Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Soroti Tingginya Tingkat Kekerasan pada Anak di Sumbar
Penulis: Jontra
Kegiatan sosialisasi yang mengangkat tema tentang anak tersebut mendapat sambutan antusias oleh warga Bukittinggi. Ribuan warga kota Bukittinggi yang terdiri dari siswa SMP, SMA dan Mahasiswa serta ratusan warga lainnya yang ikut berolahraga pada Minggu pagi itu terlihat memenuhi Lapangan Kantin Wirabraja, Bukittinggi. Kegiatan sosialisasi ini dimulai dengan senam bersama, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Walikota Bukittinggi dan Sekda Provinsi Sumatera Barat. Di sela kegiatan acara, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga memberikan hadiah kepada pemenang lomba cipta tari dan lagu.
Dalam sambutannya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menekankan tentang pentingnya peran anak sebagai generasi penerus masa depan bangsa.
Selain itu, Yohana juga menyampaikan bahwa semua pihak bertanggung jawab atas perkembangan mental dan jiwa anak, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan anak bermain.
“Karena, anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Diharapkan nantinya sang anak kelak mampu untuk bertanggung jawab dalam keberlangsungan bangsa dan negara. Oleh sebab itu, setiap anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun sosial,” paparnya.
Dalam kesempatan itu Yohana juga membeberkan fakta tentang beberapa kasus kekerasan maupun penyimpangan yang dilakukan anak dalam kehidupan sehari-hari, terutama beberapa contoh persoalan yang pernah terjadi di daerah Sumatera Barat dan pernah viral di media sosial. Hal tersebut erat kaitannya dengan maraknya kasus pornografi anak, pedofilia, dan berbagai tindak kekerasan lainnya. Menyikapi hal itu, Pemerintah Indonesia akan tegas dalam melakukan penegakan hukum terhadap para pelaku, terang Yohana.
“Dari hasil Pemetaan Pornografi Online yang dilakukan oleh KPPPA, ditemukan fakta bahwa dari 1.747 pemberitaan news online selama bulan September-November 2016, jumlah pemberitaan tertinggi yaitu Pencabulan (135 pemberitaan), lalu diikuti oleh Kekerasan Seksual (122 pemberitaan), Perkosaan (88 pemberitaan), Sodomi (19 pemberitaan) dan Pedofilia (11 pemberitaan). Kemudian dari media sosial Twitter, ditemukan fakta bahwa selama bulan September-November 2016 rata-rata jumlah perbincangan pornografi sekitar 20 ribuan tweet perhari, dengan 14,5% nya adalah terkait pornografi anak dengan konten berupa link image dan video yang menampilkan anak-anak,” imbuhnya.
Pihaknya meminta kepada pemerintah, masyarakat dan orang tua untuk berkomitmen bersama-sama melindungi anak dari segala bentuk tindakan kekerasan.
Dari data yang terhimpun oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat, angka kekerasan terhadap anak di Provinsi Sumatera Barat selama tahun 2016 terdapat 165 kasus kekerasan fisik terhadap anak dan 393 kasus pelecehan seksual terhadap anak. Yang terbaru adalah kasus pencabulan terhadap anak yang terjadi di Kelurahan Aur Tajungkang Tangah Sawah, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dimana korbannya adalah 9 (sembilan) anak dan kemungkinan jumlah korban masih akan terus bertambah berdasarkan pengakuan para korban.
Dalam kunjungan kerjanya di Kota Bukittinggi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga meresmikan Galeri IKAPRI Kota Bukittinggi di Kelurahan Birugo.
Menurut jadwal, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak akan berada di Bukittinggi sampai dengan tanggal 18 April 2017, dengan berbagai agenda yang telah disusun oleh kementerian.(**)
Kategori | : | Bukittinggi, GoNews Group, Pemerintahan |