Wonderful Indonesia 2017
Target Kunjungan Wisatawan Internal Kemenpar di Atas 12 Juta Orang ke Indonesia
Target Kunjungan Wisatawan Internal Kemenpar di Atas 12 Juta Orang ke Indonesia
Ilustrasi. (net)

Kamis, 16 Februari 2017 18:50 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Apakah capaian wisatawan mancanegara (wisman) 12 juta versi Kemenpar RI itu sudah memuaskan? Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana itu menjawab tegas: tidak! "Karena internal kami memproyeksikan jauh lebih besar dari angka 12 juta (11.519.275 versi BPS, plus 504.696 wisman bulan Januari-September 2016 yang belum dimasukkan). Kami harus mencicil 20 juta di 2019, agar beban target di 2017-2018 menjadi lebih confidence," kata I Gde Pitana di Jakarta.

Ketua BPS, Kecuk Suharyanto mengakui ada 4,2%, atau 504.696 wisman yang tidak dimasukkan karena belum mendapatkan rekomendasi oleh FMS (Forum Masyarakat Statistik) itu. Karena itu, jika ditotal antara yang dicatat dan yang tidak dicatat BPS, adalah 12 juta wisman. Tapi, lagi-lagi I Gde Pitana, tidak mempersoalkan itu. Menurutnya, target internal Kemenpar jauh lebih besar dari 12 juta.

Apa kendalanya? "Banyak! Saya tidak mungkin memerinci satu per satu. Tetapi gambar besarnya begini, Kementerian Pariwisata ini tidak bisa berbuat sendiri, harus integrated dengan Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah. Karena itu, Pak Menpar Arief Yahya selalu mengajak semua instansi untuk solid dengan konsep Indonesia Incorporated. Beliau juga tak henti-henti mempresentasikan portofolio pariwisata di daerah-daerah agar CEO-nya berkomitmen penuh ke sektor yang berpotensi mengangkat Indonesia di global level ini," jelasnya.

Kemenpar, kata dia, tugas dan fungsinya lebih mempromosikan dan mengajak orang datang ke tanah air. Destinasi yang menjadi produk pariwisata adalah domain pemerintah daerah, kementerian lain, dan private sectors. "Karena itu, kami tidak hanya mengurus promosi saja, melainkan juga pengembangan destinasi dan industri Pariwisata, dengan menyentuh 3 A, Atraksi, Akses, Amenitas, yang menjadi critical success factor dalam Pariwisata," jelas Pitana.

Bahkan, tahun 2017 ini, tiga besar prioritas pekerjaan Kemenpar adalah Go Digital, Homestay Desa Wisata, dan Air Connectivity. Menuntaskan tiga hal di atas, sudah sama dengan membongkar bottlenecking dunia kepariwisataan di tanah air saat ini. Go Digital di semua lini, dari membangun digital market place dengan mengendors ITX -Indonesia Tourism Xchange, membuat dashboard M-17, Data Werehouse, sampai ke promosi pun dilakukan melalui digital media, seperti Google, Baidu, TripAdvisor, Ctrip, dan lainnya.

Homestay Desa Wisata, lanjut Pitana, Kemenpar berkolaborasi dengan KemenPU-PR, Kemendesa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kemen LHK, Kementerian BUMN. Homestay itu adalah antisipasi atas kekurangan amenitas di destinasi wisata yang sedang dikembangkan, seperti 10 Top Destinasi atau 10 Bali Baru.

Dari Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu-Kota Tua Jakarta, Borobudur Joglosemar, Bromo Tengger Semeru Jawa Timur, Mandalika Lombok NTB, Labuan Bajo Komodo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maluku Utara. Sampai dengan tahun 2019 nanti, ditargetkan 100 ribu homestay yang akan dipercepat di 10 Bali Baru itu.

"Dengan target 20 juta wisman pada tahun 2019, maka kapasitas hotel dan akomodasi tidak akan cukup. Maka solusinya, harus melibatkan masyarakat untuk membangun amenitas, sekaligus membuat kue industri pariwisata bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Istilah Pak Menpar Arief Yahya adalah sharing economy, atau ekonomi gotong royong," jelas dia.

Sama dengan poin ketiga, Air Connectivity, yang menjadi program prioritas 2017 itu adalah untuk membuka lebar-lebar akses menuju ke Indonesia. Saat ini 75% wisatawan ke Indonesia itu melalui pelabuhan udara. Sisanya, melalui penyeberangan laut dan crossborder.

"Kami menghitung, tahun 2017 saja seats capacity penerbangan internasional yang ke Indonesia kurang 4 juta? Karena itu, langkah yang dilakukan adalah dengan 3A, melobi Airlines, mengoptimalkan Airport, dan mendorong percepatan ke Authority (baca: Kemenhub red)," kata dia.

Ada persoalan lain? Pitana menyebut tensi social politik yang naik turun, juga menjadi factor yang memaksa Kemenpar harus bekerja ekstra keras. Karena itu dibentuk Tim Crisis Center, yang bekerja 24 jam memantau setiap situasi, dan mencari solusi terbaik untuk kepentingan pariwisata.

Dia mencontohkan, sepanjang tahun 2016 saja, ada 14 peristiwa terkait isu keamanan, terutama bom dan aksi demonstrasi di 3 greaters, Bali, Jakarta, Kepri. Tiga greater situ sudah 90 persen masukkan wisman ke tanah air. Bali 40%, Jakarta 30% dan Kepri (Batam-Bintan) 20%. Bahkan, terror bom dan demo-demo besar itu makin intens justru di saat peak seasons Pariwisata, bulan November-Desember 2016.

"Kita semua tahu, Safety dan Security kita di posisi nomor 83, dari 141 negara yang dinilai oleh Travel and Tourism Competitiveness Index Report 2015. World Economic Forum (WEF) itu meranking 14 pilar yang menjadi penentu sukses tidaknya Pariwisata di 141 negara. Safety and Security itu sangat menentukan kedatangan wisman," ungkap Pitana.

Apa kaitannya? Wisman berpotensi membatalkan kedatangan ke Indonesia, jika indkes keamanan Negara ini termasuk dalam kategori "tidak aman".

Negara originasi bisa mengeluarkan Travel Advisory dan Travel Warning kepada warganya untuk tidak berwisata ke Negara yang dimaksud. “Tahun 2016 itu, banyak Negara yang sudah mengeluarkan Travel Advisory dan Travel Warning tersebut. Australia, Selandia Baru, Inggris, Malaysia, berkali-kali menerbitkan surat itu,” kata Pitana.

Dampaknya, wisatawan yang sudah memiliki planning ke Indonesia akan mengurungkan niatnya. Mereka bisa belok ke nagara lain, atau mengubah rencana kedatangannya sampai batas waktu yang belum ditentukan. “Karena ketika surat itu turun, maka Insurance tidak akan bertanggung jawab jika terjadi apa-apa di Negara yang dikunjungi. Ini sangat memukul Pariwisata,” jelasnya.

Tetapi, jumlah wisman yang masuk ke tanah air itu tertolong oleh program Kemenpar yang berdampak signifikan. Seperti di Pengembangan Destinasi, ada kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) untuk 169 negara, lalu deregulasi di bidang cabotage cruise dan CIAT yacht, yang membuat lebih simple. Lalu pengembangan 10 Bali Baru, yang direspons sangat positif oleh market.

Dari sisi kelembagaan, Kemenpar juga terus menaikkan kualitas dan kuantitas SDM Pariwisata. Sudah ada 35.000 sertifikasi kompetensi SDM Pariwisata. Lalu pemberdayaan masyarakat dengan berbagai bimtek, dan memperbanyak kapasitas Sekolah Tinggi Pariwisata dan Poltekpar, di Bandung, Bali, Medan, Makassar, Palembang, dan Lombok. Dari sisi kesekretariatan, Kemenpar juga lompat, dari disclaimer langsung WTP atau Wajar Tanpa Pengecualian. ***


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).