Menpar Arief Yahya Mulai Actions di Selling di Batam, Kepri (bagian-2)
Optimasi Excess Capacity Melalui Digital
Optimasi Excess Capacity Melalui Digital

Kamis, 01 Desember 2016 07:51 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Inilah satu butir implementasi "more digital more professional" yang dipopulerkan Menpar Arief Yahya. Berbincang akrab dengan sekitar 170 industri pariwisata Kepri di Novotel, Batam, dan mulai mengajak pelaku bisnis untuk actions mengoptimalkan excess capacity dengan cross selling. "Ini teori saya yang sudah saya tulis di buku Paradox Marketing. Kita akan ciptakan More for Less," kata Menpar Arief Yahya.

Apa maksudnya? "More for Less, itu artinya You Get More, You Pay Less. Paradoks. Ketika harga didiskon habis, bahkan digratiskan, justru Anda mendapatkan hasil yang lebih besar. Kita ciptakan harga yang membuat orang tidak bisa menolak untuk membelinya. Caranya, kumpulkan excess capacity, lalu dipaket murahkan! Semisalnya kamar hotel yang tidak laku, saat sepi pengunjung, low seasons, antara Senin sampai Kamis tiap pekan ketika tidak ada event," katanya.

Lalu, tiket fery yang dijual lebih murah di hari-hari sepi penumpang, atraksi seperti reatoran, cafe, spa, souvenir shop, dan lainnya juga dibuat program diskon. Semua kapasitas kosong yang sedang low seasons itu dikumpulkan, lalu dibuat paket murah ke Kepri, Batam, Bintan dan sekitarnya. "Buat harganya semurah-murahnya, buat terjangkau, agar affordable. Lalu dipromosikan yang sangat menarik," lanjut Mantan Dirut PT Telkom Indonesia ini.

Darimana pelaku bisnis itu mendapatkan keuntungan? Kalau dibuat murah dan bahkan gratis? "Nah, di sinilah yang dimaksud dengan cross selling. Anda bisa mengambil return dari makanan, minuman, paket wisata, dan fasilitas lain yang non kamar hotel, atau services lainnya. Istilahnya non operasional. Bisnis itu selalu mengambil untung dari operasional dan non operasional return," ujar Arief Yahya.

Apakah itu akan rugi? Jawabannya, tidak! Malah justru untung, karena services. "Daripada hotel atau atraksi Anda kosong? Okupansinya rendah? Mending tetap isi, mengambil point di services yang lain. Toh kalau hotel kosong, tenaga kerja tetap harus dibayar? Maintenance tetap harus jalan? Jam kerja efektif tetap harus ada karyawan? Tetap mengeluarkan biaya? Nah, makin lama, makin populer, makin ramai, makin terjangkau dan menjadi basic need atau kebutuhan dasar oran untuk jalan-jalan ke Kepri," katanya.

Program ini khusus hanya low seasons saja, di saat sepi pengunjung. Kapasitas kosong, memaksimalkan idle capacity. Juga tidak harus semua yang kosong, dengan digital Anda bisa mengatur inventory dengan booking system yang sudah disiapkan. Kalau Jumat, Sabtu, Minggu, itu sudah pasti penuh, program ini langsung off. Karena wisman Singapore dan Malaysia itu rata-rata, 90-100 persen full di week end dan saat event international. Tetapi di weekday, tingkat huniannya turun drastis hingga 20 persen, dan 80 persen kosong.

Dengan digital, yang diendors oleh Kementerian Pariwisata, ITX - Indonesia Travel Xchange, maka kapasitas kosong itu bisa dengan pasti dijual dan dipromosikan. Tidak harus semuanya, tetapi lebih baik isi daripada fasilitas itu kosong. ITX adalah digital market place, platform yang mempertemukan demand dan supplay. ITX sudah menyediakan website gratis, booking system gratis dan payment engine gratis pula.

Arief Yahya menawarkan konsep ini bukan tanpa pengalaman. Di Telkom, dia pernah melakukan "revolusi harga per user." Dari jualan pulsa per menit Rp 1.000 menjadi Rp 100. Turun drastis. Apakah rugi? Jawabannya sama sekali tidak. Harga pulsa murah, tetapi jumlah pelanggan naik dramatis, dari rata-rata 20 juta, menjadi lebih banyak dari jumlah penduduk Indonesia, dengan perbandingan 1:1,2 atau 120 persen dari jumlah penduduk.

Jika affordability naik, keterjangkauan kuat, maka berwisata ke Kepri itu akan menjadi basic need. Kebutuhan dasar, yang orang tidak bisa hidup tanpanya. Orang tidak masuk nalar jika tidak berjalan-jalan ke Batam, Bintan, Tanjung Balai, dan sekitarnya dengan biaya murah. "Saat itulah jumlah wisman naik, revenue naik, dan proyeksi pendapatan Anda bisa naik 60%. Bukan okupansi ya, tetapi pendapatan yang meningkat drastis. Dan yang terpenting: orang makin mudah, makin murah, makin terbiasa jalan-jalan ke Kepri," katanya.  

Maka booming pariwisata di Kepri tidak akan bisa dihindarkan. Semakin banyak crowd tourism di sana, maka segala macam atraksi bisa dibuat dan laku di sana. "Inilah yang saya sebut sharing economy, atau yang Presiden Jokowi menyebut ekonomi gotong royong. Maka di Tourism akan terjadi More For Less, You Get More, You Pay Less! Sama dengan yang sudah dialami bisnis Telekomunikasi dan Transportasi," papar Arief Yahya yang kelahiran Banyuwangi Jawa Timur itu. (*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).