Tanjung Gorango, Keindahan Lain Pulau Morotai
Tanjung Gorango, Keindahan Lain Pulau Morotai

Sabtu, 10 Desember 2016 03:06 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Yang terbayang di di benak banyak orang tentang Morotai sebuah pulau kaya peninggalan Perang Pasifik dan jejak Jenderal Douglas McArthur. Tidak salah. Namun, ada keindahan lain di Pulau Morotai, yaitu Tanjung Gorango.

Jika berlibur ke Morotai, sempatkan mengunjungi destinasi yang terletak di antara Desa Gorua dan Korago, Kecamatan Morotai Utara. Anda akan dibuat terngaga, dipaksa berlama-lama tinggal untuk menikmati hamparan pasir putih, laut biru, dan panorama sekitar pantai yang belum tersentuh banyak wisatawan.

Tanjung Gorango terletak 90 kilometer dari Daruba, ibu kota Kabupaten Pulau Morotai. Perlu tiga jam berkendara dengan kendaraan roda empat, dan dua jam dengan sepeda motor.

Jalan Daruba-Tanjung Gorango sebagian beraspal dan lainnya masih tanah. Saat kemarau, jalan tanah berdebu. Di musim hujan, jalan tanah berubah menjadi bubur.

Perjalanan tidak akan melelahkan jika pengunjung menikmati panorama di kiri dan kanan jalan. Semilir angin meningkahi deburan ombak pantai timur Pulau Morotai. Di kejauahan, burung-burung laut hilir-mudik. Hutan di kiri jalan sedemikian rimbun, menawarkan keteduhan.

Letak Tanjung Gorango yang terpencil membuat pengunjung tidak akan menemukan fasilitas apa pun di sini. Hanya ada satu moda transportasi umum dengan rute Daruba-Tanjung Sopi, tapi waktu tempuh lebih lama.

Setiap orang yang datang ke sini harus membawa bekal cukup; makanan, minuman, dan bahan bakar. Tidak ada penjual kebutuhan dasar di sepanjang perjalanan, karena penduduk sangat jarang.

Gorango adalah kata dalam bahasa setempat yang berarti hiu. Jadi, Tanjung Gorango adalah Tanjung Hiu. Namun, menurut penduduk setempat, tidak pernah ada kabar orang disantap hiu saat berenang.

Hamparan pasir pantai Tanjung Gorango sedemikian luas dan panjang. Butiran pasir tidak terlalu halus, tapi cukup bikin betah siapa pun berguling-guling di atasnya.

Ombaknya tidak terlalu tinggi, tapi cukup untuk peselancar pemula bermain sepuas hati. Tidak ada tempat berteduh karena pantai belum tergarap serius sebagai tempat wisata, namun rimbuh pepohonan sangat membantu wisatawan berlindung dari terik matahari.

Tanjung Gorango dipadati wisman lokal hanya sekali dalam setahun, yaitu saat libur Idul Fitri. Terakhir, saat libur Idul Fitri 2016, Tanjung Gorango kebanjiran wisman dari sekujur Pulau Morotai.

Zainal Kharie, warga Morotai Selatan, mengatakan berkunjung ke Tanjung Gorango saat Idul Fitri seakan telah menjadi ritus penduduk Muslim Morotai. "Hampir setiap tahun kami ke sini," kata Kharie.

Menurut Kharie, wisatawan lokal datang berkelompok; kecil dan besar. Kelompok kecil terdiri dari satu atau dua keluarga, dan biasanya membawa mobil pribadi. Kelompok besar adalah masyarakat satu kampung, dan biasanya datang dengan truk terbuka, atau angkutan umum yang disewa. "Tanjung Gorango adalah destinasi primadona warga Morotai," kata Kharie.

Seperti destinasi wisata lainnya, Tanjung Gorango nyaris tak tergarap dan salah satu spot sepi di bibir Samudera Pasifik. Bahkan, setelah pemerintah menetapkan Pulau Morotai sebagai satu dari 10 Top Destinasi Prioritas, Tanjung Gorango jarang disebut.

Promosi Pulau Morotai terbatas pada perannya sebagai pangkalan angkatan laut sekutu pimpinan Jenderal Douglas McArthur selama Perang Pasifik, dengan segala peninggalannya berupa peralatan perang yang terdapat di dasar laut dan pantai. Atau tentang Kerajaan Moro yang hilang bersama penduduknya.

Namun kisah sunyi Tanjung Gorango mungkin akan berakhir dalam beberapa tahun ke depan. Sejak 2014, lewat PP No 50 tahun 2014, pemerintah menetapkan Pulau Morotai sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata. Akan ada pembangunan besar-besaran di atas 1.101,76 hektar lahan, yang dikerjakan PT Jababeka Morotai.

Pemerintah akan mengucurkan investasi Rp 6,8 triliun untuk membangun infrastruktur, salah satunya bandara. Morotai, terhitung sejak berakhirnya Perang Pasifik, tidak pernah lagi didarati pesawat selama 70 tahun. Pemerintah membangun kembali Bandara Morotai, dan sejak 18 Maret 2016 Morotai kembali didarati pesawat berkapasitas 18 kursi.

Wings Air mengoperasikan pesawat ATR-72 berkapasitas 70 kursi dengan durasi tujuh kali sepekan. Citilink mendaratkan pesawat berbadan besar, yang membuat Morotai kembali terbuka.

Letak Morotai yang strategis, bisa dijangkau dari Korea, Jepang, dan Tiongkok, membuat Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yakin wilayah bekas Kerajaan Moro ini akan menjadi destinasi internasional. Tidak keliru pula jika Menpar Arief Yahya menargetkan kunjungan 500 ribu wisman ke Morotai pada tahun 2019, atau setelah amenitas dan akses terbangun.

Saat ini, PT Jababeka Morotai masih terus berusaha mengundang investor dalam dan luar negeri untuk membangun amenitas dan fasilitas lain. Pemerintah juga akan membangun dermaga kapal pesiar dan yacht.

Ketika semua itu terbangun, Tanjung Gorango dipastikan tidak lagi menjadi keindahan berselimut sunyi, tapi pantai dengan banyak wisman dan wisnus.(*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).