Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
Olahraga
17 jam yang lalu
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
2
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
Olahraga
17 jam yang lalu
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
3
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
Olahraga
16 jam yang lalu
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
4
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
Olahraga
17 jam yang lalu
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
5
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
Umum
15 jam yang lalu
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
6
Timnas Indonesia Butuh Dukungan Penuh Suporter
Olahraga
16 jam yang lalu
Timnas Indonesia Butuh Dukungan Penuh Suporter
Home  /  Berita  /  Umum

Sudah 6 Hari Berlangsung, Ini Kisah Sekeluarga Mudik Jalan Kaki dari Kebumen ke Bandung

Sudah 6 Hari Berlangsung, Ini Kisah Sekeluarga Mudik Jalan Kaki dari Kebumen ke Bandung
Sekeluarga mudik jalan kaki. (Foto: detikcom)
Sabtu, 08 Mei 2021 03:45 WIB
SEMARANG - Satu keluarga dari Gombong, Kebumen Jawa Tengah, nekat mudik dengan berjalan kaki ke Soreang, Kabupaten Bandung. Setelah berjalan 6 hari keluarga yang membawa dua anak ini telah sampai di Ciamis, Jumat (7/5/2021).

Dilansir dari detik.com, Dani (39), dan istrinya, Masitoh Ainun Lubis (36), membawa kedua anaknya Manta 3 tahun dan Hanum 1,5 tahun. Mereka terlihat tengah berbicara seorang pria yang menawarkan tumpangan.

Dani mengaku berangkat dari Gombong pada Minggu sore. Berbekal tas ransel hitam dan uang Rp 120 ribu, dia nekat membawa istri dan anaknya untuk pulang ke kampungnya lantaran sudah tidak memiliki lagi pekerjaan. Sebelumnya dia bekerja di sebuah perusahaan konveksi dan kini sudah berhenti.

"Di sana sudah tidak ada lagi kerjaan, tidak punya apa-apa. Jadi memutuskan untuk pulang ke Soreang. Tidak akan ke sana lagi, mau menetap di Soreang," ujar Dani.

Dalam perjalanannya, Dani sekeluarga biasa beristirahat di SPBU atau masjid yang ada disepanjang jalan. Ia berjalan sehari bisa mencapai 25-30 kilometer. Berhenti pada malam hari untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan setelah subuh.

"Alhamdulillah selama perjalanan berjalan lancar, tidak ada hambatan. Banyak juga orang-orang baik yang memberi bekal dan makanan saat di jalan," ungkapnya.

Dani mengaku terpaksa berjalan kaki karena tidak memiliki ongkos untuk naik angkutan umum. Terlebih saat ini angkutan pun dihentikan karena larangan mudik.

"Upah dari pekerjaan konveksi cukup untuk makan dan bayar kontrakan saja. Saya berjalan kaki pulang ke Bandung cuma bawa uang Rp 120 ribu untuk membeli makan, minum. Tapi Alhamdulilah dalam perjalanan ada rezeki untuk anak-anak, banyak yang ngasih," ucapnya.

Dani pun mengaku tidak meminta bantuan ke pemerintah karena trauma. Ia memiliki pengalaman tahun sebelumnya saat berjalan kaki pulang kampung tapi dianggap modus. Kini pun ia akan menghindar saat ada petugas pengamanan mudik. "Saya takut dibilang modus, jadi natural saja berjalan kaki sampai ke Soreang," ungkapnya.

Apabila tidak ada kendala, Dani memperkirakan akan sampai ke Soreang Bandung pada hari kedua lebaran.

Untuk diektahui, lebaran kali ini pemerintah memang menerapkan larangan mudik. Sebanyak 21 kendaraan pun telah dipaksa putar balik di perbatasan Serang, Banten, sampai dengan hari kedua larangan mudik, Jumat (7/5/2021).

Puluhan kendaraan roda empat dan dua itu diputar balik karena terindikasi melakukan perjalanan mudik. Mereka terkena penyekatan mudik di Jayanti, Kabupaten Tangerang. "Sampai saat ini sebanyak 21 kendaraan baik roda empat dan dua diputarbalikkan,” kata Kapolsek Cisoka AKP Nur Rokhman, Jumat (7/5/2021).

"Terindikasi melakukan perjalanan mudik dan tidak bisa menunjukkan segala bentuk persyaratan yang berlaku," tuturnya.

Rokhman memprediksi peningkatan kendaraan pemudik akan terjadi pada Selasa (11/5/2021). Sebab, mayoritas pekerja, kata Rokhman, saat ini belum pada libur bekerja. "Kemarin hingga hari ini belum ada pemudik yang jumlahnya cukup signifikan dari Kabupaten Tangerang menuju ke wilayah Banten. Karena mayoritas pekerja belum libur. Diprediksi tingkat keramaian pemudik terjadi pada tanggal 11 Mei," ujarnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Umum, Peristiwa
wwwwww