Home  /  Berita  /  GoNews Group
Kompetisi Sepakbola Liga 1 2020

Robert Alberts Sejak Kecil Gantungkan Harapan pada Sepakbola

Robert Alberts Sejak Kecil Gantungkan Harapan pada Sepakbola
Selasa, 13 Oktober 2020 13:22 WIB
Penulis: Azhari Nasution
BANDUNG - Sepakbola sudah menjadi bagian hidup Robert Alberts. Pelatih Persib Bandung ini menceritakan bagaimana karirnya bisa sampai menjadi seorang pelatih ternama. Ia menjajaki beberapa negara Asia Tenggara dari mulai Malaysia, Singapura, hingga Indonesia. Beberapa gelar juara didapat salah satunya di musim fenomenal bersama Arema Indonesia 2010. 

Robert dikenal sebagai pelatih yang sistematis, menghargai proses sebagai waktu belajar mengambil hasil dari kerja keras yang telah dilakukan. Semasa kecil, sepakbola sudah ia panjatkan sebagai harapan menjadi tempat pengaduan nasib. Itu dimulai ketika ia masih belajar sepak bola di Akademi Ajax Amsterdam. Sempat mencicipi Liga Perancis, berpetualang ke Benua Amerika gabung Vancouver Whitecaps dan lama di Liga Swedia. 

Menjadi pelatih mulai ia pikirkan ketika bermain di Liga Amerika Utara atau North America Soccer League (NASL). Ia sering mengikuti coaching clinic dan berinteraksi dengan anak-anak kecil yang menyenangi sepakbola. Pengalaman itu yang ia bawa ke Liga Swedia, ia menjalani karir sebagai pemain sekaligus pelatih di klub Hittarps IK. 

"Ketika saya masih muda, di usia yang sangat muda, saya sudah bercita-cita menjadi pesepakbola. Belum terpikirkan untuk menjadi pelatih sepakbola, tapi ketika saya memasuki tahap bermain di NASL, bagian dari pekerjaan pemain adalah harus bisa menjalin hubungan dengan komunitas, pergi ke luar dan melakukan kegiatan seperti coaching clinic," buka Robert bercerita. 

"Dari sana saya banyak berinteraksi dengan anak kecil, berinteraksi dengan orang-orang dan merangsang mereka bermain sepakbola. Itu yang berkembang di sana dan dampaknya pesepak bola menjadi sedikit tapi pelatih bertambah dan itu otomatis berpengaruh dalam hidup saya. Hal itu sangat saya sukai dan membuat saya senang menjadi pelatih," paparnya. 

Siapa sangka Robert akhirnya terjun ke dunia pelatih pada usia kepala tiga. Ia mendalami berbagai hal tentang pelatih, menyenangi profesi pelatih bahkan sampai hingga detik ini. Bagaimana pelatih menyajikan materi di latihan untuk pemain-pemainnya dan memetik hasilnya kemudian terlepas sukses atau tidaknya klub meraih trofi. 

"Hingga kini masih saya sukai. Usia bukan ukuran soal untuk tidak melakukan hal yang disukai. Ketika melihat orang-orang berkembang, melihat pemain berkembang, dan ide saya sebagai pelatih, materi yang diterapkan di latihan bisa menunjukkan hasil yang bagus di lapangan. Dan statistik berbicara," beber pelatih asal Belanda ini.

Dari Swedia, ia menjajaki karirnya ke Asia Tenggara. Di sana, ia menjadi lebih dikenal dengan antusiasme suporter yang luar biasa. Capaiannya pula memberikan kesan yang baik untuk para klub yang ia tinggalkan seperti mempromosikan klub, menjadi pelatih yang mampu membawa klub juara tanpa mengalami kekalahan.

"Bukan saya mau bicara bagusnya karir saya, tapi dari statistik berbicara saya bisa mendapat beberapa gelar dan mempromosikan tim. Jumlah kemenangan jika dibandingkan dengan kekalahan terbilang lebih banyak. Saya juga adalah pelatih yang bisa menjuarai liga dengan tidak terkalahkan bersama tiga klub dalam tiga liga berbeda. Jadi itu sesuatu yang bisa dibanggakan, karena itu bukan suatu keberuntungan," sebutnya. ***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/