Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
Olahraga
19 jam yang lalu
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
2
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
Olahraga
19 jam yang lalu
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
3
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
4
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
Olahraga
19 jam yang lalu
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
5
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
Olahraga
18 jam yang lalu
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
6
Timnas Indonesia Butuh Dukungan Penuh Suporter
Olahraga
18 jam yang lalu
Timnas Indonesia Butuh Dukungan Penuh Suporter
Home  /  Berita  /  Lingkungan

Pemahaman Keliru Masyarakat Soal Vaksin harus Diluruskan untuk Tekan Penyebaran Covid-19

Pemahaman Keliru Masyarakat Soal Vaksin harus Diluruskan untuk Tekan Penyebaran Covid-19
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. (Istimewa)
Jum'at, 16 Oktober 2020 17:24 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Anggapan masyarakat tentang vaksin Covid-19 yang dapat membunuh virus perlu segera diluruskan. Kehadiran vaksin jangan sampai mempengaruhi tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Persepsi keliru bahwa kehadiran vaksin dalam waktu dekat bisa membunuh virus jangan membuat masyarakat justeru menjadi terlena dalam penerapan protokol kesehatan," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/10).

Menurut Lestari, vaksin bukanlah obat pembunuh virus korona, melainkan berfungsi untuk meningkatkan antibodi manusia agar tidak tertular Covid-19.

Mengutip survei Badan Pusat Statistik (BPS) September lalu, Rerie sapaan akrab Lestari mengungkapkan, dari 90.967 responden yang disurvei, tingkat kepatuhan responden menggunakan masker saat berada di luar rumah mencapai 91,98,%.

Pada survei yang dilakukan secara daring pada 7-14 September 2020 itu, tambah Rerie, tingkat kepatuhan responden dalam menjaga jarak dan mencuci tangan masing-masing berada di angka 73.54% dan 75.38%. Artinya, tegas Rerie, masih ada 22%-25% masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan, khususnya dalam menjaga jarak dan mencuci tangan.

Masih cukup banyaknya persentase masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan, menurut Rerie, berpotensi menciptakan sumber-sumber penularan baru.

"Kondisi ini merupakan tantangan tersendiri bagi para pemangku kepentingan dalam pengendalian Covid-19 di Tanah Air, menjelang pengaplikasian vaksin Covid-19 kepada masyarakat," ujarnya.

Legislator Partai NasDem itu khawatir, persepsi yang salah terhadap berita kehadiran vaksin Covid-19 di Tanah Air akan menambah jumlah orang yang abai terhadap protokol kesehatan.

Menurut Rerie, publik harus diberikan pemahaman bahwa vaksin akan lebih ampuh untuk mencegah penularan bila dibarengi dengan mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

"Perlu kerja sama semua pihak untuk menyadarkan masyarakat agar tidak terlena oleh berbagai informasi mengenai penemuan vaksin, termasuk vaksin Merah Putih yang dikembangkan di Indonesia," ujarnya.

Menurut Rerie, penemuan vaksin itu penting, namun akan jauh lebih ampuh menekan virus korona bila dibarengi dengan tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan.***

wwwwww