Wonderful Indonesia 2016
KORPRI Jemput Momentum “Merdeka” di HUT Kemerdekaan ke-71 RI
KORPRI Jemput Momentum “Merdeka” di HUT Kemerdekaan ke-71 RI
Jajaran pengurus KORPRI saat sesi foto bersama. (humas)

Rabu, 17 Agustus 2016 15:31 WIB
Penulis : Muslikhin Effendy

JAKARTA - Ketua Umum KORPRI Nasional, Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH pintar menjemput momentum. Tepat di tanggal 17 Agustus 2016, peringatan Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-71, korps pegawai yang dia pimpin bakal diboyong ke era digital, era ekonomi kreatif, dan era teknologi informasi.

Organisasi yang melingkupi pegawai Republik Indonesia ini menandatangani kerjasama dengan PT Global Oase Indonesia (Go Indonesia) untuk membangun platform digital dalam memutar roda organisasi.

“Momentum itu adalah massa benda kali kecepatan! Saya percaya persaingan di era digital ini, siapa yang cepat akan mengalahkan yang lambat! Bukan yang besar mengalahkan yang kecil. Kami melihat, hari ini 17 Agustus 2016 adalah momentum terbaik bagi Korpri untuk berubah menjadi lebih baik, lebih profesional, lebih siap menjawab tantangan zaman. Memaknai HUT Kemerdekaan RI ke-71 dengan spirit kerja baru, go digital,” kata Zudan Arif Fakrulloh, Ketua Umum KORPRI di Jakarta.

Era digital, menurut Zudan, itu sebuah keniscayaan. Cepat atau lambat akan terjadi, dan bahkan sudah di depan mata, terutama di kota-kota besar yang sudah terpasang jaringan 4G. Dunia semakin sempit, jarak dan waktu semakin irrelevant, semua urusan ada di genggaman smart phone, teknologi komunikasi membuat semua orang terhubung dalam network media social. “Kalau tidak memanfaatkan teknologi yang semakin pesat, organisasi ini juga sulit bergerak,” ungkap Zudan yang juga Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri ini.

Memang, sejak reformasi 1998 lalu, posisi Korpri seolah “mati suri.” Tidak banyak terdengar gaungnya. Pun juga di saat HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus, maupun HUT Korpri sendiri, 29 November. Tidak banyak terdengar oleh khalayak, prestasi hebat, profesionalisme, spirit membangun dengan optimism. Yang mencuat di media hanyalah berita-berita bernada miring soal pegawai negeri. “Inilah yang ingin kami bangun kembali di momentum 17 Agustus 2016 ini. Membangun kembali spirit korps yang sempat redup selama 18 tahun ini. Membangun spirit merdeka untuk berkarya nyata, bekerja optimal,” kata Zudan usai menandatangani Perjanjian Kerjasama di sekretariat KORPRI di Gedung B Kantor BAPETEN, Jakarta.

Persepsi yang salah kaprah itu seolah semakin menenggelamkan jiwa korsa anggota Korpri, karena terus menerus dibombardir berita-berita bernada minor, tanpa ada pembelaan dan upaya pelurusan dari organisasi. Nyaris tidak ada kebanggaan terhadap organisasi yang melingkupinya. “Padahal, ada banyak prestasi, bahkan sampai ke level global. Tetapi tidak banyak yang tahu, karena tidak pede untuk menyampaikan ke ranah publik. Inilah momentum untuk ‘merdeka’ untuk menyampaikan prestasi-prestasi besar yang dicapai,” ungkapnya.

Persepsi yang kurang sedap itulah, kata Zudan, yang akan dibangun kembali, dieksplorasi, tentu yang bisa diverifikasi dan bisa dipertanggung jawabkan. “Kami harus menjawab dengan fakta, menjawab dengan kerja keras, dan terus membangun atmosfer yang produktif buat anggota Korpri. Kami menyadari, era digital itu tidak bisa dilawan. Dunia sudah melaju cepat dengan digital. Kalau kita tidak menggunakan digital, kita pasti akan semakin tertinggal,” papar dia yang berkantor di Jl. Raya Pasar Minggu Km 19 Jakarta Selatan 12072.

''Tak semua anggota Korpri seperti yang dipersepsikan orang. Banyak yang berprestasi hebat. Mudah-mudahan dengan digital news yang akan kami kerjasamakan ini, persepsi masyarakat bisa berubah. Dan anggota KORPRI akan semakin bangga, punya confidence, dengan profesinya. Ini yang akan membuat kinerja mereka semakin meningkat untuk melayani bangsa dan negara,'' katanya.

Zudan menjelaskan saat ini Korpri dan anggotanya ingin bergerak lebih professional, lebih cerdas, lebih cepat. “Jajaran Korpri harus bisa jadi guru dan teladan bagi perubahan yang diharapkan oleh seluruh masyarakat dan mampu menata birokrasi yang bersih, kompeten dan mampu melayani masyarakat secara optimal,'' kata Zudan.

Ini sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo yang terus mendorong agar aparatur negara meningkatkan kualitas pekerjaannya. "Arahan Presiden yang mendasar untuk seluruh anggota KORPRI di 514 Kabupaten/Kota dan 34 Provinsi adalah berharap KORPRI dan seluruh ASN (aparatur sipil negara) itu mengubah pola pikir, dari pola pikir lama menuju pola pikir yang baru," kata Zudan.

Presiden Jokowi menekankan, kata dia, Korpri harus mengubah paradigma jika saat ini sedang di persaingan yang ketat antar ASN sendiri?, maupun persaingan ASN dengan dengan dunia luar seperti MEA (masyarakat ekonomi Asean). Presiden ingin aparatur negara memberikan pelayanan publik tanpa basa-basi. "Rakyat mau lihat birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi efektif dan efisien, birokrasi yang melayani bukan dilayani, serta birokrasi yang berikan layanan publik berkualitas," tegasnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Go Indonesia, Ervik Ari Susanto, mengatakan membangun kekuatan digital itu wajib dilakukan oleh siapapun, tidak hanya perusahaan swasta, tapi juga pemerintahan termasuk aparaturnya. Agar mereka bisa melihat perkembangan dan perubahan besar di masyarakat. “Tahap pertama, kami akan desain dan buatkan website, termasuk content dan media sosialnya,” kata Ervik. (*/dnl)


Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:32 WIB
JAKARTA - Diposisikan sebagai Destinasi Halal unggul dalam pentas wisata halal dunia, Aceh pun makin kreatif mendesain event. Disupport Kementerian Pariwisata RI, maka provinsi yang biasa disebut dengan Serambi Mekkah itu semakin bersemangat menggelar kegiatan berskala internasional yang bertajuk Aceh International Rapa’i Festival. Masih cukup waktu, acara ini bakal digelar sebulan lagi, persisnya pada 26-30 Agustus mendatang.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:53 WIB
BALI- Benchmark adalah cara paling cerdas, cepat dan cekatan untuk menjadi yang terbaik. Membandingkan dengan cerita sukses dan kehebatan pesaing, itulah yang diminta Menpar Arief Yahya, kepada semua daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:48 WIB
AZERBAIJAN - Lapis legit yang dikenal dengan nama Spekkoek –bahasa Belanda--, yang khas Indonesia dan ngetop di tahun 90-an rupanya menggoda lidah orang Republik Azerbaijan. Kue berlapis-lapis gelap-terang yang memberi kesan rasa manis di ujung lidah itu jadi favorit warga di negara yang merupakan Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya itu. Kue itu menjadi juara II untuk kategori makanan asing di “The Third International Traditional Sweets Festival” yang digelar di Kota Sheki, Azerbaijan, 21 Juli 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 23 Juli 2016 08:56 WIB
JAKARTA - Pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dari seluruh Indonesia tampaknya bakal mengarah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan membuat lonjakan dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2016 mendatang. Betapa tidak, NTB akan menjadi tuan rumah event akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-26. Perhelatan akbar tingkat nasional tersebut akan dipusatkan di Islamic Center, NTB sebagai arena pembukaan dan penutupan.
Wonderful Indonesia 2016
Sabtu, 30 Juli 2016 23:37 WIB
JAKARTA - Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Wonderful Indonesia 2016
Senin, 25 Juli 2016 10:40 WIB
JAKARTA - Pesona kuliner Indonesia tak henti-henti menggoda selera lidah orang seluruh jagat. Tak percaya? Saksikan saja Asian Food Channel, 28 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. Aneka rasa kuliner dari spesialis Bali, Jakarta, Lombok, Yogyakarta dan Padang dipastikan siap pamer kenikmatan cita rasa nusantara kepada dunia. Inilah alat promosi dan diplomasi teste untuk mendukung sektor pariwisata yang efektif.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 09:11 WIB
JAKARTA - Kemenpar paham betul, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dari semua persoalan mendasar di pariwisata. CEO Message ke-5 Menpar Arief Yahya menekankan, memilih orang dulu, baru menugaskan pekerjaan. Istilahnya menentukan “who” dulu, baru menjelaskan “what.” Memastikan siapa driver-nya dulu, baru menentukan arah hendak kemana.
Wonderful Indonesia 2016
Minggu, 24 Juli 2016 08:43 WIB
BATAM - Kepri tak menyia-nyiakan potensi wisata bahari yang sudah diberikan Tuhan di wilayahnya. Masterplan pengembangan gerbang wisata sea zone, coastal zone dan underwater zone sudah mulai disiapkan. Targetnya, dalam tiga tahun, provinsi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu menjadi pintu masuk wisman berbasis bahari di tanah air. “Kami fokus kembangkan bahari, mengubah pemikiran dan strategi dari darat ke laut. Tiga tahun ke depan, Kepri harus jadi gapura wisata bahari Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Sabtu (23/7/2016).