Kasus Kekerasan Terhadap Pelajar oleh Oknum Polisi di Obyek Wisata Taman Panorama Bukittinggi Bermuara Perdamaian
Penulis: jontra
Namun, orangtua korban, Idris Sanur memiliki sejumlah harapan dalam perdamaian tersebut.
“Secara pribadi, pelaku tindak kekerasan terhadap anak saya telah saya maafkan. Pasalnya, pelaku dan unsur pimpinan polisi juga telah datang ke rumah saya untuk minta maaf. Ini menunjukan ada itikad baik dari pelaku dan kami juga telah menyepakati surat perdamaian. Tapi, secara hukum yang berlaku di negara kita ini, saya sangat berharap pelaku dapat diberi sanksi sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku, supaya ada efek jera dan sikap pelaku juga bisa berubah di masa yang akan datang,” harap Idris Sanur, Minggu 8 Mei 2016.
Idris Sanur juga menyebutkan pada GoSumbar, menurut rencana, pada Senin 9 Mei 2016 ini perut dan dada anaknya akan divisum di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi, karena mengalami lebam, tepat pada bagian ulu hatinya.
“Selain visum, menurut Idris Sanur dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) juga akan datang Senin pagi ini ke Bukittinggi. Pak Kapolres Bukittinggi kabarnya juga akan menemui saya pada Senin siang,” ungkap Idris Sanur.
Seperti berita sebelumnya, peristiwa kekerasan yang menimpa Amal Yashid ini terjadi pada Jumat 6 Mei 2016. Saat itu, korban sedang mengisi waktu libur menjadi tukang parkir di kawasan Taman Panorama Bukittinggi. Namun, sekitar pukul 17.00 WIB, korban didatangi oknum polisi berinisial GN dan menuduh korban sebagai pelaku yang mengendarai sepeda motor berboncengan tanpa memakai helm. Jelas saja tuduhan itu langsung dibantah korban.
Namun karena terus ditekan dan merasa takut, akhirnya korban melarikan diri ke arah Museum Pesawat di Jalan Panorama. Di tempat itulah korban mendapat dua kali pukulan oleh oknum polisi, yang mengakibatkan korban mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.(**)
Kategori | : | Bukittinggi, GoNews Group, Peristiwa |