Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ketua Presidium IPW: Jokowi Jangan Main Tuding, Itu Gaya Orde Baru

Ketua Presidium IPW: Jokowi Jangan Main Tuding, Itu Gaya Orde Baru
Aksi massa bela Islam di Silang Monas, Jumat (4/11/2016) yang lalu. (Muslikhin/GoNews)
Minggu, 06 November 2016 10:22 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo terkait aksi massa bela Islam pada hari Jumat (4/11/2016) kemarin, Indonesian Police Watch (IPW) mengingatkan, agar Pemerintah dalam hal ini Presiden tidak sembarang tuding.

Baca Juga: Neta S Pane: Amankan Demo dengan Bersorban, Polri Jangan Lebay

Karena menurut Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, gaya tuding tanpa bukti merupakan gaya-gaya Orde baru. "Ini gaya orba, Pemerintah Jokowi main tuding sembarangan. Jika Presiden punya data, tangkap dan proses secara hukum provokator tersebut. Jangan sekadar menyebar isu untuk mengalihkan persoalan sesungguhnya, yang bertujuan untuk melindungi Ahok yang sudah dilaporkan ke Mabes Polri sebagai penista agama," ungkap Neta S Pane kepada GoNews.co, Minggu (6/11/2016).

Ind Police Watch (IPW) kata Neta, juga menyayangkan cara-cara yang dilakukan Presiden Jokowi dalam menghadapi aksi demo 4 November. Menurutnya, ada dua kesalahan fatal yang dilakukan Jokowi.

"Pertama, tidak mau menerima delegasi demonstran, padahal selama ini Jokowi doyan blusukan menemui rakyat. Kedua, begitu tiba di Istana pada tengah malam, Jokowi ujug-ujug melontarkan isu adanya provokator di balik aksi demo 411. Padahal aksi demo 411 cukup damai. Jika terjadi benturan adalah sangat wajar, mengingat jumlah massa yang hadir hampir sejuta orang. Tentu tak mudah mengendalikannya. Sebab itu IPW memberi apresiasi pada TNI Polri yang sudah cukup sabar mengamankan para demontran," paparnya.

Baca Juga: Aksi Simpatik Ditengah Keriuhan, Bawa Kantong Plastik Besar, Bapak Ibu Pendemo ini Pungut Sampah di Istiqlal

Masih kata Neta, berdasarkan dari pantauan IPW di lapangan, benturan terjadi saat massa mahasiswa hendak membubarkan diri. Setelah dari Jl Majapahit, massa bergerak menuju Jl Thamrin melalui Jl Merdeka Barat. Sementara di jalanan masih banyak massa yang bertahan menunggu Jokowi. Desak desakan terjadi. Muncul ketegangan dengan polisi. Sejumlah massa ormas keagamaan langsung masuk ketengah hendak memisahkan ketegangan antara polisi dan mahasiswa.

"Tapi situasi kian panas. Pukul pukulan terjadi, Polisi menggunakan tameng dan mahasiswa menggunakan tiang bendera. Saat itulah beberapa massa membakar sampah dan tembakan gas air mata pun dilontarkan polisi untuk membubarkan massa. Saat mendengar kericuhan terjadi di depan Istana, demonstran yang hendak pulang dan sudah tiba di Penjaringan langsung mengamuk. Mereka melempari polisi dan dihalau dengan gas air mata.Sikap spontan ini merupakan hal wajar, apalagi begitu banyak jumlah massa," tukasnya.

Baca Juga: Presidium IPW: Jangan Hanya Massa Yang Disuruh Jaga Sikap, Elit Politik dan Polri Tolong Ingatkan Ahok "Jaga Mulutnya"

"Terbukti amuk massa cepat mereda. Jika ada provokator yang bermain, sejak siang tentu sudah terjadi benturan hebat, mengingat banyaknya massa. Jadi tudingan adanya provokator yang dilontarkan Jokowi sangat tidak mendasar. Tudingan itu hanya ingin merusak cara-cara damai yang sudah ditunjukkan para ustad, habib, dan ulama yang memimpin aksi itu. Tudingan ini hanya ingin mengalihkan kasus Ahok yang akan diperiksa Senin ini," tambahnya.

Untuk itu kata Neta, IPW sangat menyayangkan kenapa Presiden terpedaya dengan isu murahan yang disampaikan para pembisiknya, yang mereka belum tentu ada di lapangan. "Jika memang ada provokatornya, Jokowi jangan hanya main lempar isu seperti Orba, tapi langsung tangkap dan proses secara hukum," tegasnya.

IPW memberi apresiasi pada kerja keras pada ustad, habib, dan ulama yang sudah mengawal aksi damai 411. Kalaupun terjadi benturan kecil di akhir demo menurut dia adalah hal wajar.

"IPW juga merasa salut pada sikap sabar yang sudah ditampilkan TNI Polri dalam menjaga aksi demo. Melihat semua kerja keras ini, IPW berharap Presiden Jokowi jangan meniru niru gaya Orba yang bermain main dengan isu provokator, yang bisa membuat anti pati masyarakat maupun aparatur keamanan," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/