Wonderful Indonesia 2016
Presiden Jokowi: Kita Harus Tentukan 'Core' Ekonomi Indonesia
Presiden Jokowi: Kita Harus Tentukan Core Ekonomi Indonesia
Presiden Joko Widodo saat memimpin sidang kabinet di Istana. (istimewa)

Senin, 12 September 2016 01:00 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Setelah kunjungan kerja (kunker) dalam rangkaian menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 dan ASEAN ke Tiongkok dan Laos, Presiden Joko Widodo punya kesan yang sangat tegas dan masuk akal. Mantan Gubernur DKI ini dengan lugas membuat kesimpulan dan rencana yang khas seperti seorang CEO, Chief Executive Officer.

Mengenakan baju putih polos, Presiden Joko Widoso menyampaikan hal itu saat Rapat Kerja Kabinet Paripurna, 9 September 2016, di Istana Negara, Jakarta. Orang nomor satu itu ingin membahas hasil kunker dan kaitannya dengan perekonomian nasional saat ini. Dia betul-betul berpikir korporasi, mengelola negeri ini sebagaimana manajemen parusahaan yang serba solid, speed dan smart.

Di pengantarnya, Presiden Joko Widodo menceritakan bahwa persaingan global, antar negara saat ini sangat sengit dan terlihat semakin nyata. Semua negara berlomba-lomba merebut market investasi dan modal ke negaranya masing-masing. Ibarat perusahaan, masing-masing mempresentasikan portofolio bisnisnya, agar diminati pada investor.

"Dari rangkaian pertemuan yang kita lakukan dengan kepala-kepala Negara, kepala-kepala pemerintahan, baik di G-20 maupun ASEAN Summit, sangat kelihatan betapa sekarang ini bersaing antarnegara sangat sengit. Terjadi pertarungan antarnegara dalam perebutan kue ekonomi, baik investasi, arus uang masuk, arus modal, dan termasuk sangat sengit sekali," terang Presiden diulang-ulang dengan intonasi yang sangat jelas.

Atas dasar realitas itu, Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada jajarannya untuk menentukan arah perekonomian nasional. Menurutnya, dengan cara itulah Indonesia dapat membangun keunikan dan keunggulan Indonesia dalam bersaing dengan negara lainnya. Tugas CEO di perusahaan, adalah menentukan arah, dan mengalokasikan sumber daya. Itulah yang sedang diperankan presiden yang juga mantan walikota Solo itu.

"Kita harus menentukan apa yang akan menjadi core ekonomi kita, core business negara kita. Karena dengan itulah kita akan bisa membangun positioning kita. Kita bisa membangun deferensiasi kita. Kita bisa membangun brand negara sehingga lebih mudah kita menyelesaikan persoalan-persoalan, tanpa harus kejar-kejaran, apalagi kalah bersaing dengan negara lain?" kata Presiden Jokowi.

Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang turut hadir dalam rapat kabinet tersebut, kemudian diberikan kesempatan oleh Presiden untuk menyampaikan sejarah perekonomian negara Indonesia dari awal berdirinya Indonesia hingga kini. "Akan kita lihat, sebetulnya di mana yang harus diperbaiki, di mana yang harus kita waspadai. Saya kira akan kelihatan sekali kalau nanti sudah disampaikan," imbuh Presiden.

Hampir seluruh anggota Kabinet Kerja hadir dalam rapat kali ini. Tampak hadir di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan sejumlah anggota kabinet kerja lainnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung memberanikan menyampaikan usul, terkait “Core Business” Negara Republik Indonesia ini. "Negara seperti halnya sebuah korporasi, harus memiliki core business, sehingga kita dapat dengan tegas dan jelas menetapkan Positioning, Differentiating dan Branding-nya dengan tepat. Dan, menurut saya, core business negara ini adalah Pariwisata," usul Arief Yahya.

Mengapa Pariwisata? Arief Yahya menyebutkan bahwa Pariwisata Indonesia itu memiliki banyak keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif, sehingga layak menjadi Bangsa Pemenang melalui industri Pariwisata.

Pertama, Pariwisata Penghasil Devisa Terbesar. Tahun 2019 Industri Pariwisata diproyeksikan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia yaitu USD 24 Miliar, melampaui sektor Migas, Batubara dan Minyak Kelapa Sawit. Dampak devisa yang masuk langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Kedua, Terbaik di Regional. Tahun 2019, Pariwisata Indonesia ditargetkan menjadi yang terbaik di kawasan regional, bahkan melampaui ASEAN. Pesaing utama kita adalah Thailand sebagai competitor professional, dengan devisa pariwisata lebih dari USD 40 Miliar, sedangkan negara lainnya relatif mudah dikalahkan.

Ketiga, Country Brand Wonderful Indonesia. Country Branding itu yang semula tidak masuk ranking branding di dunia, tahun 2015 melesat lebih dari 100 peringkat menjadi ranking 47, mengalahkan country branding Truly Asia Malaysia (ranking 96) dan country branding Amazing Thailand (ranking 83). Country branding Wonderful Indonesia mencerminkan Positioning dan Differentiating Pariwisata Indonesia.

Keempat, Indonesia Incorporated. Negara ini hanya akan dapat memenangkan persaingan di tingkat regional dan global apabila seluruh Kementerian/Lembaga yang ada bersatu padu untuk fokus mendukung Core Business yang telah ditetapkan. "Maju Serentak Tentu Kita Menang," kata Arief Yahya.

Kelima, Indonesia bisa diformat menjadi Tourism Hub Country. Untuk menjadi Trade dan Investment Hub akan terlalu sulit bagi Indonesia untuk mengalahkan negara lain, seperti Singapura. Di lain pihak, Indonesia dapat dengan mudah menjadi destinasi utama pariwisata dunia, sekaligus Tourism Hub. “Dengan menjadi tourism hub, yang pada prinsipnya menciptakan people-to-people relationship, maka diyakini Trade dan Investment akan ikut tumbuh dengan pesat,” kata Arief Yahya.

Kelima, Alokasi Sumber Daya. Setelah ditetapkan sebagai Core Business Negara, maka alokasi sumber daya, terutama anggaran harus diprioritaskan. Dan ini pekerjaan Presiden Jokowi dalam membuat desain penganggaran. (*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).