Home  /  Berita  /  GoNews Group

Iwan Kwok: Tim Verifikasi Tidak Pahami Kebutuhan Cabor 

Iwan Kwok: Tim Verifikasi Tidak Pahami Kebutuhan Cabor 
Istimewa.
Kamis, 04 Januari 2018 15:40 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Terjadinya pemotongan anggaran pelatnas Asian Games 2018 menimbulkan kekecawaan berbagai pihak. Kali ini, Manajer Tim Wushu Indonesia, Iwan Kwok angkat bicara.

Dia menyebut pengurangan jumlah atlet dengan alasan penyesuaian anggaran sebagai bukti bahwa Tim Verifikasi Anggaran bentukan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Mulyana tidak mengerti kebutuhan cabang olahraga (cabor). 

"Tim Verifikasi itu jelas tidak mengerti kebutuhan cabor. Makanya, mereka memaksakan cabor mengurangi jumlah atlit untuk menyesuaikan dengan anggaran yang telah dipangkasnya," kata Iwan Kwok di Jakarta, Rabu (3/1/2018).

Menghadapi Asian Games 2018, kata Iwan Kwok, Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) mengusulkan anggaran pelatnas sebesar Rp37,4 Miliar dengan jumlah 22 atlet. Namun, katanya, Tim Verifikasi memangkas usulan anggaran menjadi Rp10 Miliar untuk membiayai 11 atlit pelatnas.

"Pengurangan anggaran dan jumlah atlet itu otomatis menganggu masalah teknis dan strategi yang sudah diatur dalam upaya memenuhi target medali di Asian Games 2018," katanya. 

Dengan jumlah 22 atlet pelatnas, kata Iwan Kwok, pihaknya bisa melihat nomor apa saja yang dinilai memiliki peluang dan menentukan atlit yang tepat. Apalagi, nomor-nomor wushu yang dipertandingkan belum final. 

"Target wushu itu merebut 1 medali emas jika ada 15 nomor yang dipertandingkan. Dan,  2 medali emas jika ada 16 nomor yang dipertandingkan. Makanya, dengan jumlah 22 atlet itu, kita bisa memilih atlet yang benar-benar berpeluang dengan melihat calon lawan yang dihadapi," ungkapnya. 

Sebelumnya, Sekjen Pengurus Besar Kurash Indonesia (PB KI), Lukman Husain juga menolak adanya pemotongan anggaran dan jumlah atkut pelatnas kurash. PB KI mengusulkan anggaran sebesar Rp17 Miliar dengan 14 atlet. Tetapi, Tim Verikasi memangkas anggaran menjadi Rp4,5 Miliar dengan 7 atlit. "Dana Rp4,5 miliar itu jelas tidak mencukupi. Apalagi, jumlah atlet pelatnas dikurangi menjadi 7 atlet," katanya. 

Pengurangan jumlah atlet itu, kata Lukman, jelas merugikan karena tidak ada sparring partner untuk 7 atlet uang tampil di tujuh kelas. Selain itu, Indonesia tidak bisa menampilkan 2 atlet setiap kelas seperti negara lain. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Olahraga
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/