Home  /  Berita  /  Politik

Karena Pancasila, Gus Jazil Sebut Masyarakat Flores Bisa Bersatu dengan Perbedaan

Karena Pancasila, Gus Jazil Sebut Masyarakat Flores Bisa Bersatu dengan Perbedaan
Kamis, 30 Juli 2020 20:43 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
FLORES - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menggelar sosialisasi 4 Pilar di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Politikus PKB itu mengaku takjub dengan budaya masayarakatnya yang sangat toleran.

Politikus yang biasa disapa Gus Jazil itu hadir didampingi anggota MPR Fraksi PKB Dipo Nusantara Pua Upa, Bupati Kabupaten Nagekeo Johanes Don Bosco, Anggota DPRD dari kabupaten yang ada di Pulau Flores, Kepala Dinas Pemerintahan Nagekeo, Pemuda Ansor, Pemuda Katolik, dan dari kalangan lainnya.

Pada kesempatan itu, Gus Jazil mengungkapkan, bahwa dirinya kali pertama berkunjung ke Nagekeo. "Saya bersyukur bisa ke sini. Ini hari kedua saya di NTT dan pertama kali di Nagekeo. Saya mengawali perjalanan di Kabupaten Ende dan berakhir di Labuan Bajo," tuturnya, (29/7).

Di hadapan peserta sosialisasi 4 Pilar, Jazil menyebut Pulau Flores sangat luar biasa. Karena ketika di Ende, di saat menjalani masa pengasingan, di sanalah Bung Karno merenung dan menemukan Pancasila.

Jazil juga mengakui, nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan masyarakat Pulau Flores. Dengan menerapkan nilai-nilai luhur bangsa membuat keberagaman dan perbedaan yang ada tidak menjadi faktor konflik.

"Perbedaan dan keberagaman justru menjadi penguat bagi masyarakat Flores. Saya melihat masyarakatnya mampu menjadikan perbedaan dan keragaman sebagai pengikat,” ujarnya.

Menurutnya, mensosialisasikan 4 Pilar merupakan amanat yang wajib dilakukan oleh anggota MPR berdasarkan UU MD3. "Ini tugas saya selaku Anggota dan Pimpinan MPR," ujar pria kelahiran Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Sebagai anggota NU, Jazil juga mengatakan, sebutan 4 Pilar di organisasi ini kerap dilafalkan dengan Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD NRI Tahun 1945, “disingkat PBNU,” ujarnya.

Untuk itulah, sosialisasi yang dilakukan untuk memperkuat PBNU. “Bangsa Indonesia lestari kalau PBNU kuat. Kalau PBNU lemah, maka kondisi bangsa ini sebaliknya,” tambahnya.

Disampaikan oleh Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu, masyarakat harus bangga menjadi bangsa Indonesia. Kebanggaan perlu disyukuri sebab banyak negara belajar toleransi kepada bangsa Indonesia. “Soal toleransi, kita menjadi rujukan bangsa lain,” paparnya.

Ia mencontohkan Afghanistan pernah belajar soal toleransi di Indonesia. Padahal menurut Jazilul Fawaid, Indonesia terdiri dari ribuan pulau, beragam agama, bahasa, dan budaya. "Kekayaan dan keberagaman menjadi perekat," ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Jazil juga menyampaikan fungsi dan tugas kedudukan MPR. Disampaikan kepada peserta sosialisasi, MPR di masa lalu dan masa saat ini berbeda. Di masa lalu, MPR merupakan lembaga tertinggi. Presiden pada masa itu adalah mandataris MPR. "Presiden saat itu dipilih oleh MPR," paparnya.

Adanya reformasi membuat MPR tak seperti dulu. MPR menjadi lembaga negara setara dengan Presiden, DPR, MK, DPD, MK, KY, BPK, dan MA. Meski demikian MPR mempunyai tugas mengubah UUD.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Dipo Nusantara menyebut 4 Pilar sudah final. Sama seperti yang dikatakan Jazilul Fawaid, masyarakat Nusa Tenggara Timur sudah melaksanakan nlai-nilai Pancasila. Hal demikian bisa dilihat dalam kehidupan keseharian. Saat pesta adat dan budaya, masyarakat yang beragam agama bisa melakukan bersama dengan membagi tugas masing-masing. "Hal demikian yang perlu dilestarikan," tegasnya.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77