Pesona Kuliner Indonesia
Jika Peru Punya Ceviche, Batak Punya Naniura, Ini Penampakannya
Jika Peru Punya Ceviche, Batak Punya Naniura, Ini Penampakannya
Naniura, Kuliner khas Batak. (istimewa)

Senin, 22 Agustus 2016 11:37 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

DANAU TOBA- Kapan terakhir Anda berjalan-jalan ke Danau Toba atau Sumatera Utara? Sudah sempat merasakan masakan yang spesial ini? Dimakan mentah namun tanpa bau amis sedikitpun.

Kalau di Peru bisa menikmati Ceviche makanan khas unggulan negara itu, dimana proses memasaknya tidak menggunakan api. Ikan kakap merah mentah atau bisa juga scallop, dan ikan lainnya yang berserat besar berdaging medium yang direndam air jeruk lemon untuk membuat daging ikan matang. Mirip seperti salad ikan dengan rasa segar?

Di Tano Batak jenis masakan ikan tanpa dimasak itu juga bisa kita temui. Namanya, Naniura. Bedanya kalau ceviche disajikan dengan irisan bawang merah besar di atasnya; nah Naniura ini disiram dengan bumbu halus berwarna kuning. “Anda pasti penasaran kan? Gimana bau amisnya? Gimana rasanya? You mesti coba!” kata Vita Datau, Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar, di Jakarta.

Naniura adalah salah satu makanan khas Batak Tapanuli Utara, yang bisa ditemui di Danau Toba, Medan dan Pematang Siantar. Jika dahulu kala naniura hanya dihidangkan untuk raja-raja Batak, sekarang makanan khas ini sudah bisa dinikmati oleh banyak orang. Bahkan bisa ditemui di restoran tertentu di sana.

"Di Balige kita perlu memesannya, karena persiapan dan proses pembuatannya membutuhkan waktu, juga harus dari ikan yang segar," tambah Vita yang juga Ketua Akademi Gastronomi Indonesia itu.

Proses pembuatannya cukup menarik, ikan mas mentah yang dalam bahasa aslinya disebut Dekke dibersihkan duri dan lendirnya dulu. Lalu dimatangkan dengan cara merendamnya dengan air asam Jungga atau lebih umum dikenal sebagai jeruk purut.

Proses ini membuat kualitas protein di ikan mas menjadi lebih utuh karena tidak terkena api sama sekali. Tidak direbus, tidak digoreng, tidak dibakar, tidak diasap, tidak kena panas api sama sekali.

Ikan yang digunakan sebaiknya berukuran kecil agar matangnya merata dan masih hidup agar tetap segar. Membutuhkan waktu 2-3 jam untuk memasak Nani Ura yang juga menjadi makanan wajib di acara-acara adat Batak. Ikan dianggap siap makan apabila daging ikan sudah kenyal dan mudah disobek.

Bumbu siram yang terdiri dari gabungan 10 macam bumbu termasuk andaliman, kecombrang mempunyai citarasa gurih yang kuat dan harum yang khas membuat selera makan kita tergoda untuk segera mencicipi. Texture kenyal dari daging ikan yang sudah meresap asam jungga menghadirkan sensasi tersendiri.

Beda dengan arsik makanan khas Batak lainnya, Dekke di Naniura ini memiliki tekstur kenyal namun mudah dikunyah dan dimakan bersama bumbu yang melumuri seluruh badan ikan mas itu. Menariknya, ikan yang digunakan juga harus ikan air tawar, pas dengan Danau Toba yang airnya tawar.

Melihat dari komposisi bumbu Naniura, makanan ini sangat bermanfaat bagi kesehatan. Terbayang oleh saya mengapa orang-orang tua kita lebih panjang umur; ini karena mereka mempunyai kebiasaan makan makanan yang baik. Menggunakan bahan-bahan yang segar. Kebiasaan ini yang harus diturunkan kekeluarga. Memperkenalkan anak anak kita cara makan makanan yang baik yang biasanya ada di makanan tradisional. Lagi lagi kearifan local tidak pernah salah. Cara makan dan jenis makanan di suatu daerah ditentukan oleh kondisi alam sekitar. Itulah salah satu prinsip gastronomi yang terkenal dengan sebutan otentiksitas.

"Artinya kita tidak akan pernah bertemu dengan rasa asli yang otentik jika tidak langsung berkunjung ke daerah asalnya. Naniura tempatnya, tentu saja Sumatera Utara," katanya.

Menpar Arief Yahya menyebut jenis makanan naniura ini adalah khas Batak, dan hanya bisa ditemukan di budaya makan Tapanuli. Tidak semua tempat di tanah air punya jenis makanan khas seperti Danau Toba ini.

"Karena itu, sayang kalau tidak mencicipi makanan khas itu. Kalau di Eropa ada Samlon, yang dimakan ala sushi, di Batak ada Naniura, yang juga fresh, tidak dimatangkan dengan api. Penasaran kan? Inilah produk budaya kuliner local yang sangat khas di Batak," ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.

Kuliner, kata Arief Yahya, adalah salah satu cabang dari wisata berbasis budaya. Kuliner itu tidak bisa dipisahkan dari akar budayanya. Mengapa orang Batak menciptakan jenis makanan Naniura seperti itu, juga melalui perjalanan panjang yang cocok dengan karakter budaya setempat. Ada istilah, asam di gunung, garam di laut, berjumpa dalam belanga. “Perbedaan budaya itu selalu punya satu hal yang sama, salah satunya adalah musik dan kuliner. Enak dan nyaman itu universal,"kata Arief Yahya. (*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).