Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
China Juara dan Indonesia Runner Up Piala Thomas 2024
Olahraga
23 jam yang lalu
China Juara dan Indonesia Runner Up Piala Thomas 2024
2
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Sepakbola
3 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
3
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Sumatera Barat
3 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
4
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
3 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
5
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Umum
3 jam yang lalu
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
6
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
2 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Imam Islamic Center New York: Muslim Indonesia dan Muslim AS Sama-sama Sedang Dapat Ujian

Imam Islamic Center New York: Muslim Indonesia dan Muslim AS Sama-sama Sedang Dapat Ujian
Imam Masjid Al-Hikmah New York Shamsi Ali
Sabtu, 28 Januari 2017 12:37 WIB

JAKARTA - Sebagai warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Amerika, Imam Besar Masjid New York, Ustaz Shamsi Ali memandang kondisi sosial politik dua negara besar Indonesia dan Amerika Serikat (AS) saat ini menghadapi ujiannya masing-masing.

Ketika Ustaz Shamsi mengunjungi Indonesia pekan ini, ia mengakui banyak mendapat berbagai keluhan terkait kondisi sosial politik dan hukum yang merugikan umat Islam di Tanah Air.

Pria yang juga dikenal sebagai Imam di Islamic Center New York ini, juga mendapatkan keluhan hal yang sama muslim di AS, setelah terpilihnya Presiden Donald Trump.

"Kedua bangsa besar ini, Indonesia dan AS sedang menjalani ujian untuk naik kelas," kata Imam Shamsi Ali katanya seperti dilansir Republika.co.id, Sabtu (28/1).

Ia mengibaratkan di setiap akhir semester pasti ada ujian. Melalui ujian itulah seseorang atau sekelompok orang akan menaiki jenjang selanjutnya dalam perjalanan hidupnya.
Walaupun ia tidak mengingkari adanya kasus yang mengganggu kerukunan itu di sana-sini, baik di Indonesia maupun di AS.

"Tapi satu hal yang ingin saya sampaikan bahwa jangan kasus-kasus itu yang dianggap sebagai wakil dari negara dan bangsa secara keseluruhan," ujarnya.

Menurutnya sekuat apa pun kecenderungan intoleransi pada kelompok tertentu, dari sebuah bangsa hendaknya dilihat sebagai kasus. Bukan representasi bangsa itu sendiri. Tendensi generalisasi, kata dia, terkadang menjadikan penilaian kita tidak adil, bahkan conderung menzalimi pihak yang dianggap berseberangan.

"Betapa sering saya dengarkan jika Muslim Indonesia tidak lagi toleran, karena ada sekolompok kecil dari kalangan umat ini yang menyuarakan resistensi terhadap pembangunan gereja di sebuah tempat tertentu. Begitu juga sebaliknya tuduhan Amerika anti Islam, yang tidak memberikan hak-hak beragama bagi komunitas Muslim," kata dia.

Biasanya tuduhan ini juga karena kasus-kasus yang terjadi di beberapa tempat, khususnya setelah Donald Trump terpilih menjadi presidennya. Tentu secara pribadi ia ada kekhawatiran. Namun ia tetap ingin kedua bangsa besar ini tetap berdiri utuh menjaga kerukunan dan kedamaian dalam keragaman yang ada.(rol)

Editor:Arie RF
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/