Kabar Kementerian Pariwisata 2017
Menpar Arief Yahya Belajar Double Growth dari Jepang
Menpar Arief Yahya Belajar Double Growth dari Jepang
Istimewa.

Minggu, 02 April 2017 13:41 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Menteri Pariwisata Arief Yahya itu dengan istilah "Paten!" Dia blak-blakan, dengan gaya Batak yang ceplas-ceplos, bahwa semula underestimate akan sektor yang bernama Pariwisata itu. Dulu dia menganggap pariwisata itu kelas dua.

"Ah, ini bidang yang isinya hanya hura-hura saja," kelakar Menko Luhut yang disambut tertawa oleh sekitar 500 audience di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata di Hotel Borobudur, Jakarta, 30 Maret 2017. Luhut pun mengakui, presentasi Menpar Arief di Rakornas triwulan I tahun 2017 ini sangat sistematik, komprehensif dan punya alur logika yang masuk nalar. 

Mantan tentara yang mengaku 22 tahun di Kopassus, sejak berpangkat Letnan sampai Kolonel itu semakin tahu dan yakin, bahwa pariwisata itu high end dalam revenue, penghasil devisa, PDB dan pencipta lapangan kerja yang cepat dengan harga murah. "Dan yang paling cepat rebound dalam investasi dan ekonomi," papar Luhut. 

Menkomar Luhut berkali-kali memuji Arief Yahya, dalam gaya tentaranya yang khas. Terutama dalam kerjasama antar kementerian dan lembaga yang dia sebut "Indonesia Incorporated," itu. "Di Kopassus itu ada banyak spesialisasi. Ada yang demolise, ada khusus komunikasi. Saya dulu lama bertugas membangun teamwork, dan itulah hebatnya kesatuan Barey Merah," ujar dia. 

Yang membuat semua pasang mata di ballroom itu terbelalak adalah benchmarking dengan Jepang dan ilmu yang didownload dari UNWTO, Lembaga PBB soal pariwisata.

"Kenaikan wisman ke Jepang itu eksponensial, nyaris double! Dari 10 juta turis tahun 2013, melonjak hampir 20 juta di 2017, padahal proyeksi mereka di angka itu baru akan tercapai tahun 2023 atau sepuluh tahun. Mereka sangat cepat! Pertanyaannya, mengapa bisa cepat, melompat double seperti itu?" tanya Arief Yahya. 

Pertama, lanjut Menteri Arief, Jepang melakukan deregulasi, dengan istilah "Relaxation of Visa Rule!" Mereka membebaskan Visa Kunjungan dari originasi China dan ASEAN sejak 2013. "Mereka tahu, customers nya ada di daerah-daerah terdekat. Kita juga sudah membuat kebijakan yang sama, bebas Visa Kunjungan, dari 15 negara menjadi 169 negara," papar Arief. 

Kedua, mereka melakukan depresiasi mata uang Yen tahun 2013. "Artinya, mereka menaikkan price competitiveness! Harga dibuat murah dan membangun affordibility untuk bisa berkunjung ke Jepang. "Kita juga sudah melakukan, dan price competitiveness kita di top five dunia. Kita juga sudah melakukan dengan baik," tandasnya. 

Ketiga, membangun LCC low cost carrier, yang mendorong travellers lebih banyak ke Tokyo. Menurut Japan National Tourism Organization (JNTO), jumlah wisman ke Jepang naik 47% tahun 2015. "Ini rekor juara terbesar dalam 45 tahun terakhir," ungkap dia. 

Satu lagi, faktor yang menurut Arief Yahya yang membuat percepatan inbound ke Japang meningkat drastis. Di Jepang, tidak perlu "Incorporated" lagi, bahkan tidak perlu rakornas seperti yang sedang dijalani Kemenpar di Hotel Borobudur selama dua hari, 30-31 Maret 2017 ini.

"Karena menteri yang mengurusi incorporated itu hanya satu. Namanya Minister of Land, Infrastructure, transport and tourism, yang sekarang dijabat Keichii Ishii. Semua urusan sudah berada dalam satu atap kementerian, sehingga bisa diputuskan dengan cepat, tanpa banyak birokrasi," ungkap Arief Yahya. 

Peran itu sejatinya bisa dijalankan oleh Kemenko Bidang Kemaritiman, yang secara koordinatif bisa mengorkestrasi Pariwisata, PUPR, Perhubungan, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BUMN, dan Agraria, Energi dan Sumber Daya Mineral. Dengan satu komando, maka pekerjaan rumah soal "incorporated" itu bisa dilalui lebih mudah, cepat dan terintegrasi dalam satu misi. 

"Jepang ternyata bisa! Target jumlah wisatawan masuk double, yang dipatok 10 tahun, tercapai 4 tahun. Karena itu, benchmark dari Negeri Matahari Terbit itu, target double inbound tourism yang dicanangkan Presiden Jokowi dengan 20 juta di 2019 itu sebenarnya masuk nalar. Ada contoh yang konkret di Jepang," kata Arief yang Mantan Dirut PT Telkom itu. 

Menko Luhut yang hadir di Rakornas itu pun berkali-kali memuji paparan Menpar Arief yang sulit dibantah itu. Karena ada contoh suksesnya, ada benchmark, negara yang sudah menjalankan konsep itu, dan sukses. "Paten! dia!" lagi-lagi sebut Luhut saat berpidato di depan audience yang semuanya stakeholder kepariwisataan dari seluruh Indonesia itu. 

Beberapa pejabat yang hadir di Rakornas itu pun ikut memberi tepuk tangan. Ada Menkes Nila F Moeloek, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman yang sedang getol membangun infrastruktur agar akses menuju destinasi wisatanya makin maju. "Kami ini lokasinya juga berdekatan dengan Malaysia dan Singapore, di Selat Malaka," kata Gubernur Arsyad. 

Para bupati yang memiliki destinasi pun ikut asyik mendengarjan presentasi berbobot di atas. Ada Bupati Humbang Hasindutan Dosmar Banjar Nahar, Bupati Samosir Rapidin Simbolon, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Bupati Tobasa Darwin Siagian, Bupati Lombok Tengah M.Suhaili, Bupati Wakatobi H.Arhawi, Wabup Buton La Bakny, Bupati Pulau Murotai Samsuddin A.Kadir, Wakil Bupati Karang Asem Bali, I Wayan Artha Dipa, Bupati Tana Toraja M.Biringkanae, Bupati Toraja Utara Kolatiku Paembonan, dan Bupati Pandeglang Irna Narulita.

Masih ada lagi, hasil studi dan saran-saran dari UNWTO, lembaga internasional PBB yang bisa dijadikan referensi aktual. UNWTO itu sudah kenyang dengan puluhan, bahkan ratusan contoh dari negara-negara di dunia yang sudah menjalankan dengan sukses. (*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).