Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
Olahraga
22 jam yang lalu
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
2
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
3
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
Olahraga
22 jam yang lalu
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
4
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
Olahraga
22 jam yang lalu
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
5
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
Olahraga
21 jam yang lalu
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
6
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
Umum
20 jam yang lalu
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Selalu Gratiskan Biaya Berobat Santri, Dr Andriani Wafat saat Gempa Guncang Mamuju

Selalu Gratiskan Biaya Berobat Santri, Dr Andriani Wafat saat Gempa Guncang Mamuju
dr Andriani (tengah) bersama suami dan anak-anaknya. (Foto: Facebook)
Sabtu, 16 Januari 2021 15:55 WIB
JAKARTA - Jumlah korban yang sudah tercatat ada 42 korban jiwa akibat gempa magnitudo 6,2 yang mengguncang Mamuju, pada Jumat dini hari, 15 Januari 2021.

Salah satu yang menjadi korban adalah dr Hj Adriani Kadir, M.Kes.

Bangunan 5 lantai yang sekaligus menjadi rumah dan klinik tempat praktiknya, ambruk diguncang gempa pada dini hari itu. Ketua IDI Sulbar ini pun meninggal dunia. Suaminya, H Solihin, berhasil selamat.

Dilansir dari Hidayatullah.com, dr. Adriani Kadir adalah salah seorang dokter yang sangat besar perhatian dan kepeduliannya terhadap sesama.

Di antara kebaikannya, almarhumah kerap menggratiskan para santri dan ustaz dari pesantren yang berobat ke kliniknya. Almarhumah tidak mau menerima uang dari para santri dan ustaz. Juga para warga kurang mampu.

Itu diungkap Anggota Dewan Mudzakarah Hidayatullah, Ustaz Akib Junaid. Menurutnya, kebaikan almarhumah itu sudah dilakukannya sejak lama.

"Pernah suatu ketika saya mengantar istri berobat ke klinik beliau. Pas saya ingin membayar di kasir, petugas kasirnya bilang, 'kata dokter tidak usah dibayar," urai ustaz dari Pesantren Hidayatullah tersebut.

"Mungkin karena alamat yang saya tulis di buku resepsionis adalah alamat pesantren. Sehingga beliau tidak memperkenankan jasa dan obat yang diberikan dibayar dengan rupiah," tambah sang ustaz.

Almarhumah kata sang ustaz, juga sangat detail memperhatikan data orang yang berkunjung ke kliniknya. Sehingga, tidak semua yang datang berobat di klinik almarhumah, harus membayar. Meski dengan pelayanan medis yang selalu baik kepada siapa saja.

"Saya percaya, banyak doa yang tercurah untuk beliau. Sebagaimana saya percaya bahwa kebaikan-kebaikan yang telah beliau perbuat, insya Allah akan Allah ganjar dengan balasan yang lebih baik. Aamiin!," ungkapnya.

Suami almarhumah, Solihin atau yang akrab disapa Om Lihi, selamat meski mengalami luka-luka. Ketua BPH STIEM Mamuju dan Bendahara PWM Sulbar itu, dikabarkan membaik pasca dirawat di sebuah rumah sakit.

Jenazah almarhumah dr Adriani Kadir, dikabarkan dibawa ke Sidrap kemarin untuk dimakamkan. Almarhumah meninggalkan tiga orang anak. Saat kejadian, ketiga anak almarhumah sedang menuntut ilmu di Jawa.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Umum, Peristiwa
wwwwww