Atlet PPLP Daerah Meranti Riau Perlu Dikarantina
Penulis: Safrizal
Hal itu terlihat jelas ketika GoRiau menyaksikan langsung uji coba antara atlet PPLPD Kepulauan Meranti (gulat dan takraw) melawan atlet yang dibina UPTD PPLP Provinsi Sumbar, Jumat (25/3/2016) di Kota Padang.
Pantauan GoRiau, perbandingan atlet gulat, dari postur tubuh atlet gulat Meranti jauh lebih kecil badannya dibandingkan atlet Sumbar. Selain itu jumlah atletnya juga sangat banyak ditunjang dengan gedung yang bagus dan peralatan latihan lengkap.
Begitu juga dengan atlet takraw.
Menurut Kepala UPTD PPLP Sumbar Edwarsah Ramli, atlet mereka memang dikarantina. Itu artinya, jadwal latihan, jadwal makan, jadwal istrahat, sudah diatur dan dipantau pengawas.
Berdasarkan info yang didapatkan GoRiau, setidaknya atlet PPLP Sumbar menjalani latihan sebanyak dua kali dalam satu hari. Yaitu, pagi dan sore.
Usai ujicoba takraw dan gulat, Kasi Pemuda dan Olahraga Rayan Pribadi SH mengaku telah membuat beberapa catatan kelemahan yang harus segera diatasi. Terutama pada fisik, jadwal latihan, makanan, dan asupan gizi.
"Atlet PPLP Sumbar ini dikarantina. Asupan gizi dan protein cukup. Itu sangat mendukung pertumbuhan postur," ujar Rayan.
Rayan menambahkan, tidak ada jalan lain kalau ingin melihat atlet-atlet daerah memberikan hasil memuaskan saat bertanding, haruslah ada program karantina. Agar, prilaku atlet bisa dikontrol, baik kedisiplinan baik waktu tidur, waktu istrahat, maupun waktu latihan.
"Selain itu perbanyak ujicoba seperti kejuaraan-kejuaraan. Itu akan mematangkan mental atlet dalam bertanding," tambah Rayan.
Secara umum, Rayan mengakui hingga saat mereka bertandang ke UPTD PPLP Sumbar, takraw dan gulat Meranti masih berada dibawah. "Kita ingin belajar dari orang-orang pintar. Ujicoba bukanlah untuk mencari menang atau kalau, melainkan untuk mengevaluasi kelemahan-kelemahan atlet kita," kata Rayan juga.
Kedepan, diakui Rayan lagi, mereka akan mengusahakan agar atlet PPLPD Disparpora Kepulauan Meranti bisa dikarantina. Rencananya, niat itu akan diajukan pada anggaran perubahan nantinya.
Mengingat saat ini sedang maraknya rasionalisasi anggaran, Disparpora telah mencari jalan lain dalam hal membentuk atlet agar mampu mengharumkan nama daerah. Yaitu dengan menggandeng beberapa dinas seperti Disparpora, Disdikbud dan Disosnakertrans dalam menggembleng atlet.
Adapun bentuk kerjasama tiga dinas ini adalah Bidang Dikdas Disdikbud diharap bisa menyediakan beasiswa untuk semua biaya yang dibutuhkan atlet PPLP. Dinas Sosial diminta untuk mempertimbangkan peminjaman rumah Komunitas Adat Terpencil (KAT) sebagai tempat karantina nantinya, mengingat ada banyak kamar yang tidak digunakan. "Itu sifatnya dipinjam pakai ke Dispora sepanjang rumah itu belum ada kebutuhan lebih dari KAT. Listrik dan air atau kebutuhan gedung ditanggung Dinas Sosial. Sementara di diri atlet itu menjadi tanggungjawab Disparpora," ujar Rayan.
"Demi berkembangnya atlet binaan kita, perlu adanya MoU antara tiga dinas tersebut," tutupnya. ***
Kategori | : | Olahraga |