Bantu Pengusaha Pariwisata Saat Pandemi Covid -19, Bank Nagari Siap Kucurkan Dana KUR

BUKITTINGGI - Untuk membantu pengusaha pariwisata yang secara langsung terdampak Pandemi Covid - 19, Bank Nagari Cabang Bukittinggi siap untuk mengucurkan bantuan kredit.

Hal itu dikatakan Pimpinan Bank Nagari Cabang Bukittinggi, Tasman, pada acara diskusi dengan pelaku pariwisata bertempat di objek wisata Green House Lezzata, Rabu 23 Desember 2020.

Tasman menyebutkan, Bank Nagari memiliki cara tersendiri untuk memberikan kredit kepada para pelaku pariwisata tersebut.

“Karena Bank Nagari punya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus bagi pelaku pariwisata. Para pelaku pariwisata itu, seperti pengusaha transportasi, kuliner, kerajinan dan penjual oleh-olehan,” ucapnya.

Dikatakan juga oleh Tasman, program KUR tersebut sangat murah dan mudah. Dalam artian, mudah mengakses pasar secara cepat dengan batasan-batasan tertentu, katanya.

"Dalam kredit KUR Ada dua macam subsidi, dimana pemerintah telah menyediakan subsidi bunga yang hanya 6 persen," sambungnya.

“Tentu saja, Bank Nagari akan memudahkan dalam prosesnya. Intinya, usaha itu mudah dihitung, fleksibel dan proyeksinya jelas, sehingga bank akan turun untuk mensupport usaha tersebut” lanjutnya.

Dituturkan juga oleh Tasman, Bank Nagari menyediakan dana cukup banyak bagi para pelaku pariwisata.

“Kami dari Bank Nagari cukup kewalahan dalam merealisasikan nya. Peminatnya cukup banyak, kita terpaksa meminta tambahan kuota lagi. Sekarang ada program kredit KUR namanya super mikro yang maksimal pinjamannya sampai dengan Rp10 juta,” sebutnya.

Tasman juga menyebutkan, kredit super mikro tersebut khusus bagi usaha-usaha kecil, misalnya kuliner kecil. Mereka itu disupport agar tetap hidup dan eksis ditengah pandemi Covid-19.

“Lebih dari Rp10 juta juga ada, karena KUR maksimalnya Rp500 juta per nasabah dengan suku bunga tetap sama 6 persen. Untuk besaran kredit yang diajukan nasabah tergantung dari usaha,” terangnya.

"Yang pasti, Bank Nagari memberikan persyaratan mudah. KUR tersebut juga ada unsur subsidi agunan. Dulunya agunan ada aturan jumlahnya, namun sekarang yang terpenting bisa dihitung hasil usaha yang dilakukan calon kreditur," pungkasnya. (**)