Wonderful Indonesia 2016
Menpar Arief Yahya Tetapkan Tiga Prioritas di Tahun 2017
Menpar Arief Yahya Tetapkan Tiga Prioritas di Tahun 2017

Kamis, 22 Desember 2016 13:37 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Pekerjaan fundamental Menpar Arief Yahya soal branding dan advertise sudah tuntas di 2016. Next step adalah selling! Mengejar target Presiden Joko Widodo yang mematok di angka 20 juta di 2019, yang dimulai dengan 15 juta di 2017. Kemenpar pun harus berjibaku menaikkan performance dengan growth 25% wisman, di tengah pertumbuhan global 4,4% dan regional ASEAN 5,1%.

Dan, di dunia, tidak ada sejarah sebuah Negara sanggup menaikkan kunjungan wisman hingga 100% lebih dalam 5 tahun.Tidak banyak orang yang pede dengan angka proyeksi itu. Bahkan ada yang memplesetkan, bahwa target optimistic itu terlalu optimis. Ada yang menyebut mission impossible. Tetapi, sebagai fighter, Menteri Arief Yahya harus mengubah asumsi itu menjadi mission "in-possible" Dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Rabu 21 Desember 2016, Mantan Dirut PT Telkom itu pun mengeluarkan tiga jurus andalannya. Go Digital, Air Connectivity dan Homestay Desa Wisata!

"Ingat! Hasil yang luar biasa hanya bisa dicapai dengan cara yang tidak biasa," sebut Menpar Arief Yahya mengawali JPAT 2016, Rabu (21/12). Saat JPAT, Marketeer of The Year 2013 itu. Syarat menuju ke sana, harus ada 3S, corporate culture Kemenpar, yakni 3S, solid, speed, spread. Harus kompak, harus cepat dan impact bisnisnya bisa besar.

Tiga poin penting - Go Digital, Air Connectivity, dan Homestay Desa Wisata menjadi pegangan semua tim Kemenpar untuk melangkah di kuartal pertama 2017. Tiga hal itu akan diselaraskan dengan kapasitas destinasi di 3 greaters (Bali, Jakarta, Kepri) serta 10 top branding dan 10 Top Desinasi sebagai Bali Baru.

Gerakan Go Digital tourism sudah dimulai dengan peluncuran platform selling, ITX (Indonesia Tourism Exchange), September 2016. Ini merupakan platform digital market place dalam ekosistem pariwisata atau yang mempertemukan buyers dan sellers.Semua travel agent, akomodasi, atraksi dikumpulkan untuk bertransaksi via digital. "Kami berharap triwulan II/2017 sudah operasional 100% dan semua industri pariwisata sudah go digital," kata Menpar Arief Yahya.

Digital market place khusus tourism  sudah disosialisasikan di 10 kota. Dari Batam Kepri, Medan Sumut, Banda Aceh NAD, Jakarta, Bali, Lombok, Labuan Bajo, Surabaya, Banyuwangi. "Promosi yang selama ini bertitik berat di Branding dan Advertising, mulai bergeser ke Selling. Ingat BAS. Branding sudah dilakukan gencar di tahun pertama, Advertising digeber tahun kedua. Tahun ketiga sudah harus Selling to the point. Kita buat wisatawan tidak bisa menolak untuk berwisata ke Indonesia,” kata Arief Yahya.

Selain itu juga telah diluncurkan War Room M-17 di gedung Sapta Pesona, kantor Kemenpar sebagai  pusat pemantauan berbasis teknologi digital. Dalam ruang War Room M-17 memiliki 16 layar LED touch screen untuk memantau 4 aktivitas utama yakni; pergerakan angka-angka pemasaran mancanegara dan pemasaran nusantara, tampilan big data berisi  keluhan, kritik, saran, semua testimoni baik negatif maupunpositif. Pusat intelejen ini menampilkan pergerakan wisman dan wisnus secara real up date termasuk data strategi untuk menghadapi kompetitor seperti Malaysia sebagai common enemy  dan Thailand sebagai musuh profesional pariwisata Indonesia. Selain itu ditampilkan pula indikator positif-negatif mengacu pada Tour and Travel Competitiveness Index (TTCI) World Economic Forum (WEF) sebagai standar global.

Air Connectivity atau akses udara, juga ikut digeber. Daya angkut atau seats capacity terus diperbesar. Target 2017, sudah harus 4 juta seats. Domainnya memang bukan di Kemenpar. Tapi kolaborasinya sudah dilakukan bersama Kemenhub, Airlines, Airnav, dan Angkasa Pura.

Problemnya pun sudah terdeteksi. Karenanya, jelang akhir tahun, Menpar Arief Yahya bersama tim Kemenpar makin getol melakukan roadshow ke industri Airlines, Angkasa Pura I-II dan Authority, dalam hal ini Kemenhub. Solusinya dicari dengan gaya business to business. Tak lagi kaku seperti gaya birokrasi.

Lantas mengapa akses udara ikut digeber? "Karena 75% wisatawan itu masuk Indonesia dengan airlines. Kita sentuh yang terbesar dulu untuk quick win," katanya.

Airlines nantinya akan didorong terbang ke destinasi wisata di Indonesia. Jam operasional airport akan diperpanjang hingga 24 jam. Deregulasi juga ikut didorong. Begitu juga dengan kemudahan penambahan slot bagi pesawat yang hendak masuk ke Indonesia. "Lakukan joint promo dan paket hard selling," ucap pria kelahiran Banyuwangi itu.

Saat Go Digital sudah berlari kencang, akses udara sudah terbuka lebar, faktor amenitas juga ikut dibangun.  Kamar hotel, resort, vila, jumlahnya juga harus ikut massif. Solusi tercepat dan termurah? Homestay desa wisata. "Kuartal I 2017 harus bisa bangun 1.000 homestay. Itu dibagi ke-10 top destinasi,” ucap Arief Yahya.

Itu artinya, Danau Toba (Sumatera Utara); Tanjung Kelayang (Bangka Belitung); Tanjung Lesung (Banten); Kepulauan Seribu (DKI Jakarta); Candi Borobudur (Jawa Tengah); Bromo Tengger Semeru (JawaTimur); Mandalika (Lombok, NTB); Labuan Bajo (Flores, NTT);  Wakatobi (Sulawesi Tenggara); dan Morotai  (Maluku).  masing-masing kebagian 100 homestay desa wisata. "Di luar 10 Bali Baru itu silakan diusulkan. Target 2017 adalah 20.000 homestay," tegasnya.

Sejauh ini, capaian jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari hingga Oktober 2016 mencapai 9.403.614 wisman. Angkanya tumbuh 9,54% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 yang mencapai 8.54.832 wisman. Hingga akhir Desember 2016, target 12 juta wisman diproyeksikan akan terlampaui dengan estimasi kunjungan wisman November sebesar 1,3 juta dan Desember 1,5 juta wisman.

"Target pada triwulan 4 (Oktober, November, Desember) 2016 sebesar 3,9 juta wisman atau 32,5%. Pada Oktober sudah tercapai 1,040 juta atau tumbuh 18,55%. Sedangkan sisanya 2,86 juta. Saya optimis akan terlampaui karena dalam tiga bulan tersebut adalah saat peak seasons dan menurut data  akan terjadi pertumbuhan tinggi hingga dua digit," kata Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya juga menjelaskan bahwa selama 2016 pariwisata sudah on the track. Kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 11%. Devisa yang dihasilkan Rp 172 triliun dan penyerapan 11,8 juta tenaga kerja (langsung, tidak langsung, dan ikutan). "Capaian kinerja pariwisata tahun 2016 ini semakin menguatkan kita  untuk meraih target 2017 hingga 2019," kata  Arief Yahya.

Untuk 2017, pemerintah sudah mematok target kontribusi Pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 13%. Sementara devisa yang dihasilkan sebesar Rp 200 triliun. Penyerapan tenaga kerja dipatok 12 juta, jumlah kunjungan wisman 15 juta dan pergerakan wisnus 265 juta, serta indeks daya saing (WEF) berada di ranking 40, dari posisi saat ini di ranking 50 dunia. (*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).