Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
Olahraga
21 jam yang lalu
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
2
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
3
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
Olahraga
21 jam yang lalu
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
4
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
Olahraga
21 jam yang lalu
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
5
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
Olahraga
20 jam yang lalu
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
6
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
Umum
19 jam yang lalu
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
Home  /  Berita  /  Internasional

Anggota Parlemen Prancis Kabur Saat Lihat Mahasiswi Cantik Berjilbab Ini Hadir di Ruang Pertemuan

Anggota Parlemen Prancis Kabur Saat Lihat Mahasiswi Cantik Berjilbab Ini Hadir di Ruang Pertemuan
Maryam Pougetoux. (portalislam.com)
Senin, 21 September 2020 08:15 WIB

PARIS - Sikap kebencian terhadap Islam dipertontonkan anggota parlemen sayap kanan dan republik Prancis, Anne-Christine Lang, Kamis (17/9).

Dikutip dari Republika.co.id, Lang kabur dari ruang pertemuan di parlemen Prancis, karena melihat seorang wanita Muslim, Maryam Pougetoux, hadir mengenakan jilbab. Mahasiswi cantik berhijab itu hadir mewakili serikat mahasiswa.

Selama pertemuan di Paris, yang membahas pandemi Covid-19 dan pengaruhnya terhadap kaum muda, beberapa anggota parlemen sayap kanan serta anggota partai yang berkuasa, Anne-Christine Lang, mengatakan mereka tidak dapat menerima perwakilan serikat mahasiswa Maryam Pougetoux yang mengenakan jilbab. Setelah berbicara dia pun memutuskan untuk pergi.

Lang berargumen di Twitter dia tidak dapat menerima kehadiran seseorang yang berjilbab pada pertemuan yang diadakan di majelis nasional.

''Sebagai anggota parlemen yang merupakan feminis dan pelindung hak-hak perempuan, berkomitmen pada nilai-nilai republik dan sekularisme, saya tidak dapat menerima partisipasi seseorang yang berjilbab dalam pertemuan kami,'' kata dia dilansir di Muslim News, Jumat (18/9).

Anggota partai berkuasa lainnya, Sandrine Morch, yang memimpin sesi tersebut, mengatakan reaksi anggota parlemen tidak perlu dan tidak ada aturan yang mencegah orang menghadiri pertemuan dengan pakaian religius.

Morch mencatat dia tidak akan membiarkan diskusi palsu seputar jilbab mengalihkan fokus pertemuan, di mana masa depan pemuda negara itu sedang dibahas.

Sebelumnya, Pougetoux juga mendapat kritik dari Menteri Negara Kesetaraan Gender Marlene Schiappa dan banyak tokoh politik lainnya ketika dia ditunjuk sebagai pembicara oleh serikat mahasiswa UNEF pada 2018.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Peristiwa, Internasional
wwwwww