Wonderful Indonesia 2016
Wujudkan Mimpi Jadi Wisata Halal, Menpar Arief Yahya Sarankan Aceh Ikuti Standar GMTI
Wujudkan Mimpi Jadi Wisata Halal, Menpar Arief Yahya Sarankan Aceh Ikuti Standar GMTI

Selasa, 20 September 2016 00:10 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Lalu langkah teknis apa yang harus dijalankan Aceh? Untuk mewujudkan mimpi menjadi destinasi wisata halal kelas dunia? Yang bisa mendownload devisa yang besar? Menyerap tenaga kerja dan mengikis angka pengangguran? Dan menaikkan PDB?

"Jika ingin menjadi pemain dunia, gunakan standar global," saran Menpar Arief Yahya di Rakor Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh di Hotel Hermes, Banda Aceh, 19 September 2016 itu.

Teknisnya? Ikuti standar yang sudah dibuat secara universal oleh GMTI – Global Moslem Travel Index. Seperti halnya, Kemenpar selalu mengkalibrasi dengan standar World Tour and Travel Index (WTTI) yang dibuat oleh World Economic Forum (WEF) dengan 14 pilar itu. "Standar global itu bisa membandingkan posisi kita, berada di mana? Diantara Negara-negara rival, seperti Malaysia, Singapore, Thailand, Turki, UAE, yang sukses dengan destinasi halalnya. Kelemahan dan kelebihan kita ada di mana? Kita bisa menentukan dengan cepat titik mana yang urgent disentuh? Dan bisa memenangkan pertarungan," kata Arief Yahya yang menyebutkan saat ini Indonesia masih terbawah di antara negara-negara di atas.

Arief Yahya mengungkapkan salah satu kelemahan, dan mungkin sekaligus kelebihan Aceh adalah halal itu sendiri. Karena merasa semua makanan sudah dijamin 1000 persen halal? Prosesnya juga halal? Tempat dan fasilitasnya sudah otomatis halal? Maka stakeholder pariwisata di Aceh merasa sudah tidak perlu lagi mengurus sertifikat halal. Toh semuanya sudah halal?

"Nah ini yang salah kaprah. Meskipun sudah jelas-jelas halal, tetap dibutuhkan sertifikat halal tersebut, yang dikeluarkan oleh lembaga yang diakui global," kata Arief Yahya.

Yang disertifikat itu, lanjut dia, juga bukan hanya makanan dan minuman saja. Tetapi "muslem friendly amenities", seperti hotel, resto, café, dan semua yang terkait dengan wisman. Dari 3A –Atraksi, Akses, Amenitas--, atraksi Aceh sangat kuat. Aceh lengkap dengan wisata alam (bahari, gunung, danau), wisata budaya (heritage, kuliner, seni dan budaya), dan wisata man made. Akses dan Amenitas, yang masih harus dikembangkan lagi," kata dia.

Arief Yahya menyebut cara yang paling mudah dan cepat untuk memenangkan persaingan adalah benchmarking. Tidak asal membandingkan kasus demi kasus, yang hanya berujung pada polemik dan debat kusir. Tetapi menggunakan standar global yang biasanya dilombakan setiap tahaunnya. "Quick win-nya, Aceh harus bisa memenangkan persaingan itu. Aceh harus bisa merebut award sebagai The World’s Best Halal Cultural Destination 2016, yang tahun lalu berhasil dimenangkan Lombok," kata dia.

Apa tujuan paling fundamental dari pemenangan award internasional? Menpar Arief Yahya menyebut 3C. Pertama, Calibration, untuk menyesuaikan kualitas layanan yang dimiliki dengan standar dunia. Apakah yang sudah dijalankan itu sudah memenuhi kriteria dan level dunia? Kedua, Confidence, award itu akan menaikkan confidence level atau membuat Aceh semakin pede dengan status juara dunia wisata halal. Ketiga, menaikkan Credibility, atau kepercayaan public akan reputasi Aceh sebagai destinasi yang aman dan nyaman buat wisatawan darimanapun berasal.

Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kemenpar Riyanto Sofyan menyebut ada tiga level untuk merebut quick win itu. Pertama, global leadership, yang meliputi pemenangan international award, peningkatan peringkat GMTI, lobi dan komunikasi antar sesama stakeholder, dan makin banyak terlibat dalam event internasional.

Level kedua adalah pemasaran dan promosi, tujuannya mengintegrasikan kampanye wisata halal Indonesia baik ke dalam maupun luar negeri secara agresif, terutama target pasar utama. Jika diurut pasar wisata halal itu antara lain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Malaysia, Singapura, Tiongkok, India, Rusia, Jerman, Perancis dan Inggris.

"Lalu menjalankan strategi promosi pemasaran dengan DOT (destination, origination, timeline), strategi promosi dengan BAS (branding, advertising, selling) dan strategi media dengan POSE (paid media, own media, social media, endorser media)," kata Riyanto Sofyan.

Level ketiga adalah pengembangan Destinasi, SDM dan Kelembagaan. Yang dilakukan adalah penguatan daya saing atraksi, produk dan pelayanan. Khusus destinasi dengan 3A, (Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas), peningkatan kapasitas SDM, pembuatan pedoman wisata halal. Lalu, fasilitasi Sertifikasi Halal Indutri Pariwisata.

Di ujung presentasi, Arief Yahya meminta Riyanto Sofyan untuk berdiri. "Khusus untuk program Aceh menuju "The World’s Best Halal Cultural Destination 2016" saya serahkan ke Pak Riyanto. Beliau adalah Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kemenpar. Sedangkan untuk Sabang menjadi “The World’s Best Marine Tourism Destination” saya serahkan kepada Pak Indroyono Soesilo, yang hari ini juga mengadakan Rakor Wisata Bahari di Sabang. Beliau adalah Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kemenpar," ungkap Arief Yahya. (*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).