Dari Rakornas Pariwisata Menuju "Indonesia Incorporated (bagian-1)
Menpar Arief Yahya: Maju Serentak Tentu Kita Menang
Menpar Arief Yahya: Maju Serentak Tentu Kita Menang
Foto. Dok Kemenpar.

Rabu, 07 Desember 2016 12:11 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Cuplikan lagu "Maju Tak Gentar" karya W.R. Supratman seolah sedang diaransir lagi oleh Menpar Arief Yahya. Lirik: Maju Serentak Tentu Kita Menang, menjadi inspirasi Rapat Koordinasi Nasional IV Kepariwisataan yang digelar Kemenpar di Hotel Sultan selama dua hari, 6-7 Desember 2016. "Kalau ingin maju, kita harus tetapkan musuh bersama. Kalau mau menang kita harus kompak, solid, dan maju serentak," kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.

Spirit itulah yang mendasari lahirnya, Indonesia Incorporated. Bangsa Indonesia harus bersatu, mensinergikan kekuatan, memperkuat semua lini. Begitupun di pariwisata, jika ingin bersaing di level global harus menyatukan langkah menuju satu cita-cita. "Kalau kita bersinergi, tidak ada yang bisa mengalahkan Pariwisata Indonesia," katanya. 

Standarnya pun harus global, tidak lagi terkotak-kotak oleh birokrasi yang sempit, dan membelit kepentingan yang lebih jauh. “Memajukan Pariwisata sama dengan memajukan perekonomian bangsa ini. Karena pariwisata adalah penyumbang PDB, Devisa dan Lapangan Kerja yang paling mudah dan murah,” kata Arief Yahya, saat menjadi keynote speech di Rakornas yang menghadirkan banyak pemangku kepentingan itu.  

Paling mudah dan murah? Sekitar 700 peserta Rakornas IV Pariwisata pun terdiam sejenak. Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menpora Imam Nahrawi, Dirut Garuda Indonesia Arif Wibowo, Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Dirut PT Citilink Indonesia Albert Burhan, dan sejumlah pejabat Kementerian BUMN, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Ketua ASITA Asnawi Bahar, kalangan akademisi, industri, asosiasi pariwisata, dan media massa pun kut mengerenyitkan dahi.

Tapi, Menpar Arief Yahya langsung menjawabnya dengan data dan angka yang konkrit. Semua dijelaskan dengan detil. "Presiden Joko Widodo sudah mengeluarkan pernyataan tegas dan jelas, bahwa pariwisata bakal digas penuh menjadi core economy bangsa Indonesia. Budget promosi dinaikkan 4-5 kali lipat dari sebelumnya. Dan hal itu disampaikan dalam acara Kompas 100 CEO Forum di JCC Senayan, 24 November 2016. Lalu diulang soal target 20 juta wisman di 2019 dalam forum sosialisasi Tax Amnesty Periode II di Hotel Clarion Makassar, Sulsel, 25 November 2016," ungkap Arief Yahya.

Presiden Jokowi lagi-lagi mengulangi statemen yang sama di forum Kadin (Kamar Dagang dan Industri) dan Acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, dengan tema yang sama. Dengan intonasi yang sama, perhatian yang sama, yakni pariwisata menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ke depan.

Komitmen Presiden Jokowi sampai empat kali, bagi Menpar Arief Yahya, sudah sangat tegas keseriusannya dalam memajukan sektor pariwisata. 

Mengapa harus pariwisata yang digas? Pertama, PDB pariwisata sudah menyumbangkan 10% PDB nasional. Prosentasenya  tertinggi di ASEAN. Angka pertumbuhan PDB pariwisata nasional juga lumayan tinggi. Saat ini, PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8% dengan trend naik sampai 6,9%, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan. "Performance pariwisata terus menanjak dan optimisme itu kian terbentuk," ujarnya. 

Kedua, devisa pariwisata tak main-main. Investasi USD 1 juta, di sector ini akan menghasilkan PDB USD 1,7 juta atau 170%. Hal itu ditegaskan lagi oleh Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro yang mantan Kemenkeu RI itu. "Pariwisata memiliki multiplying effect yang paling besar dan konkret di masyarakat,” jelas Bambang Brodjonegoro. Bambang juga mengakui, hanya Pariwisata yang grafik perolehan devisanya mengalami trend naik, di tengah kelesuan ekonomi dunia saat ini.

Menpar Arief Yahya menambahkan lagi, kalau selama ini orang mengkategorikan industri itu menjadi migas dan non migas, maka kelak industri itu akan menjadi pariwisata dan non pariwisata.

Rangking dari devisanya? Ada di posisi empat besar penyumbang devisa nasional. Prosentasenya mencapai 9,3% dibandingkan industri lainnya. Dan bila ditarik ke prosentase pertumbuhan penerimaan devisa, pariwisata bahkan memperlihatkan pertumbuhan yang paling menggembirakan. Prosentase pertumbuhannya paling tinggi, menembus 13%.

Soal lapangan kerja, pariwisata juga bisa menjadi solusi. Pariwisata itu penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4% secaranasional dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sektor industri. Angka pertumbuhannya mencapai 30% dalam waktu 5 tahun. Cost-nya? Sangat murah. Marketeer of The Year 2013 itu dengan tegas menyebut pariwisata sebagai pencipta lapangan kerja termurah. "Memang termurah. Pariwisata bisa meng-create job opportunity hanya dengan USD 5.000/satu pekerjaaan. Coba banding dengan rata-rata industri lainnya yang sudah sebesar USD 100.000/satu pekerjaan,” kata Arief.

Atas dasar potret perekonomian yang seperti tadi, dengan cepat bisa diraba bahwa pariwisata memang sektor yang paling seksi untuk dijadikan core business. Saat ini ada lima yang menjadi prioritas nasional, yakni infrastructure, pangan, energi, maritim, dan pariwisata.

Kebetulan, di belahan bumi manapun, pariwisata tetap jadi primadona. Meskipun krisis global terjadi beberapa kali, jumlah perjalanan wisatawan internasional tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif. Dari 25 juta (1950), 278 juta (1980), 528 juta (1995), 1,14 miliar (2014), hingga mencapai 1,18 miliar (2015).

Hal lainnya, efek domino dari pariwisata itu dahsyat dan sangat signifikan. Dari data World Bank, setiap  belanja USD 1 akan mendorong dan menggerakkan sektor ekonomi lain minimal USD 3,2. Dan pariwisata adalah salah satu penggerak dari sektor utama lainnya, seperti ekonomi, globalisasi, konektivitas, integrasi dan pengembangan sosio-ekonomi.

Dan yang paling penting, pariwisata itu cocok untuk siapa saja. Pria, wanita, muda, tua, paruh baya, berasal darimana saja, dari level apa saja, semua butuh pariwisata. "Karena itu, kami semakin yakin, apa yang diputuskan Presiden Joko Widodo itu sudah berada di rel yang benar. Pariwisata menjadi salah satu sektor prioritas, selain Infrastruktur, Energi, Pangan dan Maritim. Kita punya semua potensi yang dibutuhkan untuk menghidupkan pariwisata sebagai pendongkrak ekonomi nasional," sebut Arief Yahya dalam forum yang dihadiri para Kadispar se Indonesia itu.

Namun, pariwisata tak bisa bergerak sendirian. Untuk mencapai tahapan pendongkrak ekonomi nasional, pariwisata harus dikeroyok rame-rame. "Semangatnya harus Indonesia Incorporated.  Akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media harus bersatu.  Negara ini hanya akan dapat memenangkan persaingan ditingkat regional dan global apabila seluruh Kementerian/Lembaga yang ada bersatu padu untuk fokus mendukung Core Business yang telah ditetapkan. Maju serentak tentu kita menang," ungkap dia.  

Di 2017 nanti, Kemenpar bakal fokus tiga hal, menggeber digital tourism, homestay desa wisata, dan konektivitas udara. Go digital, menjadi strategi yang harus dilakukan khususnya untuk merebut pasar global  sebagai pasar utama. "Kondisi pasar sudah berubah. Wisatawan  melakukan perjalanan mulai dari mencari dan melihat-lihat informasi, kemudian memesan paket wisata yang diminati, hingga membayar, via online. Gaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, memperbandingkan antar produk, memesan paket wisata, dan berbagi informasi kini telah mereka lakukan secara digital. Dengan kata lain kini 70% travellers melakukan search and share menggunakan media digital," kata Menpar Arief Yahya.

Urusan amenitas, ada homestay yang sudah disiapkan. Di 10 destinasi wisata prioritas (Danau Toba-Sumatera Utara; Tanjung Kelayang-Bangka Belitung; Tanjung Lesung-Banten; Kepulauan Seribu-DKI Jakarta; Candi Borobudur-Jawa Tengah; Bromo Tengger Semeru-JawaTimur; Mandalika-Lombok NTB; Labuan Bajo-Flores NTT; Wakatobi-Sulawesi Tenggara; dan Morotai-Maluku), akan dibangun 100 ribu homestay.

Pembangunannya bakal segera dimulai 2017 nanti. "Desainnya sudah ada. Semua diambil dari sayembara homestay Nusantara berarsitektur tradisional di 10 destinasi prioritas yang sudah digelar Kemenpar, Oktober 2016. Di 2017, pembangunannya sudah bisa running," ungkap Menpar.

Upaya ini juga dibarengi dengan kesiapan akses. Untuk akses, Menpar Arief Yahya mengaku sudah menyiapkan ketersediaan kapasitas seat sebanyak 19,5 juta. Semua disupply berbagai maskapai penerbangan Indonesia dan asing.

"Saat ini, hanya cukup untuk memenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016. Target 15 juta wisman tahun 2017 membutuhkan tambahan 4 juta seat.  Sedangkan untuk  target 20 juta wisman pada 2019 memerlukan total tambahan 10,5 juta seat pesawat. Tambahan 4 juta seat  untuk mendukung pencapaian target 15 juta wisman sudah dilakukan dengan berbagai upaya antara lain memastikan kecukupan slot bandara tertentu, memastikan kecukupan air service agreement serta menambah direct flight regular berjadwal maupun charter dari pasar potensial," ulasnya. (*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).