Wonderful Indonesia 2016
100.000 Homestay Jadi "Trending Topic" di PBB
100.000 Homestay Jadi Trending Topic di PBB
Ilustrasi.

Rabu, 12 Oktober 2016 13:16 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

MADRID - Tema yang paling heboh dalam pertemuan di markas UNWTO, Lembaga PBB bidang Pariwisata Madrid, Spanyol itu rupanya soal homestay. Dari tiga inisiatif Menpar Arief Yahya yang dikupas tuntas dari sisi strategi, (Go Digital, Homestay, dan Sustainable Tourism Certification (STC) itu) juatru soal homestay yang mendapat respons serius. Terutama setelah mendengar paparan akan dibangun 100.000 homestay hinggal 2019 dan akan dimulai 2017 di Indonesia.

"Apakah pemerintah ikut mengatur regulasi mereka? Bagaimana dengan pajak? Siapa yang menginspeksi? Bagaimana menjaga persaingan tetap sehat? Hati-hati dengan pelaku industri existing, yang sudah ada? Di banyak negara, menambah jumlah atau kapasitas kamar atau hunian di satu destinasi justru menaikkan tensi bisnisnya?" kata Taleb Rifai, Sekjen UNWTO mengingatkan.

Mr. Carlos Vogeler, Executive Director for Member Relations yang warga kenegaraan Spanyol juga memberi catatan. "Ini bertolak belakang dengan Go Digital yang dipresentasikan sebelumnya. Go digital itu sangay modern, maju, progresif dan menjemput pasar masa depan. Sedangkan Homestay itu lebih ke traditional market? Pasar masa lalu," kata Carlos.

Lain lagi sorotan dari Mr Márcio Favilla, Executive Director for Operational Programmes and Institutional Relations yang berasal dari Brazil itu. "Homestay mungkin hanya cocok untuk domestic market, bukan untuk international market," cetus Márcio yang pernah menjadi Walikota Brazil itu.

Cukup sengit serangan soal homestay yang dibawa Menpar Arief Yahya di forum PBB itu. Tetapi justru dari situ, mendapat semacam "early warning" atau yang biasa disebut critical success factors yang bermanfaat. Yang sudah diantisipasi Arief Yahya adalah faktor budgeting, bagaimana menciptakan 100.000 homestay di 10 top destinasi wisata yang sudah ditetapkan Presiden Joko Widodo. Dia menyebut ini sebagai sharing economy, membangun community based di sektor pariwisata. Melibatkan masyarakat untuk bekerjasama, mendapatkan benefit, menjaga ekosistem dan hospitality. Masyarakat juga bisa menghidupkan tradisi dan budaya yang akan menjadi atraksi baru.

Menpar menyebut, peran pemerintah adalah membantu permodalan. Yang biasanya bunga 12%, tapi di homestay cuma 5%, dengan masa tenor 20 tahun, dan uang muka 1% saja. Perbedaan dengan harga pasar itulah yang ditanggung pemerintah.

Pemerintah juga mewajibkan bentuk bangunan homestay menggunakan arsitektur nusantara. Setiap daerah akan berbeda, karena Indonesia itu luas, panjang, lebar, pulau-pulau, bersuku-suku, ini akan menjadi kekuatan atraksi tersendiri. 25 Oktober 2016 nanti akan diumumkan pemenang lomba desain arsitektur nusantara dengan rekor jumlah peserta 728 design. "Kami ingin mengembalikan arsitektural tradisional yang khas dan saat ini sudah banyak yang hilang," kata Menpar Arief Yahya.

Jadi atmosfer kalau ke Borobudur, sudah terasa sejak belokan menuju ke Kota Mungkit, Magelang. Gapura batu-batu, pagar, pintu, bentuk atap, model rumah, dan sebagainya. "Bulan ini sudah akan ada pemenang-pemenang lomba desain homestay-nya," jelasnya.

10 destinasi prioritas akan didahulukan, tetapi daerah lain yang punya potensi dan membutuhkan homestay juga akan diakses. Ke-10 Bali Baru itu antara lain: Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang - Belitung, Tanjung Lesung - Banten, Kep Seribu Dan Kota Tua - Jakarta, Borobudur - Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru - Jawa Timur, Mandalika-Lombok NTB, Labuan Bajo NTB, Wakatobi - Sultra dan Morotai - Maltara.

Bagaimana dengan regulasi? Hospitality? Standart layanan dan quality control? "Kami mempersiapkan tim yang bekerja untuk itu di bawah Pokja Percepatan 10 Bali Baru. Tentu pemilik homestay akan dibekali pengetahuan, sampai ke pencatatan, laba rugi, keuangan yang sederhana. Soal SDM ada deputi Kelembagaan dan SDM, sampai 2019 akan mencetak 500 ribu tenaga kerja pariwisata baru untuk mempersiapkan target 20 juta wisman di 2019," ungkapnya.

Akhirnya Sekjen Taleb Rifai pun memahami dan percaya akan keseriusan Menpar Arief Yahya. "Homestay juga bisa dikemas menjadi atraksi destinasi yang menarik. Saya percaya kedekatan dengan budaya lokal, tradisi masyarakat, kehangatan people to people relations, itu semua bisa menjadi atraksi pariwisata," tutup Taleb.

Di ujung presentasi, Menpar Arief Yahya meminta kembali kr UNWTO untuk mengawal dan memfasilitasi pengembangan STO itu menjadi STC, sustainable tourism certification. Kemenpar bahkan sudah mengeluarkan Keputusan Menteri No. 14/2016 tentang Pedoman Tujuan Wisata berkelanjutan. UNWTO   Pun langsung ok, karena itu adalah concern dunia.

Di markas UNWTO Madrid, delegasi Kemenpar RI yang mendampingi Menpar Arief Yahya adalah Yuli Mumpuni Widarso, Dubes RI untuk Spanyol yang juga perwakilan RI di UNWTO, Don Kardono, Stafsus Menpar Bidang Media, Giri Adnyani, Sesdep Pemasaran Mancanegara Kemenpar, Nia Niacaya, Asdep Pengembangan Pemasaran Wilayah Eropa Timur Tengah, Afrika dan Amerika, Ronald Pantun Mariso, Setmenpar dan Kurniawan, Staf KBRI Madrid. ***


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).