Home  /  Berita  /  GoNews Group

Waspada... Jumlah Penderita Kanker di Sumbar Terus Meningkat Tiap Tahun

Waspada... Jumlah Penderita Kanker di Sumbar Terus Meningkat Tiap Tahun
Kepala Dinkes Sumbar, Merry Yuliesday. (foto: internet)
Selasa, 04 Februari 2020 10:09 WIB
PADANG- Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat terjadinya peningkatan yang sangat signifikan jumlah penderita penyakit kanker di provinsi itu setiap tahun. Data bertambahnya angka pengidap kanker itu diperoleh dalam rentang waktu tiga tahun terakhir ini.
 

"Angka penderita penyakit kanker di Provinsi Sumbar cenderung terus meningkat," kata Kepala Dinkes Sumbar, Merry Yuliesday, Senin (3/2/2020) seperti dikutip dari harianhaluan.com.

Pada tahun 2017, kata mantan Direktur RSUD Adnaan WD Payakumbuh itu, jumlah penderita kanker payudara di Sumbar mencapai 303 kasus. Kemudian tahun 2018 jumlahnya mencapai 422 kasus, dan tahun 2019 meningkat menjadi 479 kasus.

"Mulai tahun 2017, angka penderita kanker payudara (mammae) di Sumbar menjadi yang paling menonjol mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 itu tercatat 303 kasus, 2018 ada 422 kasus, dan 2019 ada 479 kasus," jelas Merry.

Begitu juga dengan penderita kanker darah yang terus mengalami peningkatan. Jika dilihat pada tahun 2017, kata Merry, penderitanya mencapai 154 orang. Jumlah tersebut terus meningkat signifikan hingga tahun 2018 mencapai 512 orang, dan pada tahun 2019 ada sebanyak 246 kasus.

"Kanker yang mengalami kenaikan signifikan juga terdapat pada kanker darah. Pada tajun 2017 penderitanya ada 154 orang, 2018 mencapai 512 orang. Sementara pada 2019, yakni 246 kasus," ujar Merry.

Pada tahun 2019 lalu, sambung Merry, ada lima jenis kanker yang paling banyak ditemukan di Sumbar. Yakni kanker payudara, kanker serviks atau leher rahim, kanker darah, kanker tiroid, dan kanker paru. Khusus kanker darah, kata dia, penderitanya antara laki-laki dan perempuan seimbang.

Dalam menekan penyakit kanker, kata Merry, Dinkes Sumbar juga telah melakukan upaya pengendalian penyakit. Di antaranya melalui program-program pelatihan petugas kesehatan di Puskesmas mulai tahun 2015-2019 serta melatih kader-kader di desa/kelurahan untuk deteksi dini faktor risiko PTM.

Bahkan pihaknya juga telah membuat Perda Kawasan Tanpa Rokok, yaitu Perda Nomor 8 Tahun 2012, serta mengembangkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sekolah- sekolah.

"Selain itu kita juga mengaktifkan kembali Posbindu di desa, minimal 1 desa 1 Posbindu aktif, dan jejaring deteksi dini kanker Fasyankes," ulas Merry. (hln)

 

Editor:arie rh
Sumber:harianhaluan.com
Kategori:GoNews Group, Umum, Sumatera Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/