bahwa anggapan sebaran kasus Covid-19 akan menurun atau hilang pada Juli, meleset.

"Ternyata semakin besar dan angkanya fantastis," kata pria yang akrab disapa Gus Jazil itu, Selasa (6/7/2021), sebagaiman dikutip GoNEWS.co dari pernyataan resminya.

Menurutnya, kebijakan PPKM Darurat saat ini yang diambil pemerintah sudah tepat. "Tetapi kita patut mengevaluasi karena sejak PSBB, PPKM, ternyata hasilnya justru meningkat Covid-19. Artinya belum efektif," ujarnya.

Menurut tokoh yang akrab disapa Gus Jazil ini, ada tiga hal agar PPKM Darurat berhasil. Pertama, aparatur pemerintah dari pusat hingga daerah harus aktif dalam mengawal kebijakan ini, termasuk aparatur keamanan dan lainnya.

Kedua, masyarakat harus memilik tingkat kesadaran dan kedisiplinan dalam mematuhi kebijakan yang ada. "Ini penting, disiplin mengunakan masker, cuci tangah, 5 M itu, dan disiplin untuk tidak menerobos aturan. Jangan aturan dibuat tapi dilanggar. Seperti kemarin, pintu masuk Jakarta ternyata banyak yang jebol," tuturnya.

Ketiga, untuk memunculkan disiplin masyarakat, harus ditopang dengan peran para tokoh masyarakat, kiai, stakeholder terkait, termasuk media untuk memberikan keteladanan agar sadar dan disiplin.

"Tanpa tiga kata kunci itu, kebijakan pemerintah dalam menekan laju Covid-19 tidak ada artinya. Ya kita lihat saja sampai akhir Juli nanti, berhasil apa tidak. Beberapa kebijakan yang lalu faktanya 'kurang berhasil'. Faktanya kasus meningkat. Bahkan rumah sakit over capacity, tenaga medis, obat-obatan kekurangan. Kebijakan PPKM Darurat, semua yang terlibat harus menuju fokus yang sama. Tidak bisa rakyat diminta disiplin tapi tokoh-tokohnya tidak memberikan keteladanan," urainya.

Gus Jazil mengatakan, kebijakan PPKM Darurat bukan tanpa risiko. Sebab, kebijakan ini berpotensi mengganggu pergerakan roda perekonomian masyarakat. "Ini yang harus diantisipasi. Aktivitas perdagangan, niaga, bisnis terhenti, ini juga jadi masalah. Yang lebih kacau lagi kalau PPKM Darurat sudah memberi dampak penurunan ekonomi, tapi tidak berhasil juga dalam menekan laju kasus Covid-19, ini rugi dua kali," urainya.

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari setahun telah menyebabkan cukup banyak korban jiwa dan harta. "Kita miris setiap buka HP, teman-teman kiat meninggal karena Covid-19. Dan itu semua terjadi pada posisi PPKM dan PSBB. Artinya ada masalah disitu," katanya.

Perjalanan pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua, kata Gus Jazil, harus dijadikan pelajaran bahwa kuncinya adalah pertahanan masing-masing individu. Mulai dari sisi penerapan protokol kesehatan, imunitas tubuh, mental dan lainnya. "Termasuk tidak punya pekerjaan itu juga menurunkan imunitas. Dua tahun ini masyarakat dihadapkan pada dua masalah besar. Pertama Covid-19 itu sendiri. Kedua dampak ikutannya. Pekerjaan hilang, masa depan suram, ini menurunkan imunitas," tuturnya.

Karena itu, Gus Jazil mengajak masyarakat untuk tetap optimistis bahwa badai ini akan segera berlalu. Kuncinya, masing-masing individu harus menerapkan kedisiplinan diri untuk terhindar dari Covid-19.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:GoNews Group, Nasional
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/