Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Sepakbola
23 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
Sepakbola
23 jam yang lalu
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
3
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
Olahraga
23 jam yang lalu
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
4
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
Olahraga
22 jam yang lalu
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
5
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
17 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
22 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Dibully Netizen, Manajer Bhayangkara FC Menyesal Jadi Juara Liga 1

Dibully Netizen, Manajer Bhayangkara FC Menyesal Jadi Juara Liga 1
Istimewa.
Jum'at, 08 Desember 2017 14:30 WIB
JAKARTA - Manajer Bhayangkara, AKBP Sumardji, mengaku sangat menyesal melihat timnya menjadi juara Liga 1 2017. Sebab, mereka lebih banyak mendapat hujatan di media sosial setelah memastikan diri menjadi juara.

Status juara yang didapat Bhayangkara memang terbilang kontroversial. Itu lantaran mereka mendapat "bonus poin" dari Mitra Kukar yang dianggap kalah WO lantaran memainkan pemain ilegal, yakni Mohamed Lamine Sissoko. 

Meski meraih poin serupa dengan Bali United di klasemen akhir, tim besutan Simon McMenemy itu yang akhirnya menjadi juara lantaran unggul head to head.

"Bhayangkara memang tak disangka menjadi juara. Justru ketika kami menjadi juara malah mendapat hujatan di media sosial. Sepakbola Indonesia memang luar biasa karena kami juara tapi malah dihujat," ujar Sumardji dalam sebuah diskusi di kawasan Sudirman, Kamis 7 Desember 2017.

"Tahu begitu, lebih baik tim lain saja yang juara jangan Bhayangkara," lanjutnya.

Melihat fenomena tersebut, pria asli Surabaya itu mengaku heran. Sebab, Bhayangkara meraih juara dengan kerja keras dan tanpa bantuan wasit.

"Coba dilihat, Bhayangkara dapat penalti berapa kali sepanjang musim? Kalau tidak salah cuma tujuh kali. Tidak masuk dua kali saat dieksekusi Otavio Dutra dan Paulo Sergio," kata pria yang bekerja di Kepolisian.

"Sudah dapat penalti cuma tujuh kali lalu jadi juara dihujat terus. Apa yang salah sampai harus dihujat?"

Banyak kerugian yang didapat oleh Bhayangkara meski berstatus juara. Selain dihujat, mereka juga gagal berkompetisi di Asia lantaran tak memiliki lisensi AFC.

Namun demikian, ia mengaku hal ini merupakan cambuk bagi dirinya. "Semakin dihujat, akan semakin tertantang untuk berprestasi," ujarnya dalam salah satu diskusi Group Wahtsapp "Suporter Indonesia", Jumat (8/12/2017).

"Dan saya memaklumi, semua klub yang baru lahir apalagi tidak punya suporter dan tiba-tiba juara, ini sebagai motivasi untuk lebih bisa berprestasi tahun-tahun mendatang," pungkasnya. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:viva.co.id dan GoNews.co
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Olahraga
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/