Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
Olahraga
10 jam yang lalu
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
2
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Sepakbola
9 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
3
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Sepakbola
10 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
9 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
8 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
6
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Sumatera Barat
6 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Umum

Alasan Kenapa Sejumlah Kementerian Ini Diminta Terlibat Bahas RUU Otsus

Alasan Kenapa Sejumlah Kementerian Ini Diminta Terlibat Bahas RUU Otsus
Ilustrasi persoalan listrik. (foto: dok. ist./afp)
Jum'at, 25 Juni 2021 15:08 WIB
JAKARTA - Pansus RUU Otsus Papua DPR RI meminta agar para pembantu presiden selain Kemendagri, Kemenkeu, dan KemenkumHAM untuk terlibat dalam pembahasan RUU Otsus.

Sejumlah kementerian yang diminta turut membahas RUU Otsus itu adalah Kemendikbudristek, Kemenkes, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Desa dan PDTT, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, Kementerian ATR/BPN, Kementerian BUMN, Kementerian Investasi, Kementerian Perhubungan, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Agama.

Terkait hal ini, Anggota Pansus RUU Otsus DPR RI dari Fraksi PAN, Guspardi Gaus, menjelaskan permintaan itu dilayangkan bukan tanpa alasan.

Ia mencontohkan, masalah pendidikan di Papua misalnya, alokasi belanja pendidikan dalam UU Otsus Papua diamanahkan sebesar 30 persen, namun realisasinya tidak sampai 5 persen. Begitupun alokasi belanja untuk kesehatan yang diamanahkan sebesar 15 persen kenyataannya terealisasi hanya 7,43 persen di Provinsi Papua dan hanya 2,56 persen di Papua Barat. Tidak hanya itu, pihaknya juga dikagetkan oleh permasalahan listrik di Papua. Ia mendapati apa yang disampaikan dalam rapat kerja berbeda dengan yang disampaikan masyarakat.

"Makanya, perlu dilakukan kroscek terhadap beberapa persoalan yang berkaitan dengan percepatan pembangunan dalam rangka mewujudkan cita-cita Otsus Papua untuk mensejahterakan rakyat Papua," kata Guspardi dalam sebuah pernyataan yang dikutip GoNEWS.co, Jumat (26/6/2021).

Anggota Baleg DPR RI ini menambahkan bahwa keterlibatan kementrian lain diperlukan guna melakukan koordinasi dan sama-sama memiliki rasa tanggungjawab terhadap percepatan pembangunan OAP (Orang Asli Papua) dari semua sektor kehidupan.

"Jadi wajar kita minta kepada pemerintah untuk melibatkan kementerian yang terkait dengan berbagai persoalan yang ada di Papua," pungkas Guspardi.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Uncategories
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/