Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
20 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
21 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
3
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
19 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
4
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
Olahraga
19 jam yang lalu
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
5
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
19 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
6
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/
Home  /  Berita  /  Politik

Soal Film 'My Flag' Gus Hasyim: Kita Warga NU Saja Jijik Melihatnya

Soal Film My Flag Gus Hasyim: Kita Warga NU Saja Jijik Melihatnya
Tangkap layar opening Film My Flag. (Foto: Youtube.com)
Selasa, 27 Oktober 2020 16:26 WIB
JAKARTA - Tjetjep Muhammad Yasin, akrab dipanggil Gus Hasyim, alumni PP Tebuireng, Jombang ini mengaku prihatin menyaksikan film pendek “MY FLAG – MERAH PUTIH VS RADIKALISME’ Short Movie tayang di Kanal Youtube NU Channel, Kamis (22/10/2020).

"Ini film sadis. Pertama, menjustifikasi bahwa perempuan bercadar, laki-laki celana cingkrang itu anti Merah Putih. Kedua, pertikaian perempuan sampai merampas cadar lalu mencampakannya, ini menunjukkan betapa jahat pembuat film tersebut," jelasnya, Senin (26/10/2020).

Menurut lelaki yang berprofesi sebagai pengacara ini, sutradara film tidak mengerti Islam, tidak paham tentang Islam, tidak mengerti hukum cadar, tidak mengerti celana cingkrang.

"Saya heran, di situ ada Gus Muwafiq. Apa tidak tahu bahwa kakek-kakek kita, para penjuang kemerdekaan Republik Indonesia ini, (dulu) banyak yang bangga dengan celana cingkrang," tandasnya.

"Begitu juga soal cadar. Hukum memakai cadar, Itu sudah jelas. Ada yang menghukumi wajib, silakan. Ada menanggap sunnah, mongo. Ada yang berpendapat, muka wanita itu tidak bukan aurat, silakan. Semua memiliki hujjah tersendiri," lanjutnya.

Ia juga mempertanyakan, sejak kapan kita menghukumi pemakai cadar itu anti-Merah Putih. Menurutnya, ini menandakan dangkalnya pemahaman pembuat film terhadap Islam.

"Atau ini skenario ‘jual beli’ untuk mengadu domba umat Islam. Warga NU sendiri jijik melihat film seperti itu. Terbukti respon negatif atas film ini, jauh lebih besar ketimbang yang mendukung," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Duta.co
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Politik
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/