Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Protes Resmi Tim U-23 Indonesia Terkait Kepemimpinan Wasit
Olahraga
5 jam yang lalu
Protes Resmi Tim U-23 Indonesia Terkait Kepemimpinan Wasit
2
Selebritas Tanah Air Turut Berduka Berpulangnya Babe Cabita
Umum
5 jam yang lalu
Selebritas Tanah Air Turut Berduka Berpulangnya Babe Cabita
3
Vokalis Firehouse, CJ Snare Meninggal Dunia
Umum
4 jam yang lalu
Vokalis Firehouse, CJ Snare Meninggal Dunia
4
Robert Downey Jr Akan Kembali sebagai Iron Man
Umum
4 jam yang lalu
Robert Downey Jr Akan Kembali sebagai Iron Man
5
Ivan Gunawan Minta Maaf terkait Kontroversi Video Candaan Pelecehan Seksual
Umum
3 jam yang lalu
Ivan Gunawan Minta Maaf terkait Kontroversi Video Candaan Pelecehan Seksual
6
Penyanyi Nelly Furtado Terjatuh Saat Tampil di Festival Musik Coachella
Umum
3 jam yang lalu
Penyanyi Nelly Furtado Terjatuh Saat Tampil di Festival Musik Coachella
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Umum

Beri Kuliah Umum, Zudan Cerita Dukcapil Bisa Raup Rp6 Triliun dalam 6 Tahun

Beri Kuliah Umum, Zudan Cerita Dukcapil Bisa Raup Rp6 Triliun dalam 6 Tahun
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Prof. Zudan Arif Fakrullah dalam suatu kesempatan. (foto: dok. ist.)
Minggu, 13 Juni 2021 14:31 WIB
JAKARTA - Dirjen Dukcapil Kemendagri, Prof Zudan Arif Fakrullah mengungkapkan, dashboard monitoring Ditjen Dukcapil mencatat ada sekitar 6 miliar kali NIK di-klik selama 6 tahun terakhir oleh sekira 3.466 lembaga yang menjadikan data Dukcapil sebagai verifikator.

Jumlah klik itu, jika dikalikan Rp1.000/klik mencapai Rp6 triliun. Ini adalah nominal yang bisa diterima Ditjen Dukcapil jika Dukcapil menerapkan ketentuan hak akses data secara berbayar sebagaimana dilakukan otoritas data di beberapa negara lain.

Bagi lembaga perbankan, asuransi, menurut Zudan, harga Rp1.000/klik adalah harga yang murah. Karena dulunya, lembaga-lembaga jenis itu bisa menghabiskan Rp40.000 - Rp50.000 per verifikasi satu data pelanggan yang mereka lakukan melalui mekanisme verifikasi konvensioal termasuk menelepon satu per satu pelanggan.

Tapi, Ditjen Dukcapil sebagai lembaga negara, menggratiskan setiap kerjasama akses data dengan berbagai lembaga tersebut. Bagi Dukcapil, kerjasama gratis adalah wujud manfaat yang bisa diberikan Dukcapil kepada lembaga-lembaga tersebut guna mengoptimasi Satu Data Kependudukan di Tanah Air.

Hal ini dikatakan Prof. Zudan saat menyampaikan virtual studium generale atau kuliah umum virtual bertajuk 'Re-Programming Dukcapil' bersama program studi Magister Menejmen UNS (Universitas Sebelas Maret), Sabtu (12/6/2021) pagi.

Prof. Zudan memaparkan cara menangani resistensi pihak luar terhadap program kerja dan organisasi. Membangun jejaring dan memberi manfaat adalah cara yang bisa ditempuh.

"Jadi semangatnya untuk menghindari resistensi berilah manfaat. Organisasi yang kita bangun harus bisa memberi manfaat. Ekosistemnya kita bangun, nanti manfaat ini akan memperbesar ekosistem," kata Zudan.

Zudan mengisahkan, di 2015 jumlah lembaga yang kerjasama baru 30 lembaga, setahun pertama Ia menjabat Dirjen Dukcapil Ia memberi tambahan 40 lembaga. "Kita terus memberikan manfaat, ekosistemnya ternyata membesar,".

"Mereka bertambah senang, mereka memberikan promosi dari mulut ke mulut dan komunitasnya. Komunitas perbankan akhirnya banyak masuk dan kini sudah ada 1000an lembaga perbankan yang bekerjasama," kata Zudan.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:GoNews Group, Pemerintahan, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/