Respons Semangat Presiden Joko Widodo Genjot Pariwisata (bagian-5)
Rhenald Kasali: Tepat! Transformasi Indonesia ke Pariwisata
Rhenald Kasali: Tepat! Transformasi Indonesia ke Pariwisata

Senin, 28 November 2016 08:33 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI), yang juga praktisi bisnis ternama di Indonesia, Rhenald Kasali rupanya menjadi salah satu saksi hidup akan statement Presiden Joko Widodo di 100 CEO Forum di JCC Senayan, Jakarta, 24 November 2016 lalu.

Kata Rhenald saat itu orang nomer satu di Indonesia itu akan menaikan alokasi anggaran Pariwisata 4 hingga 5 kali lipat, untuk mewujudkan target Pariwisata yang dipimpin Menteri Pariwisata Arief Yahya. Tidak tanggung-tanggung,  20 juta wisatawan mancanegara di tahun 2019 mendatang.

"Ini kabar bagus, ibarat ayam dan telur keduanya saling membutuhkan. Pariwisata memang benar sangat butuh biaya yang sangat besar. Keputusan Pak Presiden Jokowi dan Menpar Arief Yahya sudah sangat tepat di tengah transformasi ekonomi yang terjadi di dunia saat ini," ujar pria yang lahir di Jakarta, 13 Agustus 1960 itu.

Kondisi perekonomian saat ini semua dalam keadaan stag, manufacturing dunia juga stag, industri dunia juga tidak bagus dan selalu berpindah-pindah, hal ini juga terjadi di Amerika. Namun, Indonesia dalam hal ini Kementerian Pariwisata punya cara cerdas dengan melompat jauhkan sektor Pariwisata."Lompatan Kemenpar yakni dengan jasa Pariwisata. Transformasi ini sangat efektif, lompatan ini sudah keputusan yang tepat membangkitkan perekonomian masyarakat dengan jasa Pariwisata," ujarnya.

Yang patut disyukurinya lagi, imbuh Rhenald, Indonesia punya produk yang bagus di bidang Pariwisata. Jadi, transformasi ekoniomi jasa Pariwisata ini dipastikan bisa jalan, apalagi Presiden Jokowi punya komitmen terhadap Pariwisata tanah air. "Indonesia tepat, punya wisata ketenangan, alam, budaya, bahkan hiburan kita punya semua. Hanya saja, anggaran yang nanti ditambah itu juga harus dialokasikan untuk memperbaiki produk Pariwisata kita. Produk kita juga harus dikemas dengan baik," kata pria yang juga Ketua Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Rhenald yang juga penulis berbagai buku ekonomi itu menyarankan, anggaran yang lebih yang nantinya digolkan oleh Jokowi sebaiknya disiapkan untuk tiga hal. Yang pertama, yakni pengembangan produk pariwisata. "Pengembangan produk ini juga harus menjadi konsentrasi daerah, pemerintah daerah harus seirama dengan pemerintah pusat dalam mengembangkan pariwisata terutama pengembangan kualitas destinasi atau produk," ujarnya.

Rhenald mengambil contoh Danau Toba. Saat ini produknya menurut Rhenald hanyalah baru berupa Danau yang indah yang diberikan Tuhan untuk Indonesia. "Heritagenya harus digenjot, paket-paket wisatanya harus diperbaharui, aksesnya, amenitasnya, transportasinya, guide-nya, homestaynya. Jadi pengembangan produk harus juga jadi prioritas,” ujar Rhenald.

Yang kedua alokasi anggaran dari pemerintah harus disiapkan juga untuk promosi. Rhenald menilai bahwa Presiden Jokowi harus bersyukur karena memiliki Menteri sekelas Arief Yahya. Karena promosi di dunia sudah sangat terasa dan memang Arief Yahya jagonya. Kata dia, pria asal Banyuwangi itu sosok yang tepat karena sangat mengerti dengan, pertarungan digital, pertarungan ekonomi.

"Urusan ini saya tahu betul kalau Presiden Jokowi sangat happy, saya sudah lihat Taxi di London, Kereta, iklan digital di New York dan sebagainya. Semuanya dibranding Wonderful Indonesia. Pak Arief Yahya tahu betul urusan promosi itu. Dan saya sangat optimis jika pak Arief Yahya yang mengerjakan ini, semua akan tercapai, karena memang beliau pakarnya untuk urusan pertarungan-pertarungan itu,” katanya. 

Dan yang ketiga, masih kata Rhenald, alokasi anggaran yang berikutnya adalah untuk penguatan kelembagaan dalam hal ini Kemenpar dan semua elemen yang terkait. "Kemenparnya harus semakin kuat, jangan lupa tekhnologi digitalnya disiapkan, penguatan SDM-nya, dan semua yang terkait dalam mengemas pariwisata dari produk hingga promosi. Karena hal itu yang belum kita punya, strory yang mengemas produk menjadi Pariwisata yang sangat menarik,” katanya.

Rhenald mengambil contoh, Pulau komodo di Labuan Bajo sebenarnya lebih menarik dibandingkan dengan Beruang di Alaska. Namun kemasan Beruang di Alaska lebih bagus karena destinasi itu bisa didukung SDM yang mengemas destinasi jadi menarik ditambah dengan story. "Padahal ketemu Beruangnya saja tidak. Sedangkan kita, sudah pasti ketemu Komodo. Kita produk bagus, namun belum dikemas baik,” katanya.

Seperti diketahui, penambahan alokasi anggaran juga merupakan bagian dari perjuangan Menpar Arief Yahya untuk tanah air. Terkait core business Pemerintah Indonesia, Mantan Dirut PT Telkom yang kini mengelola Kemenpar dengan model private sector, dan ala swasta ini sudah melayangkan usulan tersebut.

Itu karena, pariwisata adalah penyumbang PDB, Devisa dan Lapangan Kerja yang paling mudah, murah dan cepat. Karena itu menuntaskan semua bottlenecking di Kemenpar itu sangat bermakna ekonomis buat masyarakat. Pertama soal PDB, pariwisata menyumbangkan 10% PDB nasional, dengan nominal tertinggi di ASEAN. Kedua, PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8% dengan trend naik sampai 6,9%, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan. Ketiga, devisa pariwisata USD 1 Juta, menghasilkan PDB USD 1,7 Juta atau 170%. Itu terbilang tertinggi dibanding industri lainnya. Jadi,  kalau selama ini masyarakat mengkategorikan industri itu menjadi migas dan non migas, maka kelak industri itu akan menjadi pariwisata dan non pariwisata. 

Bagaimana dengan devisa? saat ini Pariwisata masih menempati posisi ke-4 penyumbang devisa nasional, sebesar 9,3% dibandingkan industri lainnya. Tapi, pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata itu tertinggi, yaitu 13%. Sedangkan industri minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif.(*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).