Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Sepakbola
21 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
Olahraga
22 jam yang lalu
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
3
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
Sepakbola
22 jam yang lalu
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
4
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
Olahraga
21 jam yang lalu
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
5
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
16 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
21 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ini Warning Panglima TNI ke Negara Asing Penista Pancasila

Ini Warning Panglima TNI ke Negara Asing Penista Pancasila
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Kamis, 05 Januari 2017 22:50 WIB
JAKARTA - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gator Nurmantyo mengingatkan militer negara lain agar tidak main-main terhadap angkatan bersenjata yang dipimpinnya. Menurutnya, TNI siap mati demi doktrin dan ideologi.

“Di setiap pasukan khusus itu doktrin terhadap ideologi harus diberikan luar biasa, sehingga benar-benar mencintai. Kepada musuhnya pun harus didoktrin juga bahwa itu musuh,” ujar Gatot saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (5/1).

Menurutnya, sekali pasukan khusus dikirim untuk operasi, maka berarti sudah siap mati. Istilahnya adalah one way ticket atau tidak ada tiket untuk pulang.

“Sehingga pada saat tugas operasi pasukan khusus itu operasinya one way ticket. Dia rela untuk itu,” tegasnya seperti dilansir jpnn.com.

Pernyataan Gatot itu sebagai tindak lanjut atas keputusannya menghentikan kerja sama TNI dengan Australian Defence Force (ADF). Penyebabnya adalah insiden di salah satu fasilitas milik ADF di Perth yang dianggap menghina Pancasila dan kehormatan TNI.

Ada instruktur Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD pengajar di fasilitas pelatihan Special Air Regiment (SARS) itu yang melihat penghinaan atas Pancasila.

Hal lain yang dianggap penghinaan adalah materi dalam bahan ajar ADF yang menyebut TNI sebagai pelanggar hak asasi manusia (HAM) di Timor Leste dan Papua.

Instruktur Kopassus itu lantas melaporkannya ke Gatot. Hingga akhirnya jenderal kelahiran Tegal, 13 Maret 1960 itu memutuskan kerja sama militer antara TNI dengan ADF.(cr2/jpg/ara/jpnn)

Editor:Arie RF
Sumber:jpnn.com
Kategori:GoNews Group, Pemerintahan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/