Home  /  Berita  /  GoNews Group

Soal Pelangaran Statuta FIFA, ADS: Exco Lama Tidak Paham Atau Pembiaran?

Soal Pelangaran Statuta FIFA, ADS: Exco Lama Tidak Paham Atau Pembiaran?
Tokoh Sepakbola Nasional, Andi Darussalam Tabusalla. (Foto:tribunnews,com)
Sabtu, 01 Agustus 2020 21:34 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Tokoh sepakbola nasional, Andi Darussalam Tabusalla sepakat dengan mantan Plt Ketua Umum PSSI, Hinda Panjaitan, mantan Komite Etik FIFA, Dali Tahir dan pengamat sepakbola, Tommy Welly yang menyebut terjadinya pelanggaran statuta FIFA/PSSI pada penunjukan Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi. Apalagi, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan yang akrab dipanggi Iwan Bule ingin mempertahankan posisi Ketua Asprov Kalimantan Timur itu hingga pelakasanaan Piala Dunia U 20 2021.

"Saya sepakat dengan Hinca Panjaitan, bang Dali Tahir dan juga Tommy Welly yang menyebut telah terjadi pelanggaran statuta soal jabatan Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi yang coba dipertahankan hingga usai Piala Dunia U 20 2021. Terus terang, sedih dengan kondisi PSSI saat ini. Apalagi, saya sudah beberapa kali memberikan masukan tetapi tidak pernah mendapat respon positif," kata Andi Darussalam Tabusalla yang dihubungi melalui telepon selular, Sabtu (1/8/2020).

Pelanggaran statuta FIFA, kata ADS, sapaan akrab Andi Darussalam Tabusalla, tidak perlu terjadi jika Exco PSSI lama memberikan masukan terhadap Iwan Bule. "Saya tidak menyalahkan Iwan Bule soal pelanggaran statuta FIFA itu. Tapi, saya merasa aneh saja. Di sana kan ada Exco lama seperti Iwan Budianto dan Haruna Soemitro. Jadi, saya jadi bertanya apakah mereka memahami statuta FIFA atau memang sengaja membiarkan terjadi pelanggaran tersebut," tegasnya.

Menurut ADS yang pernah menjabat sebagai Manajer Tim Nasional, statuta FIFA/PSSI itu sebagai panduan dalam menjalankan organisasi sepakbola yang harus diikuti. Hal itu sudah menjadi pedoman kepengurusan PSSI terdahulu.

"Mulai dari era Alm Kardono sebagai Ketua Umum PSSI, dilanjutkan Alm Azwar Anas hingga Agum Gumelar itu tidak pernah terjadi pelanggaran statuta FIFA/PSSI. Begitu juga di era Nurdin Khalid yang begitu kokoh mempertahankan posisinya meski berada dalam penjara. Itu semua karena mereka berpegang kepada statuta FIFA/PSSI," jelasnya.

"Sebenarnya saya itu sudah malas memberikan masukan. Takut dituduh macam-macam. Ada kepentingan lah. Yang pasti, saya itu memberikan masukan karena ingin sepakbola Indonesia bisa lebih baik ke depannya," ujarnya lagi.

Sebelumnya, Hinca Panjaitan mengatakan, pengangkatan Yunus Nusi sebagai Plt Sekjen PSSI itu sudah melanggar statuta FIFA apalagi mempertahankan posisinya hingga Piala Dunia U 20 2021 usai. Jangan terus melanggar statuta FIFA.

Menurut Hinca yang juga menjadi salah satu anggota Tim Perumus Statuta PSSI, Sekjen PSSI itu merupakan orang profesional yang ditunjuk Ketua Umum PSSI yang bukan berasal dari anggota Exco PSSI. Itu poin pentingnya ketika statuta PSSI disetujui FIFA.
Pengangkatan Plt Sekjen yang diambil dari Anggota EXCO itu menyalahi Statuta PSSI. Sebab, itu merupakan dua jabatan yang berbeda dan berbeda pula fungsinya.

"Sebaiknya, pilih salah satu. Jika memang Iwan Bule menginginkan Yunus Nusi maka pilihannya Yunus Nusi mundur dari Exco PSSI. Begitulah yang pas, tak kurang tak lebih. Jangan dirangkap. Agar bung Yunus juga fokus dan organisasi PSSI juga pas dijalankan sesuai jalurnya," tegasnya.

Jika merujuk statuta PSSI, ada yang berlawanan dengan pasal 61 ayat 4. Disebutkan di sana, Sekretaris Jenderal tidak diperbolehkan menjadi Delegasi Kongres PSSI atau Anggota dari Badan PSSI. Mengenai Badan PSSI, terdapat pada pasal 24 statuta. Ayat 1 (b) menyebutkan, Komite Eksekutif merupakan Badan Eksekutif PSSI. ***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77