Jabu Na Ture, Sensasi Cahaya Danau Toba di Dalam Rumah
Jabu Na Ture, Sensasi Cahaya Danau Toba di Dalam Rumah

Rabu, 02 November 2016 04:29 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Mimpi Tim CV Realline Studio sebentar lagi bakal menjadi kenyataan. Perusahaan tempat berkumpulnya para arsitek muda itu sukses menjadi Pemenang Utama Sayembara Desain Arsitek Nusantara 2016 untuk kategori Destinasi Danau Toba dengan judul karya Jabu Na Ture.

Desain homestay yang diserahkan di Kementerian Pariwisata, Selasa 25 Oktober 2016 lalu bakal menjadi pertimbangan tim percepatan pembangunan Danau Toba dalam membangun rumah wisata milik masyarakat yang akan dikembangkan di sana.

”Mimpi yang sebentar lagi terwujudnya adalah, kami membayangkan rumah kami berada tepat di pinggir Danau Toba, dengan keelokan danau, air yang tenang, seperti lukisan pemandangan yang sejuk nyaman. Itulah mimpi yang mudah-mudahan segera terwujud,” ujar Ketua Tim CV Realline Studio, Deni Wahyu Setiawan.

Wahyu dalam menciptakan karya itu tidak sendirian. Pria yang berdomisili di Semarang itu memiliki tim diantaranya adalah Christian Ihotasi Siregar, Hendrayawan Setyanegara, Ricky, Gabriel Hutagalung, Muhammad Najib Sholeh, dan Bayu Andika Putra. Seperti diketahui, Sayembara Desain Arsitek Nusantara 2016 merupakan gawean Badan Ekonomi Kreatif, Kementarian Pariwisata dan PT Propan Raya sebagai panitia pelaksana.  

Lebih lanjut Wahyu memaparkan, Jabu Na Ture punya arti banyak bagi karifan lokal di Danau Toba. Kata dia, timnya membuat desain homestay itu memang untuk disiapkan sebagai rumah yang nyaman untuk wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.

”Yang kami pikirkan di desain Homestay ini adalah pencahayaannya, jadi sensasi cahaya dan udara yang sejuk di Danau Toba akan terasa hingga di dalam rumah. Itulah keunggulan Jabu Na Ture dan kenikmatan si wisatawan. Sangat bagus banget kalau jaraknya hanya 500 meter dari Danau Toba,”kata Wahyu.

Wahyu bercerita, Jabu artinya rumah hunian, na artinya yang memberikan, Ture adalah yang bagus, komplit atau selaras yang memiliki makna sebagai rumah hunian yang indah selaras alam. ”Dan semua terkoneksi kembali dengan kebudayaan lokal, melalui respresentatif filosofi rumah Batak. Sekarang sudah mulai hilang, dengan Homestay yang kami bikin semoga akan bangkit lagi dan muncul lagi, tapi bedanya, desain kami akan membuat anda betah di Rumah,”ujarnya.

Ruang Tataring, imbuh Wahyu, menjadi ciri khas Homestay ini terletak pada bagian tengah atau pusat, langsung terlihat dari pintu ruangan dapur terbuka, ruang ini menjadi tempat menanak atau memasak, nasi dan minuman serta berfungsi sebagai heating atau pemanas ruangan dan dalam pengembangannya akan memiliki ruang yang dapat digunakan untuk ruang baca, maupun galery kerajinan khas tiap desa.

”Desain Homestay ini mencoba untuk mengakrabkan wisatawan dengan nuansa budaya lokal yang masih sangat alami, sehingga wisatawan dapat berinsteraksi sekaligus belajar mengenai aneka kebudayan Batak dan peradabannya.Itu pula sebabnya kenapa bentuk desain yang dikreasi mengambil analogi dan filosofi rumah Batak yang beresensi harmonis, alami, berbudaya dan wah,” bebernya.

Untuk bahan, beber Wahyu, material bambu dan batu muntahan gunung sebagai solusi. Penggunaan material bambu , material lokal yang melimpah, namun masih belum dimanfaatkan, mengedukasi bahwa bambu juga dapat dijadikan bangunan yang indah dan terjangkau dan daun ijuk dari pohon aren, tersedia melimpah.

Komposisi ruangan, Kamar Pemilik Rumah, Kamar Tamu, Kitchen, Ruang Perapian (Tataring), Kamar Mandi, Meja Cuci, Tempat berjemur, Teras, Ruang Perpustakaan  dan Kloset.

”Dan para-para terletak di atas dapur berfungsi sebagai tempat bersantai, ruang baca ataupun tempat meditasi. Membayangkan di bangunan itu, nyaman dan penuh inspirasi. Bangunan Panggung agar dapat menyesuaikan kontur kampung di Danau Toba yang berbeda - beda baik yang berada di bukit, di lembah, maupun di pinggir pantai, akan terlihat lebih asri dan alami. Kami sudah tidak sabar desain kami digunakan pelaku Pariwisata,” kata Wahyu.

Menpar Arief Yahya dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf sudah menyerahkan hadiah total Rp 1 M, kepada 30 pemenang Sayembara Arsitektur Nusantara untuk homestay.  Menpar menyampaikan, bagi wisatawan itu yang paling penting adalah experience. Pengalaman mereka sejak turun di airport, sampai ke tempat tinggal mereka di penginapan. Tentu, desain homestay ini nanti tidak akan menjadi real estate. Karena kearifan lokal justru menjadi atraksi dan daya tarik bagi wisatawan.

Mimpi itu rupanya juga sama dengan apa yang dibayangkan Menpar Arief Yahya. Dia berimajinasi bangunan-bangunan di seputar Danu Toba itu memberi ciri khas arsitektur local. Sehingga jika orang bangun tidur, belum sadar betul, begitu menyaksikan bentuk dan model bangunannya saja sudah paham, bahwa dia sedang berada di Danau Toba. “Arsitektur local inilah yanga akan menjadi penanda ciri khas rumah adat Batak yang bersumber pada budaya setempat,” kata Arief Yahya, Menpar RI. (*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).