Wonderful Indonesia 2016
Menpar Arief Yahya Amplifying Statemen Presiden Jokowi di Shanghai
Menpar Arief Yahya Amplifying Statemen Presiden Jokowi di Shanghai
Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya. (istimewa)

Senin, 29 Agustus 2016 06:40 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Kali ini Menpar Arief Yahya meng-amplifying pidato Presiden Joko Widodo dalam Peringatan HUT RI ke-71 lalu. Bukan lantaran kehabisan stok kata-kata atau sedang tidak menemukan ide segar untuk mempromosikan Wonderful Indonesia. Senyampang berbicara di depan diaspora di Shanghai, yang didominasi oleh pengusaha dan professional anggota INACHAM – Indonesia China Chamber of Commerce di Grand Hyatt Shanghai, Jin Mao Tower, Tiongkok.

“Saya yakin banyak diantara kalian yang belum mendengarkan pidato Bapak Presiden Joko Widodo. Ini bisa jadi pengobat rindu pada Indonesia. Ini saya kutip, kata-kata beliau yang perlu disimak dan digaris bawahi,” prolog Arief Yahya, Menteri Pariwisata yang berdiri di stage dengan back ground LED bertuliskan “Celebration of the 71 st Anniversary of the Republic Indonesia” itu.

Inilah kata-kata yang dikutip kembali untuk meremind bagi yang sudah mendengar, atau meng-amplifier bagi mereka yang belum menyimak.

Sekarang kita berada pada era persaingan global. Kompetisi antarnegara luar biasa kerasnya, luar biasa sengitnya. Untuk memenangkan kompetisi, untuk menjadi bangsa pemenang, kita harus berani keluar dari zona nyaman. Kita harus kreatif, optimis, bahu-membahu, dan melakukan terobosan-terobosan. Semua itu demi mempercepat pembangunan nasional, dem meningkatkan daya saing kita sebagai bangsa.

Tanpa keberanian kita keluar dari zona nyaman, kita terus dihadang oleh tiga masalah utama bangsa, yaitu kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial. Diperlukan langkah-langkah terobosan, diperlukan kecepatan kerja, diperlukan lembaga-lembaga negara yang kuat dan efektif untuk mengatasi tiga masalah utama bangsa tersebut.

Tahun 2016 ini telah ditetapkan sebagai Tahun Percepatan Pembangunan Nasional. Kita harus melangkah menuju Indonesia maju. Percepatan pembangunan tersebut mutlak kita perlukan. Sudah 71 tahun Indonesia merdeka, kita belum mampu memutus rantai kemiskinan, memutus rantai pengangguran, dan memutus rantai kesenjangan sosial.

Pada tahun percepatan pembangunan ini, Pemerintah fokus pada tiga langkah terobosan untuk pengentasan kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial. Ketiga langkah itu adalah: Pertama, Percepatan pembangunan infrastruktur. Kedua, penyiapan kapasitas produktif dan Sumber Daya Manusia. Ketiga, deregulasi dan debirokratisasi.

Itulah kata-kata penting Presiden Jokowi. Tiga hal penting dari pernyataan Presiedn Jokowi yang diteruskan ke para pengusaha dan professional di Shanghai itu. “Kita masih sulit memutus rantai kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan sosial. Lalu yang akan digenjot adalah infrastruktur, kapasitas produksi dan SDM, serta deregulasi-debirokratisasi. Itulah yang bisa kita perankan semua, melalui sektor Pariwisata,” kata Arief Yahya mengajak para kolega untuk investasi di bidang pariwisata saat ini.

Mengapa harus Pariwisata? “Pariwisata adalah jalan baru, paling cepat dan paling mudah untuk memutus rantai kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan yang selama 71 tahun kita hadapi. Tahun 2019, Pariwisata diproyeksikan menyumbangkan PDB sebesar 15%, devisa sebesar 20 Milliar USD, dan menyerap 13 juta tenaga kerja, serta diyakini mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang lebih tersebar di seluruh tanah air,” kata Arief Yahya.

Tiga fokus langkah percepatan yang sudah disampaikan Presiden Jokowi di atas, adalah strategi yang sedang kita jalankan di Kementerian Pariwisata. “Fokus pertama, Infrastruktur, itu syarat mutlak memajukan pariwisata. Kami sedang percepatan 10 destinasi prioritas, dari Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Kep Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, BTS Jatim, Mandalika NTB, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara,” jelasnya.

Fokus kedua, SDM merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. Tuntutannya adalah segera memiliki SDM-SDM profesional terbaik. Caranya, build, borrow, dan buy. Cara optimal saat ini adalah borrow. Oleh karena itulah kita sekarang didampingi oleh Shadow Management yaitu para ahli dengan reputasi yang sudah teruji di bidangnya.

Fokus Ketiga, debirokrasi-deregulasi. Beberapa langkah deregulasi yang sudah kita lakukan antara lain BVK (Bebas Visa Kunjungan) 196 negara termasuk Tiongkok, Pencabutan CAIT untuk industri wisata layar dan moratorium azas cabotage untuk wisata kapal pesiar pada lima pelabuhan besar di Indonesia. “Sehingga kapal pesiar bisa menaik turunkan penumpang di pelabuhan-pelabuhan tersebut,” kata dia.

Langkah debirokrasi, kata Arief Yahya, yang dilakukan adalah implementasi teknologi digital, kita harus semakin digital, karena itu kita kembangkan E-Government, E-Tourism, TXI (Travel Exchange Indonesia), ITDW (Indonesia Travel Data Warehouse) dan lain-lain. “Kami punya War Room untuk menjadi pemain global, dan siap bersaing di level internasional,” kata Arief Yahya.

Mantan Dirut PT Telkom yang asli Banyuwangi ini juga menunjukkan fakta-fakta situasi pariwisata Indonesia yang belakangan sangat bergairah. “Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi nasional untuk mewujudkan kemakmuran. Peningkatan investasi dan destinasi pariwisata menjadi faktor kunci dalam hal pendapatan ekspor dan penciptaan lapangan kerja,” kata dia.

Pariwisata juga  telah melakukan lompatan yang luar biasa, yang membuatnya menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar dan tercepat di dunia. Industri pariwisata merupakan pilihan yang termudah dan termurah untuk meningkatkan pertumbuhan PDB, menghasilkan devisa, dan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.

Pertama, untuk menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB). Data terbaru World Travel & Tourism Council (WTTC), sektor pariwisata Indonesia telah memberikan kontribusi 10% dari total GDP, dengan nominal tertinggi di ASEAN. Pertumbuhan PDB pariwisata sebesar 4,8% dan memiliki potensi untuk mencapai 7%, tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan industri pertanian, otomotif, manufaktur dan pertambangan.

“Selain itu, saya juga ingin menunjukkan bahwa pendapatan dari 1 juta USD valuta asing (valas) dalam pariwisata akan menghasilkan 1,7 juta USD, atau berkontribusi 170% bagi PDB Pariwisata, sebagai penyumbang tertinggi dibandingkan dengan industri lainnya,” kata Arief Yahya.

Kedua, Pariwisata adalah penghasil devisa, dan diambil di dalam negeri. “Tahun 2015, devisa pariwisata peringkat ke-4, berkontribusi 9,3%. Tingkat pertumbuhan tertinggi dialami juga pariwisata, 13%. Industri minyak dan gas, batubara, minyak kelapa sawit, yang selama ini menjadi primadona mengalami pertumbuhan negatif. “Ini perlu dicatat baik-baik, biaya pemasaran pariwisata hanya 2% dari proyeksi pendapatan devisa. Jadi tinggal kita balik, kita menginginkan proyeksi berapa, maka 2% nya lah biaya promosinya,” kata dia.

Ketiga soal ketenaga kerjaan, yang selama bertahun-tahun menjadi problem bagi Indonesia. “Pariwisata Indonesia telah memberikan kontribusi 9,8 juta pekerjaan, atau sekitar 8,4% dalam skala nasional. Peringkat ke-4 dari keseluruhan sektor. Tingkat pertumbuhan total sektor pariwisata adalah 30%, dalam kurun 5 tahun.

“Pariwisata hanya perlu 5.000 USD untuk membuat satu pekerjaan penuh-waktu, sedangkan industri lain membutuhkan lebih dari 100.000 USD,” jelas Arief Yahya.

Dalam acara ini juga dihadiri oleh Duber RI untuk China Soegeng Rahardjo, Konjen Shanghai Siti Mauludiah, Presiden INACHAM James Hartono, Chairman INACHAM Liky Sutikno, GM Garuda Indonesia I Wayan Sudiarta, dan tokoh pengusaha lainnya. Sore sebelumnya, Menpar Arief Yahya juga mempresentasikan potensi bisnis Pariwisata Indonesia dalam business forum yang digelar dengan audience yang berbeda. Vincensus Jemadu, Asdep Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah Asia Pasifik, Kemenpar memaparkan 10 Top Destinasi Baru yang biasa disebut sebagai 10 Bali baru itu. (*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).