Wonderful Indonesia 2016
Menjelajah Empat Desa Wisata Suku Sasak di Sekitar Mandalika
Menjelajah Empat Desa Wisata Suku Sasak di Sekitar Mandalika
Ilustrasi.

Minggu, 11 Desember 2016 14:13 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Jika kali kesekian berkunjung ke Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), cobalah tidak sekadar menikmati keindahan alam tapi juga budaya masyarakatnya. Caranya, berkunjung ke satu dari empat desa wisata Suku Sasak yang tidak jauh dari Mandalika. 

Berikut empat desa wisata Suku Sasak yang layak dikunjungi, dan dijamin membuat Anda betah berlama-lama di dalamnya.

Kampung Ende

Terletak di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, atau sekitar 20 menit berkedara dari Bandara Internasional Lombok. Ada 30 rumah adat di kampung ini. Pengunjung bisa memasuki salah satunya, seraya mendengarkan tour guide memberi penjelasan.

Rumah Suku Sasak terdiri dari dua ruangan. Ruang pertama, bersatu dengan dapur, untuk anggota keluarga wanita. Ruang lain untuk anggota keluarga pria. Atap rumah terbuat dari rumbia khas rumah Suku Sasak.

Daya tarik Kampung Ende adalah rumah adat bernama Bale Tani. Lantai rumah terbuat dari kotoran sapi atau kerbau yang dicampur tanah liat. Kotoran kedua bintang itu berfungsi sebagai perekat tanah liat, pengganti semen.

Sebulan sekali lantai dipoles lagi dengan kotoran ternak. Jika tidak, tanah liat akan terkikis dan lantai berdebu saat kemarau.

 Dusun Sade

 Ini yang paling populer, karena banyak diulas wisatawan dalam dan luar negeri di berbagai situs. Dibanding di Kampung Ende, Dusun Sade menawarkan pengalaman unik kepada wisatawan, yaitu berbaur dengan kehidupan sehari-hari Suku Sasak -- masyarakat asli Pulau Lombok.

Dusun Sade seluas enam hektar dan dihui 152 kepala keluarga (KK). Hampir seluruh warga di kampung ini memiliki hubungan darah antarsepupu.

Seluruh desa sedemikian bersih, dan rumah-rumah tertata rapi. Sebagian besar warga berprofesi sebagai pengrajin tenun ikat khas Lombok dan cinderamata.

Di dusun ini wisatawan bisa menyaksikan proses pembuatan kain tenun ikat khas Lombok. Mulai dari pemintalan benang, sampai penenunan dengan alat tenun bukan mesin (ATBM).

Dusun Sade terletak di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, atau di tepi jalan raja Mataram-Lombok Selatan. Konon, desa ini telah berusia 600 tahun, tapi tidak ada bukti arkeologis yang menegaskannya.

Desa Tetebatu

Berwisata ke Gunung Rinjani tidak akan sempurna sebelum singgah di Desa Tetebaru, Kecamatan Sikut, Kabupaten Lombok timur. Desa wisata yang satu ini relatif berbeda, karena menyajikan suasana persawahan dan pegunungan.

 Adalah pemerintah Kabupaten Lombok Timur yang menjadikan Desa Tetebatu sebagai desa wisata. Pertimbangannya, Desa Tetebatu punya daya tarik sebagai desa pertanian.

Desa Tetebatu terletak di selatan kaki Gunung Rinjani, di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Udara sekujur desa sejuk dan bebas polusi.

Pengunjung bisa menjelajah Desa Tetebaru dengan trekking, atau berkunjung ke Air Terjun Ulem-ulem dengan ketinggian 10 meter, atau leyeh-leyeh di taman wisata. Pesona Air Terjun Ulem-ulem bukan pada ketinggian, tapi kolam air di bawahnya yang luas dan dijadikan tempat berenang.

Desa Sukarara

Terletak di Kecamatan Jonggot, Lombok Tengah, Desa Sukarara adalah permukiman masyarakat penenun kain khas Lombok. Desa terletak 25 kilometer dari Mataram, dan berada di luar jalan negara. Jika berkunjung ke desa ini sebaiknya menggunakan kendaraan sewaan.

Desa Sukarara terbagi ke dalam dua dusun; Belong Lauk dan Belong Daye. Jadi, ini desa kecil, panorama sekujur desa sangat menarik.

Yang menarik adalah ada kewajiban khusus bagi wanita di desa ini, yaitu harus bisa menenun atau, dalam bahasa Suku Sasak, nyesek. Kewajiban bisa menenun adalah syarat bagi wanita untuk bisa menikah. Tidak ada yang tahu sejak kapan keharusan itu dimulai. Para tetua desa mengatakan keharusan itu adalah hukum turun-temurun bagi perempuan Desa Sukarara.

Hasil tenun khas Desa Sukarara adalah sarung songket, yang biasa digunakan untuk upacara adat pesat besar atau begawe beleq. Kini, di sekujur desa terdapat banyak toko yang menjual hasil tenun kepada wisatawan.

Pengunjung tidak hanya dilayani untuk membeli, tapi juga sekadar melihat proses penenunan. Wanita penenun, dengan pakaian khas lambung, akan selalu tersenyum menyambut tamu. Ciri khas lain tenunan Desa Sukarara adalah menggunakan benang emas.

 Empat desa wisata ini adalah daya tarik lain pariwisata NTB. Keempatnya dipastikan akan kebanjiran pengunjung, setelah kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata Mandalika terbangun.

 Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya terus mendesak pengelola KEK Mandalika melakukan percepatan pembangnan kawasan, agar invesetor datang membangun amenitas. KEK Mandalika adalah satu dari 10 Top Destinasi Prioritas, yang diproyeksikan mendukung target 20 juta wisman tahun 2019. (*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).