Wonderful Indonesia 2016
Ramah Pantai, Karakter Homestay Desa Wisata di Labuan Bajo
Ramah Pantai, Karakter Homestay Desa Wisata di Labuan Bajo
(dok. humas kemenpar)

Senin, 14 November 2016 04:02 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Membangun rumah di tepian pantai tidak sama dengan membuat rumah di persawahan atau perbukitan. Jika Anda salah satu orang yang terobsesi membangun homestay dewsa wisata di pantai, ada baiknya simak inspirasi dari cerita sang jawara Sayembara Desain Arsitektur Nusantara 2016 ini. Khususnya, destinasi Labuan Bajo, NTT, Rizki Bhaskara yang mendesain dengan asumsi rumah di tepian pantai.

Di sayembara itu oleh Menpar Arief Yahya dinaikkan hadiah totalnya menjadi Rp 1 M untuk 10 Bali Baru, dan terbagi dalam Juara I, II, III. Karakter pantai itu, berangin, berair yang mengandung garam, bahkan anginnya pun sudah mengandung garam. Trik apa yang bisa dilakukan agar orang yang tinggal di dalam homestay bisa menikmati suasana laut yang menawan dan merasakan angin yang menyehatkan?

Rizki punya jawabannya. Itulah yang dia dituangkan dalam karya desain yang akhirnya memenangkan Sayembara Desain Arsitektur Nusantara 2016 yang digelar Kemenpar, belum lama. ”Desain homestay desa wisatanya harus bertipe rumah panggung. Rumah yang tidak menempel di tanah atau di air laut, tetapi tetap ramah pantai,” kata Rizki, Minggu (13/11).

Selain bisa menikmati pemandangan laut yang damai, juga bisa merasakan desiran angin yang sepoi-sepoi yang menjadi tembang nina bobo. Tipe rumah panggung itu, menurut Rizki, juga akan melindungi si penghuni dari air laut pasang. Karena pasang-surut itu adalah handicap tersendiri bagi para nelayan yang tinggal di pesisir.

Settingan teras atau dek kayu juga bisa membuat wisatawan bisa berkumpul bersama sekaligus merasakan sensasi tepi pantai. Penempaatan ruang menginap wisatawan diset di lantai dua. Dari paparan Rizki, ini bisa memberi kesan wisatawan seperti menginap di loteng. Dan lantai atasnya tetap diberikan jendela untuk memaksimalkan perncahayaan dan penghawaan alami yang masuk ke dalam ruang menginap.

Lantai dua dengan konsep semi loteng ini juga dimaksudkan agar bangunan tidak terlalu tinggi. Di bawah difungsikan sebagian ruang-ruang yang sifatnya lebih publik sebagai ruang istirahat sementara bagi wisatawan yang hendak melanjutkan perjalanan. “Jangan lupa tetap pertahankan prinsip dan ruh arsitektur lokal. Itu bisa disematkan di atap atau ornament di tampak muka. Untuk Labuan Bajo yang namanya sudah mendunia, ini sangat dibutuhkan agar destinasi wisatanya punya warna yang berbeda,” ujar Rizki.

Lokasi ideal versi Rizki? Pulau Papagaran, Labuan Bajo. Mengapa di pulau itu? Dari observasi yang sudah dilakukannya, kebanyakan wisatawan yang ke Labuan Bajo selalu mengagendakan untuk melihat Komodo. Hal yang sangat wajar mengingat Komodo hanya ada di Indonesia. Semua ingin menyaksikan kehidupan kadal raksasa yang bisa berenang di air tawar dan air laut itu. “Pesona inilah yang akan menjadi destinasi itu beda dan tidak ada duanya di dunia. Artis Hollywood sekelas Gwyneth Paltrow saja ikut mengunggah cerita dan bermacam foto, mulai dari panorama hingga komodo selama liburannya di Pulau Komodo. Jadi sensasi melihat komodo tetap menjadi andalan,” kata Rizki.

Namanya juga ideal, jadi kalau ingin mendapatkan keunikan paling kuat, ya di sana. Tetapi, mau dibuat di semua tempat di Labuan Bajo, oke-oke saja. Kebetulan, lokasi Pulau Papagaran tidak jauh dari Taman Nasional Komodo. Jadi bila homestaynya dibangun di sana, wisatawan bisa dengan mudah menyaksikan keunikan langka itu. Tetapi, kalau semua di sana, juga tidak membuat kawasan Labuan Bajo hidup dan berkembang bersama.

Material yang digunakan? Diambil dari material lokal. “Material utamanya kayu dan bambu. Itu saya pilih karena sudah familiar bagi masyarakat sekitar serta sesuai dengan kondisi alam Labuan Bajo. Ini juga akan meminimalisir jejak karbon,” kata Rizki.

Untuk urusan dinding, Rizki memilih anyaman bambu. Selain banyak tumbuh di sekitar Labuan Bajo, bambu dipilih karena ringan. Daya tahannya pun bisa puluhan tahun. “Jadi bisa mempermudah transportasinya jika disuplai dari luar Pulau Papagaran. Ini juga bisa memaksimalkan penghawaan alami yang masuk ke dalam bangunan,” ujar  Rizki.

Partisi ruangannya? Diset tidak membosankan. Ruang rumah utamanya sendiri untuk lantai pertama dibagi menjadi ruang publik dan kamar pemilik yang dipisahkan tangga. Dan jangan takut kehilangan privasi. Ada pintu sendiri yang membatasi ruang public dan pemilik homestay .

“Konsepnya rumah tumbuh dimana nantinya jumlah kamarnya dapat bertambah. Dengan dana terbatas, warga sekitar juga bisa ikut membangun,” kata dia.

Untuk kamar mandi, Rizki memilih untuk menempatkan di luar bangunan. Ini juga dimaksudkan agar dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi utama di dalam rumah utama. “Rumah wisata nusantara ini nantinya juga dapat menjadi alternatif mata pencaharian penduduk sekitar selain menjadi nelayan. Ini juga bisa menjadi penginapan alternatif selain di kabin kapal-kapal yang selama ini umum menjadi pilihan wisatawan yang datang,” ujar Rizki. (*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).