Meski Tengah Dirawat, Pasangan yang Saling Mengenal Lewat Jejaring Sosial Ini Akhirnya Menikah di RSAM Bukittinggi
Penulis: jontra
Kontan saja, pernikahan yang tergolong langka ini sempat menarik perhatian penghuni dan pengunjung RSAM lainnya. Pernikahan ini dilaksanakan di rumah sakit karena mempelai pria tengah dirawat dan mengalami penyakit gagal ginjal dan semenjak Rabu 27 Juli 2016 sekira pukul 16.50 WIB.
Pasangan yang menikah ini adalah Amdani (26) warga Jorong Tabek Panjang, Nagari Tabek Panjang, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, sementara mempelai perempuan bernama Reni Ramala Putri (17) adalah warga Kenagarian Gadut, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota.
Hampir sama seperti pasangan lainnya yang melakukan akad nikah. Pasangan pria tampak menggunakan kemeja putih yang ditutup jas hitam serta memakai peci hitam. Sementara pasangan perempuan mengenakan baju kebaya warna kuning keputihan dipadu jilbab warna orange kekuningan.
Suasana mengharukan terasa, saat calon mempelai pria dibawa ke Ruangan Pertemuan Interne Pria yang berukuran sekitar tiga kali lima meter. Calon mempelai pria itu dibawa dari ruangan perawatan Kamar Merpati di Ruang Rawat Interne Pria menuju lokasi akad nikah dengan cara didorong menggunakan kursi roda. Sementara infus masih terpasang di punggung tangannya.
Walaupun sempat membutuhkan waktu yang lama, saat prosesi akad nikah tersebut dilaksanakan, karena calon mempelai pria tampak gelisah dan gugup. Prosesi pernikahan yang dihadiri oleh puluhan anggota keluarga mempelai pria dan wanita, serta beberapa pengunjung di RSAM Bukittinggi berlangsung lancar.
Suasana sakral dan haru kembali terasa saat para saksi menyatakan kedua pasangan itu sah menjadi suami isteri. Bahkan, yang menyaksikan proses pernikahan terlihat berlinang air mata, apalagi disaat mempelai perempuan membawa suaminya kembali ke ruangan perawatan setelah akad nikah mereka usai dilaksanakan.
Amdani mengaku senang setelah melakukan akad nikah dan resmi menjadi pengantin baru, meski diakuinya sempat merasa gelisah karena takut gagal menikah. Ia sendiri telah dirawat di RSAM Bukittinggi semenjak Rabu 27 Juli 2016 karena divonis dokter mengalami penyakit gagal ginjal.
Diceritakan juga oleh Amdani, perkenalan dengan pasangannya itu berawal dari jejaring sosial Facebook. Bahkan Amdani mengaku baru kenal Reni semenjak empat bulan yang lalu saat dirinya bekerja di Ibukota Jakarta.
“Saya bekerja di Jakarta, sementara Reni waktu itu masih bekerja di rumah makan di Jambi. Secara tidak sengaja kami kenalan di Facebook. Kami baru bertemu tatap muka selama dua kali, dan Alhamdulilah dalam pertemuan yang ketiga ini kami langsung nikah,” sebut Amdani sumringah.
Disebutkan juga oleh Amdani, pertemuan pertama terjadi seusai Idul Fitri 1437 Hijriqh kemarin di kawasan Pasar Baso. Waktu itu, Reni bermaksud datang ke rumah Amdani. Sesampainya di Baso, Reni minta jemput Amdani untuk dibawa ke rumahnya. Sewaktu tatap muka pertama, mereka langsung yakin dan mulai merencanakan untuk lebih serius dan memutuskan akan melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.
Setelah menjalani pernikahan ini, Amdani mengaku akan fokus pada kesehatan dirinya. Jika telah sembuh, dirinya berencana untuk melakukan pesta di rumahnya, lalu akan membawa istrinya ke Jakarta.
“Pesta di rumah saya tunggu saya sembuh dulu, sementara pesta di rumah Reni menurut rencana akan dilangsungkan pada Sabtu besok (30 Juli 2016). Tapi saya tak mungkin bisa hadir di sana besok, terpaksa diundur juga” ulas Amdani, yang kesehariannya menjual kaset CD dan DVD di Jakarta.
Terkait pernikahannya di rumah sakit, Amdani mengatakan jika dirinya bersama pasangannya itu telah sepakat untuk tidak menunda akad nikah, meski dirinya harus dirawat di rumah sakit.
"Namanya juga saling menyayangi, dalam kondisi apapun tetap dilakukan nikah. Alhamdulillah, keluarga kami berdua juga menyetujui untuk melakukan akad nikah di rumah sakit ini,"pungkasnya.(**)
Kategori | : | Bukittinggi, Peristiwa |