Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Pelayanan Buruk RSAM Disesalkan, Pasien Patah Tulang Dipindahkan ke Tukang Pijit

Pelayanan Buruk RSAM Disesalkan, Pasien Patah Tulang Dipindahkan ke Tukang Pijit
RSAM Bukittinggi
Rabu, 07 Oktober 2015 19:15 WIB
Penulis: jontra
BUKITTINGGI, GOSUMBAR.COM - Dua pasien Rumah Sakit Ahmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi yang merupakan siswi SMAN 4 Bukittinggi korban kecelakaan usai bertabrakan  dengan angkot di dekat sekolahnya SMAN 4 Bukittinggi, Selasa (6/10/2015) kemarin, dipaksa pulang oleh keluarganya lantaran merasa tidak dilayani dengan maksimal oleh pihak rumah sakit, Rabu (7/10/2015).

Padahal kedua pasien ini harusnya menjalani operasi, karena mengalami patah tulang pada bagian kaki dan tangan.

Kedua pasien itu adalah Mutiara Lorenza yang masih duduk di kelas satu SMA Negeri 4 Bukittinggi, serta Saidatul Fauziah yang juga siswi kelas II SMA Negeri 4 Bukittinggi. Kedua pasien ini menderita patah tulang, setelah mengalami kecelakaan di kawasan Panorama Baru Kota Bukittinggi pada Selasa 6 Oktober.

Menurut Zam dari keluarga Mutiara Lorenza, seharusnya Mutiara menjalankan operasi seperti yang dijanjikan pihak rumah sakit. Namun faktanya, hingga Rabu (7/10/2015) sore, Mutiara belum juga dioperasi.

“Katanya Mutiara akan dioperasi Selasa malam, tapi tidak jadi dan dijanjikan Rabu pagi. Namun pada Rabu pagi tetap saja tidak jadi dioperasi. Kalau dibiarkan lama-lama, takutnya luka Mutiara bisa membusuk,” ujar Zam.

Ia menceritakan, Mutiara masuk IGD RSAM pada Selasa siang sekitar pukul 12.00 WIB. Saat berada di UGD, Mutiara diperiksa oleh tim medis. Malamnya sekitar pukul 20.00 WIB, Mutiara dipindahkan ke Ruang Rawat Inap Bedah Wanita.

Menurut keluarga korban, di ruangan tersebut Mutiara hanya diberi infus dan dibersihkan lukanya. Tapi pakaian Mutiara sama sekali tidak diganti oleh tim medis, sehingga menebar aroma busuk yang masih tercium hingga Rabu sore.

“Mutiara tidak langsung dibawa ke rumah, tapi dibawa ke tukang urut di kawasan Padang Kudo Koto Baru,” jelas Zam.

Sementara itu, Ketua I Persatuan Angkot Kopajag Bukittinggi, Masrial menyebutkan, pihaknya telah beritikad baik untuk menolong korban dengan membawa korban ke rumah sakit dan terus menggiring korban selama dalam perawatan. Ia mengakui, korban mengalami patah tulang setelah bertabrakan dengan angkot yang bernaung di bawah Persatuan Kopajag Bukittinggi.

Tapi Ia sangat kesal dengan pelayanan rumah sakit yang dinilai tidak tanggap, tidak cepat dan tidak profesional.

“Kami sempat bersitegang dengan tim medis, karena korban tak dilayani dengan baik. Daripada korban terus terlantar di rumah sakit, kami dan pihak keluarga sepakat membawa kedua korban ke ahli pijat patah tulang di kawasan Padang Kudo Koto Baru. Untuk bawa korban, kami terpaksa rental ambulance dari luar,” ujar Masrial.

Masrial berharap pihak rumah sakit betul-betul melayani pasien dengan baik dan profesional, karena ini menyangkut nyawa manusia. Ia juga menyebut, tim medis di RSAM ini tidak menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak RSAM terkait kejadian tersebut.

Peristiwa kecelakaan lalu lintas itu sendiri terjadi di kawasan Panorama Baru, sekitar 100 meter dari SMA Negeri 4 Bukittinggi pada Selasa (6/10/2015) sekitar pukul 10.15 WIB. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/